Chereads / farm system to novel word / Chapter 209 - Bab 112

Chapter 209 - Bab 112

beberapa tahun sebelum nya, di dalam sebuah kamar yg indah terlihat seorang wanita cantik sedang meronta ronta dengan sekuat tenaga mendorong tubuh seorang pria yg ada di atas tubuhnya.

setelah lebih dari satu jam, wanita tersebut mulai pasrah dan hanya bisa mendesah lembut.

dan satu jam kemudian mereka mulai mengubah posisi mereka dan sekarang wanita tersebut berusaha sekuat tenaga memompa pria tersebut.

dan satu jam kemudian semuanya menjadi tenang kembali.

"apa kamu masih sedih Adelhied" tanya ku sambil mengelus kepala Adelhied yg berbaring di tubuhku

"tidak tidak sedih lagi, jangan teruskan aku benar benar lelah" jawab Adelhied dengan lemah

"he he he sudah kubilang ini sangat efektif menghilangkan kesedihan mu"

"kamu masih berkata seperti itu, kamu datang tiba tiba dan menawarkan pertolongan untuk menghilangkan kesedihanku atas kematian ayahku, tapi tujuan sebenarnya adalah memperkosa ku, kamu bajingan rendah dasar penipu"

"OOO jadi seperti itu" jawab ku dengan nada main main

"tidak tidak jangan lagi aku mohon aaahhh, kamu jangan lagi hah hah hah pelan kan hah hah"

"Nero aku mohon hah hah hah terlalu cepat hah hah hah"

"Nero hah hah hah kamu hah hah kejam aaahhhhhhhh" dan akhirnya wanita itu benar benar pingsan lalu saya menanamkan perisai kebebasan dan pergi dengan cepat.

_________________________________________

kembali ke masa sekarang

di rumah Alfred kami semua berkumpul di meja makan sambil menyantap makanan.

"Nero dari mana asal mu" tanya Alfred

"tempat yg sangat jauh, aku tidak ingat tepatnya karena saya sudah berkelana sejak saya masih kecil, jangan tanya kenapa saya berkelana sejak kecil karena saya sudah lupa" jawab ku dengan santai

"maaf Nero aku tidak bermaksud" kata Alfred dengan sedih

"tidak apa apa, aku memang lupa, jika aku ingat aku pasti memberi tahu mu"

"jadi di mana kamu berlatih pedang dan gerakan kaki itu sungguh luar biasa" tanya tuan Maurice

"otodidak, selama kamu terus melewati berbagi pertempuran dan kamu menemukan tujuan untuk mengangkat pedang mu semua pasti bisa melakukannya"

"jadi apa tujuanmu mengangkat pedang mu Nero" tanya marius dengan wajah penasaran

"aku hanya ingin melindungi diri ku sendiri dan orang yg aku cintai, entah itu baik atau buruk, rakyat jelata atau raja, iblis atau dewa, selama mereka menghalangi tujuanku pedang ku akan siap menebas mereka"

hening~~ hanya suara mengunyah makanan yg terdengar

"jadi apa tujuan mu Nero" tanya marius dengan serius

"hidup bebas, berkelana di dunia yg indah ini, jika nonoria mau aku akan menikahinya dan memiliki banyak anak dengan nya, ha ha ha" kataku dengan bangga

"eeehhh itu itu, jangan bicara sembarangan, kita baru saja bertemu" kata nonoria dengan panik dan wajah yg mulai memerah

"ya ya kita baru saja bertemu, masih banyak waktu untuk terus menggoda mu, selain itu ini hadiah ku karena terus menggoda mu" saat itu saya mengeluarkan busur dengan anak panah tak terbatas dari inventory

"sihir penyimpanan" teriak tuan Maurice

saat itu saya langsung menyerahkan busur tersebut pada nonoria.

"ini ini sangat indah, ini terlalu mahal untuk ku" kata nonoria dengan ragu ragu

"ambil, jika tidak aku akan menggoda mu hingga kamu menangis" kataku dengan serius lalu menarik tangannya dan meletakkan busur itu di tangan nonoria

"tapi tapi"

"ini untuk melindungi mu, besok aku akan melatih mu memanah, aku tidak berharap kamu bisa bertarung, tapi setidaknya kamu bisa melindungi dirimu sendiri, bayang kan jika tidak ada yg menolong mu di goa saat itu" saat itu saya menatap nonoria dengan tegas

"Alfred dan yg lainya tidak bisa selalu ada untuk mu dan aku pun mungkin suatu saat akan pergi, tapi jika kamu bisa menggunakan busur setidaknya kamu bisa berpetualang bersama mereka"

"apa yg dikatakan Nero benar, tidak ada salahnya berlatih untuk melindungi diri sendiri" kata tuan Maurice

"ya aku juga setuju dengan Nero, jadi kita tidak perlu khawatir dengan mu saat meninggalkan rumah" kata Alfred sambil mengangguk setuju

