Chereads / farm system to novel word / Chapter 267 - Bab 170

Chapter 267 - Bab 170

melihat semua orang memandangku dengan heran aku hanya bisa terdiam sesaat.

lalu perlahan tepuk tangan mulai terdengar dan semua orang mulai bertepuk tangan dengan meriah.

"Yoo terima kasih semuanya, mohon dukungan nya untuk pernikahan kami berdua nanti" kata ku dengan bahagia sambil memeluk pinggang kaie.

"jangan asal bicara, aku belum setuju" bisik kaie yg masih ada di pelukanku dengan wajah memerah.

"ya ya kami akan mendukung mu, tapi kenapa kamu sangat ingin menikahi kaie, kalian bahkan baru bertemu" kata Anju dengan nada main main

"kaie di takdir kan untuk mati saat itu, tapi aku menghalangi takdir itu dan bukan membatalkannya, jadi takdir itu akan terus mengikutinya sampai itu terwujud, kecuali dia menikah dengan ku dan takdir baru akan mulai terbentuk" kataku dengan nada serius

saat itu semua orang langsung terdiam.

"dari mana kamu bisa tahu kalau itu adalah takdir ku" kata kaie sambil menatap ku

"kenapa aku tidak bisa tahu, setiap orang memiliki kemampuan unik nya masing masing, bahkan ada yg bisa mendengar suara yg tidak bisa di dengar orang lain, apa kamu tahu apa kemampuanmu unik mu"

"lalu apa kemampuan unik ku" tanya kaie dengan penasaran.

"saat kamu putus asa, tuhan akan mengirimkan malaikat yg tampan untuk menjadi suami mu dan menjaga mu agar selalu bahagia"

"apa malaikat itu selalu mesum seperti mu"

"tentu saja dia hanya mesum dengan mu, tapi jika ada yg datang di malam hari dan tidur dengannya dia tidak akan menolak, karena malaikat bukan orang yg munafik"

"kamu memang bukan orang yg munafik tapi bajingan yg tak tahu malu, menjauh dari ku" teriak kaie dengan kesal sambil mendorong ku menjauh dari nya yg membuat semua orang kembali tertawa

"ayo kita mulai pesta hari ini" kata salah satu anggota

setelah itu pesta meriah pun dimulai hingga larut malam

____________________________________

beberapa hari berikutnya

"oiii Nero apa kamu yakin mengikuti kami dengan cara ini, itu terlihat sangat aneh" kata salah satu anggota pria yg sedang menatapku berdiri di atas jaggernaut milik kaie.

tapi aku hanya memberinya jempol sebagai jawaban.

"sudah lah, terserah mu saja" desah pria itu dengan wajah tak berdaya.

setelah itu kami semua pun maju ke Medan perang dan mulai bertarung dengan para Legion.

_________________________________

di tengah malam seusai pertempuran header dari squad spearhead mulai menghubungi Shin untuk menanyakan kinerja pertempuran.

"benarkah, apa pria itu masih manusia" teriak mayor milize yg mendengar penjelasan Shin.

"ya, dia bilang dia manusia" jawab Shin dengan santai

"manusia apa yg bisa memukul peluru hanya dengan pedang dan membunuh Lowe hanya dengan pistol biasa, apa kalian bisa percaya bahwa itu bisa di lakukan manusia" masih dengan teriakan kaget mayor milize

"ya kami semua melihatnya" jawab Shin dengan santai

"lalu di mana dia sekarang, aku benar benar ingin berbicara pada nya" kata mayor milize dengan tergesa gesa.

"dia sedang keluar menikmati angin malam bersama kaie, sebaiknya kamu tidak mengganggu nya saat ini, mereka perlu waktu untuk berdua saja" jawab Shin dengan santai

"eehhh apa mereka berkencan" tanya mayor milize dengan ragu ragu

"semuanya mengatakan seperti itu" masih menjawab dengan santai

"baiklah aku akan bertanya besok saja" lalu mereka mulai membahas masalah lainnya.

_________________________________________

di dekat markas, aku dan kaie sedang berjalan berdampingan di malam yg gelap.

"Nero, anu terima kasih untuk hari ini, banyak hal aneh terjadi saat pertempuran tadi yg membuat ku hampir mati, tapi berkat mu aku bisa selamat" kata kaie dengan malu malu lalu perlahan menggandeng tangan ku.

"apa kamu sudah memutuskan untuk menerima lamaran ku" saat itu aku berhenti berjalan dan mulai menatap kaie dengan lembut

"aku aku aku menerimanya, tapi tapi bagaimana kita bisa menikah" kata kaie yg berusaha menahan kepanikannya.

"tenang saja, selama kamu menerima ku itu sudah cukup" saat itu saya mulai mengangkat tangannya dan memasukan cincin yg indah ke jarinya.

"ini sangat indah, apa ini cincin pernikahan kita, lalu bagaimana dengan punya mu, aku tidak memilikinya" saat itu kaie menatapku dengan ragu ragu dan sedikit rasa sedih, tapi aku dengan lembut memeluknya dan berbisik di telinganya.

