Chereads / farm system to novel word / Chapter 228 - Bab 131

Chapter 228 - Bab 131

di dunia inti saat ini saya membangun tubuh baru lagi, karena dengan kondisi saat ini sudah tidak memungkinkan untuk masuk ke dunia lain dengan level rendah.

jadi saat ini saya harus membuat tubuh yg sesuai untuk segala medan, he he he he.

terlihat di depanku tubuh pria yg tampan, rambut biru yg mengkilat dengan gaya rambut cloud ff7.

dengan regenerasi super, pengelihatan dinamis, tubuh dengan fondasi yg kuat dan memiliki kecepatan Quicksilver.

energi universal yg berpusat pada dantian untuk memungkinkan penggunaan skill magis.

skill utama bertipe ruang yg hampir mirip dengan vergil DMC 5 serta sihir suci untuk penyembuhan dan pemurnian.

ditambah kemampuan Nero DMC 4 yg mampu mengeluarkan tangan iblis berwarna biru transparan yg mampu menggenggam musuh dari jarak jauh.

setelah itu senjata utama adalah pedang katana Yamato milik vergil yg juga memiliki kemampuan menyerap energi jahat atau negatif.

lalu senjata tambahan pistol blue rose milik Nero DMC 4 dengan peluru tak terbatas yg sudah di perkuat.

kostum mengusung versi Dante DMC 5 dengan warna mantel yg di ubah menjadi biru.

sistem inventory yg selalu wajib untuk di pasangkan.

dan jadilah karakter yg hampir tak terkalahkan untuk bermain main di dunia lain.

untuk uji coba mari kita ke dunia chain chronicle.

"ehem kemana kamu akan pergi, Marie ingin ikut bermain juga" kata Marie dengan wajah memohon

"bukankah kamu sedang sibuk mengurus dunia mu" jawab ku dengan santai

"sudah beres sungguh, sekarang saat nya bermain" kata Marie dengan sungguh sungguh

"marieeee, kemana kamu pergi, cepat kembali jangan bersembunyi atau aku beritahu saudari Bing er kalo kamu kabur lagi" teriak henrietta

"he he he suamiku Marie bisa jelaskan, itu tadi hanya salah paham sungguh"

"suamiku sabar sabar jangan di sini mmmm"

"suamiku hah hah hah kita pindah tempat ok hah hah hah "

_______________________________

di jalan yg sepi, saya memandang rumput yg hijau kini tiba tiba berubah menjadi kering.

sudah hampir satu tahun lebih saya di dunia ini dan belum menemukan wanita yg mau menemani.

he he he kebanyakan waktu saya gunakan untuk merayu wanita dan hasilnya selalu gagal bahkan ada yg menampar sebelum mendapatkan namanya.

sepertinya mendapatkan wanita memang harus menunjukan kekuatan dari pada hanya sekedar rayuan.

selama ini saya selalu menggunakan pakaian biasa dan wajah polos untuk merayu wanita tanpa menunjukan kemampuan apapun.

hanya saat berkelana di alam liar saya menggunakan setelan lengkap.

tapi dimana jaman yg begitu kacau menemukan wanita di alam liar.

setelah beberapa saat berjalan sambil bersenandung ria, saya melihat asap tebal di depan ku yg naik hingga tinggi ke atas langit.

setelah di perhatikan, sebuah desa kecil sedang terbakar oleh api.

lalu dengan cepat saya menuju desa tersebut dengan teleportasi.

__________________________________

saat ini di desa yg penuh dengan mahluk Undead, beberapa orang sedang bertarung dengan sengit melawan mahluk tersebut.

tiba tiba seorang pria tampan muncul di antara mereka dan tanpa basa basi mulai mengeluarkan pedang nya dan ikut bertarung.

saat ini di medan pertarungan terlihat kilat kuning yg bergerak cepat ke setiap monster tersebut.

dan setiap monster akan musnah setiap di lewati kilat tersebut.

setalah beberapa saat semua monster itu langsung musnah dan pria tampan itu juga kembali terlihat sambil memasukan pedangnya dengan santai di bawah tatapan semua orang.

________________________________

setelah membantai semua Undead tersebut saya siap untuk pergi tapi tiba tiba pria dengan rambut putih di depanku jatuh pingsan.

lalu semua orang mulai berkumpul untuk membantunya.

tentu saja saya tidak peduli, dengan santai saya berjalan menjauh dari mereka.

"tunggu sebentar" teriak Yuri yg merupakan kapten dari kelompok ini

"ada apa" jawab ku dengan santai

"boleh kah aku tahu siapa nama mu, sepertinya kita pernah bertemu di suatu tempat" kata yuri dengan serius

"panggil saja Nero, kita memang pernah bertemu beberapa kali, salah satu wanita di sana bahkan sempat menampar ku, entah apa dia ingat atau tidak" jawab ku sambil menunjuk wanita dengan pakaian putih yg sedang memeriksa pria yg pingsan itu

"eee benar kah, kalo begitu saya minta maaf atas nama kapten mereka" kata yuri dengan agak canggung

"lupakan saja itu sudah lama sekali, kalo saya tidak melihatnya saya juga tidak akan ingat" kata ku dengan santai

"kalo begitu perkenalkan nama ku Yuri kapten dari kelompok militan, kemana kamu akan pergi selanjutnya"

"entahlah, mungkin ke perwakilan ibu kota"

"kalo begitu lebih baik kamu ikut dengan kami, kami juga akan menuju ke sana, sekarang sudah gelap lebih baik kita beristirahat dulu" kata yuri dengan santai

"baik lah, sepertinya akan seru jika berkelompok"

saat itu saya langsung berkeliling desa sambil membantu warga desa yg rumahnya berantakan.

setelah itu saya meminjam kamar mandi mereka untuk mandi.