"semuanya, Nero terima kasih, aku juga akan berlatih keras demi semuanya" kata nonoria dengan wajah terharu

"busur itu bukan busur biasa, kamu harus meneteskan darah mu di atasnya untuk menjadi tuannya"

"apa busur ini senjata ajaib" kata tuan Maurice dengan kaget

"ya, ini sejenis senjata ajib yg memiliki anak panah tak terbatas" jawabku dengan santai

"ini ini terlalu mahal" kata nonoria dengan tangan yg gemetar memegang busur

"tetes kan saja darah mu, atau aku akan mencium mu lagi di depan semua orang, setiap pagi, siang dan sore aku akan mencium mu" kataku sambil menatap nonoria dengan mata berbinar

"tidak jangan, nonoria akan teteskan, jangan cium aku di depan semua orang"

"ok aku akan mencium mu saat tidak ada orang"

"ok" jawab nonoria sambil mengangguk dengan serius yg membuat semua orang memandangnya dengan aneh

melihat pandangan semua orang wajah nonoria mulai memerah dengan cepat.

"buka begitu, ini semua salah nya, neroooo kamu menipu ku" teriak nonoria dengan panik yg membuat semua orang tertawa.

setelah beberapa saat nonoria mulai meneteskan darahnya dan busur itu mulai bersinar terang lalu masuk ke punggung tangan kirinya.

"hilang hilang, Nero busurnya hilang" kata nonoria dengan panik

"tenang dia ada di punggung tangan kiri mu, cukup niatkan untuk keluar dan busur akan keluar"

saat itu dia langsung mencoba mengeluarkan dan memasukannya.

"wow ini hebat, terima kasih Nero"

"mm itu hadiah pertunangan ku, karena kamu sudah mengambilnya sekarang kamu adalah tunangan ku" kata ku dengan senyum lebar

"ini ini Nero kamu menjebak ku, kamu penipu, tuan Alfred tolong nonoria, dia menjebak ku, semuanya apa yg harus nonoria lakukan"

tapi semuanya pura pura tidak mendengarkan

"tidak perlu seperti itu, aku hanya menggoda mu, apa aku begitu jelek sampai kamu takut pada ku"

"ini salah mu, kamu selalu membuat ku malu di depan semua orang"

"ok ok aku minta maaf"

"huh"

"Nero berapa lama kamu akan tinggal di wilayah ku"

"entah lah, jika bisa saya ingin menyewa sepetak kecil tanah di dekat rumahmu, aku ingin membangun pondok kecil sembari membuka klinik, masalah uang tenang saja" saat itu saya mengeluarkan sekantong koin emas dan menaruhnya di atas meja

"wow Nero kamu sangat kaya" seru nonoria

"sangat mudah mengumpul kan uang, ini semua pemberian orang orang"

"apa itu karena kamu mengobati mereka"

"tentu saja tidak, aku hanya pergi ke bar untuk minum lalu mengobrol dengan beberapa wanita cantik, setalah itu pria pria kekar akan menghampiriku dan aku tinggal memukuli mereka lalu mereka akan memberikan uang pada ku sebagai permintaan maaf, sangat mudah mendapatkan uang" kataku dengan santai

tiba tiba semua orang menatapku dengan wajah heran.

"ehem nonoria tolong antar kan Nero ke kamar yg masih kosong" kata Alfred

"baik tuan Alfred" saat itu nonoria langsung bangkit dan berjalan ke arahku

"ayo ikuti aku, pria penipu" kata nonoria dengan kesal

"tentu saja malaikat ku yg cantik" jawabku dengan senyum manis yg membuat tubuh nonoria berhenti sesaat dan mulai berjalan dengan langkah kesal, lalu saya mengikutinya dari belakang

_______________________

di depan pintu kamar ku

"ini kamar mu, bersihkan sendiri" kata nonoria dengan kesal

"ok terima kasih malaikatku" saat itu saya langsung memeluk nonoria

"apa yg kamu lakukan, orang lain akan melihat"

"aku hanya ingin ciuman selamat malam" saat itu saya mulai mengangkat dagu nonoria secara perlahan

"jangan main main masih ada mmmm" saat itu saya langsung mencium nya dan perlahan mendorongnya agar bersandar di pintu kamarku.

perlahan saya mulai memainkan lidah ku dan mengajarinya secara perlahan.

setalah beberapa menit dia mulai mengikuti dan tangannya mulai memeluk leherku dan kami akhirnya menikmati ciuman bersama.

setalah beberapa saat akhirnya kami melepaskan ciuman kami secara perlahan.

"ayo lepaskan, orang orang akan curiga jika aku terlalu lama" kata nonoria dengan lemah

"baiklah selamat malam" saat itu saya langsung mencium kening nonoria lalu mulai melepaskan pelukanku.

seketika nonoria mulai berjalan dengan cepat sambil menutup wajahnya dan sesekali menoleh ku dengan wajah malu.

dan akhirnya aku masuk ke kamar ku dan mulai tertidur dengan lelap.