"bukan kah kamu memiliki cincin yang lain dan jari ku agak besar mungkin agak sakit saat di masukan ke lubang cincin mu nanti" bisik ku dengan sedikit nada menggoda.

"ne Nero, jangan bilang maksud mu yg itu, itu itu kita perlu mencari tempat yg baik, tidak mungkin melakukannya di markas, yg lain pasti akan tahu" jawab kaie dengan panik

"kalo begitu ikuti aku, aku punya tempat yg bagus dan sepi

_________________________________

dan hari demi hari berlalu begitu cepat dan pertempuran demi pertempuran juga berlaku begitu cepat.

kecuali kami berdua yg tersisa dari squad spearhead hanya 5 orang saja.

yaitu Shin, Anju, kurena, raiden, theoto dan kali ini kami mendapatkan misi untuk mengintai ke markas musuh.

tentu saja ini adalah misi bunuh diri, tapi Shin dengan cepat setuju karena dia ingin membunuh kakaknya yg sudah menjadi bagian dari Legion.

dan dengan bantuan dari mayor milize kami berhasil mengalahkan kakak Shin yg merupakan komandan musuh dan membuat pasukan musuh mundur.

dan kami pun terus maju ke arah wilayah musuh dan tidak pernah kembali lagi ke markas.

__________________________

di depan sungai yg indah kami semua berkumpul dan membahas rencana kedepan.

"semuanya, aku rasa kami berdua akan berpisah di sini, karena kami memiliki tujuan yg berbeda dari kalian" kataku yg mengagetkan semua orang.

"apa maksudmu Nero, kita sudah lama bersama, tidak bisakah kita melakukannya bersama juga untuk mencapai tujuan bersama" kata Anju dengan cemas

"maaf Anju, kami berdua sepakat untuk menikmati hidup yg damai tanpa peduli dengan perang ini lagi" saat itu aku mendekati Anju dan mulai memeluknya

"maaf Anju, aku tidak bisa menyelamatkannya saat itu, aku harap kamu bisa memaafkan ku, sebenarnya jika aku sedikit lebih cepat aku bisa menolong nya, tapi seperti kata ku dulu, takdirnya akan terus membuntutinya dan aku tidak bisa selalu menolongnya"

saat itu Anju mulai memelukku dan hanya terdiam.

"sebenarnya dia sudah ditakdirkan untuk mati sejak lama, tapi karena aku takut kamu akan bersedih, aku selalu berusaha menyelamatkannya dan berharap takdir itu bisa berhenti membuntutinya"

"tapi semua itu tidak mudah, bermain dengan takdir maka kamu harus siap di permainkan oleh takdir juga, aku tidak menyangka akan ada peluru nyasar yg tepat mengenainya dan langsung menembus ke dalam tubuh nya" kataku sambil mengelus kepala Anju

"tidak Nero, aku tahu semua itu, aku selalu melihatmu berusaha menyelamatkannya, aku juga tidak tahu mengapa, tapi saat itu aku juga sadar akan takdir yg kamu katakan, aku tidak pernah menyalahkan mu, dalam hatiku aku selalu berterima kasih pada mu karena sudah memberinya lebih banyak waktu" kata Anju yg air matanya sudah membasahi bajuku dan mulai memelukku lebih erat

"baiklah, kalo begitu ijinkan kami berdua pamit dulu, kalian juga akan menemukan hal yg menarik di jalan kalian nanti dan tentu saja kita pasti akan bertemu suatu saat nanti" kataku sambil membelai rambut Anju dan saat itu dia mulai menatap ku dengan mata yg rumit.

"maaf Nero" kata Anju dengan lemah lalu dengan cepat dia mencium bibirku dan menggunakan kedua tangannya untuk menahan kepalaku agar tidak kabur.

"anjuuuu" kata kaie dengan kesal.

"jangan pelit, aku hanya menciumnya, sejak dulu aku ingin melakukannya, apa kamu tidak puas setiap malam bersamanya, menurutmu kami semua tidak tahu apa yg kalian lakukan, kamu sangat beruntung memilikinya yg selalu di sisimu, jadi tidak bisakah kamu meminjamkannya untuk ku hanya sesaat saja" jawab Anju dengan kesal.

"Nero bukan barang yg bisa di pinjamkan" kata kaie dengan kesal, lalu berjalan mendekati kami dan memisahkan pelukan kami berdua.

"huh wanita pelit" gumam anju

"kemana kamu akan pergi" tanya shin sambil menatapku dengan wajah tenang seoertia biasanya

"entah lah, kami hanya menikmati setiap langkahnya berdua saja, kami tidak akan membawa jaggernaut ini, kalian bisa mengelolanya, lebih mudah bagi ku dan kaie tanpa benda ini, jadi semuanya kami pamit dulu dan jaga diri kalian, jika suatu saat kamu bertemu wanita yg kecil yg cerewet pukul saja pantat nya" saat itu aku mulai menjauh sambil memeluk kaie.

di bawah teriakan semua orang aku hanya melambaikan tangan ku dengan santai