_________________________

di malam hari saya melihat semua anggota militan berkumpul membentuk lingkaran di sekitar api unggun termasuk pria yg pingsan tadi.

tentu saja saya ikut langsung ikut bergabung dengan mereka.

"Nero kamu di sini, perkenalkan ini marina yg pernah menampar mu" kata yuri dengan senyum menggoda

"jangan membuka luka lama, itu benar benar menyakiti hati ku, aku bahkan tidak bisa tidur seharian gara gara itu" jawab ku dengan santai

"maaf karena telah menampar mu" kata Marina dengan wajah menyesal

"lupa kan saja" kata ku dengan acuh tak acuh sambil melambaikan tangan ku

"ini phoena, ini juiana, ...." lanjut Yuri sambil mulai memperkenalkan yg lainnya

"ok jadi namamu phoena" kataku dengan santai

"apa kamu mengenalku" tanya phoena dengan wajah penasaran

"dulu kamu tidur dengan nyenyak di sebuah bangunan yg runtuh dan di kelilingi oleh monster sambil memegang sebuah buku"

"lalu aku langsung membawa mu ke hutan terdekat yg jauh dari monster, saat itu aku berpikir untuk menjadikanmu istri ku, tapi setelah di pikir pikir wanita yg tidur di tempat yg banyak monster kemungkinan orang gila, jadi saya mengurungkan niat ku"

"untungnya sebelum kamu sadar, aku mendengar suara seseorang yg datang, jadi saya dengan cepat pergi dari sana dan meninggalkan mu" kataku dengan santai

tiba tiba suasana menjadi agak canggung dan wajah phoena mulai memerah.

"aku bukan orang gila" kata phoena dengan kesal

"ya ya bagus lah kalo begitu, jadi lain kali jangan tidur di sembarang tempat agar tidak di anggap orang gila" kata ku dengan santai

"aku aku tidak tidur sembarangan, aku hanya pingsan saat itu" kata phoena dengan nada yg lebih kesal

"mm kalo begitu jangan pingsan sembarangan" balas ku dengan santai

"kamu aaaggggrrr"

"ok ok, untunglah saat itu kami yg menemukan phoena, jadi phoena bisa aman saat itu" kata yuri menengahi pertengkaran kami

"mm aku tahu kalo ada manusia mendekat saat itu, aku sudah berusaha membangunkannya tapi tidak bangun bangun, aku bahkan menciumnya bibirnya beberapa kali, tapi tetap saja tanpa hasil" kata ku dengan santai

"eeehhhh kamu kamu mencium ku tanpa ijin" kata phoena dengan panik dan wajahnya mulai memerah.

"aku sudah minta ijin, tapi kamu diam saja, jadi anggap saja jawabannya ya, OOO aku juga melihat simbul aneh di dada mu, apa itu tato khusus" kata ku dengan santai sambil menatap phoena dengan senyum lembut

"kamu kamu pria mesum, dasar kurang ajar" teriak phoena dengan marah

"kenapa begitu marah, aku hanya penasaran saat itu dengan ukuran mu" jawabku dengan santai

"yuriii tolong pukul dia untuk ku, dia pria jahat, pria mesum" saat itu phoena berteriak dengan sedih sambil menggoyang goyangkan tubuh Yuri

"tenang phoena, Nero kamu tidak boleh seperti itu pada wanita, itu bukan kelakuan seorang pria terhormat" kata yuri dengan tegas

"ok ok aku hanya menggodanya, lagi pula aku memang bukan pria terhormat, hal hal seperti itu terlalu merepotkan"

"dasar mesum, pantas saja kamu di tampar oleh Marina" ejek phoena dengan kesal

"saat itu aku hanya terpesona oleh nya, apa kamu tahu cinta pandangan pertama, apa salahnya mengejar wanita yg aku cintai, lagi pula aku tidak pernah melakukan hal hal yg tidak senonoh padanya, tanyakan saja pada nya, aku selalu sopan padanya, tapi hasil nya masih tamparan" jawab ku dengan acuh tak acuh

"kamu memang pantas di tampar" kata phoena dengan kesal

"ok ok kalian berdua berhenti bertengkar"

"dia yg mulai duluan" kataku dan phoena secara bersamaan

"kamu" kata kami berdua secara bersamaan

"jangan mengikuti kata kata ku" dan masih kami berdua berteriak secara bersamaan

"aaaggggrr" geram phoena dengan kesal lalu dia kembali diam dan menutup matanya

melihat ini semuanya hanya menggelengkan kepalanya