Chereads / farm system to novel word / Chapter 205 - Bab 108

Chapter 205 - Bab 108

masih di dalam vf 171 yg mengambang di ketinggian negara Jepang.

"jangan di tahan tanyakan saja apa yang mulia ingin tahu" kata ku dengan santai sambil bersandar di kursi pengemudi dan menatap bintang yg indah

"siapa kamu sebenarnya dan dari pasukan mana" kata wanita di belakangku

"saya mantan militer, saat bertarung dengan Beta terjadi kecelakaan dan saya kehilangan ingatan saya jadi saya di nonaktifkan dari militer"

"lalu dari mana kamu mendapatkan pesawat, bukankah kamu warga sipil"

"saya membuat ya sendiri"

"jangan berbohong, bagaimana kamu bisa kamu membuat pesawat dengan teknologi yg begitu maju sendiri"

"he he he, sebenarnya saya menemukannya, ini bukan pesawat biasa yang mulia, pesawat ini bisa melaju langsung ke luar angkasa ada juga sistem lompat ruang untuk berpindah dari satu planet ke planet lain dengan cepat"

"apa kamu bercanda" teriak wanita itu dengan kaget

"aku serius, tapi itu memerlukan kordinat yg tepat, jika tidak kamu akan terperangkap di alam semesta yg tidak di ketahui dan tidak bisa kembali"

"jadi selama ini kamu hanya di dalam pesawat ini dan berkeliaran di langit"

"tidak juga, saya lebih sering bertarung dengan Beta di garis depan"

"darimana kamu mendapatkan pasokan amunisi dan makanan"

"semua senjata di pesawat ini adalah senjata energi dan energi pesawat ini tidak terbatas jadi kamu bisa bermain dengan Beta sepuasnya"

"kenapa kamu tidak melaporkannya kepada negara"

"he he he kenapa saya harus melaporkannya, lihat apa yg terjadi pada mu saat ini, bayangkan jika benda ini jatuh ke tangan mu dan di ketahui oleh negara lain"

"jangan berpikir untuk membongkarnya, itu hampir mustahil, jika kamu ingin teknologi nya kamu bisa bertanya pada ku"

"apa kamu tahu cara pembuatannya"

"saat saya mendapatkan benda ini saya juga mendapatkan pengetahuan teknologi nya, entah itu dapat di buat atau tidak saya tidak tahu"

"jadi kapan kamu akan menyerahkan ku, apa tujuanmu hanya untuk menghentikan pertarungan"

"aku akan menyerahkan mu saat tentara pemberontak menyerahkan diri dan aku akan menukar mu untuk seseorang yg saya cintai di tentara pemberontak itu"

"apa ini hanya karena orang yg kamu cintai"

"tentu saja, saya tidak peduli dengan yg lain, saya bahkan akan menghancurkan negara ini jika orang yg saya cintai sampai meninggal dalam masalah ini, untuknya saya tiba tepat waktu"

"kalau begitu bisakah kamu menghubungkan ku dengan komandan tentara pemberontak itu, aku ingin membujuknya untuk menyerah"

"tentu saja"

saat itu saya langsung menghubungi komandan tentara pemberontak untuk melakukan pertemuan rahasia.

____________________________

saat ini saya mengadakan pertemuan rahasia dengan komandan pasukan pemberontak.

terlihat komandan itu bersujud di atas tangan tsf dan mulai berbicara dengan wanita yg merupakan pemimpin negara Jepang.

saya tidak terlalu peduli dengan isi pembicaraan tersebut, tapi intinya semua ini ulah pasukan Amerika yg sedang ikut campur.

setelah pembicaraan tersebut wanita tersebut kembali ke kursi co pilot di belakang ku dan kami langsung meninggalkan lokasi pertemuan.

"apa ada hasil"

"mereka akan menyerah tapi pasukan Amerika harus mundur dari negara kita"

"apa kamu setuju"

"tentu saja, aku tidak ingin ada pertumpahan darah yg tidak perlu"

"bagus lah, jadi kapan aku harus menyerahkan mu, jangan terlalu lama duduk di kursi itu, itu khusus untuk istriku, apa kamu ingin menjadi istriku juga"

"kamu tidak pernah menganggap ku sebagai pemimpin suatu negara" kata wanita itu dengan nada keluhan

"aku menganggap mu sebagai seorang wanita yg cantik dengan dada yg indah" jawab ku dengan nada acuh tak acuh

"hubungi aku dengan pemimpin pasukan pelindung kekaisaran dan PBB"

"ok, jadi kamu harus pindah ke depan, ayo sini duduk di pangkuanku" kataku sambil menepuk paha ku

"jangan main main"

"aku tidak main main, Oya ingat saat menyerahkan mu aku ingin mereka menyerahkan komaki dari pasukan pemberontak"

"kalo begitu cepat hubungi mereka"

"ok ok cepat pindah ke sini"

saat itu wanita itu duduk di pangkuanku dan saya mulai menghubungkan komunikasi dengan pemimpin PBB di Jepang dan pemimpin pasukan penjaga kekaisaran.

setelah diskusi yg begitu panjang akhirnya di putuskan agar penyerahan pasukan pemberontak akan di lakukan saat ini dan penyerahan pemimpin Jepang akan di adakan besok setelah pasukan Amerika benar benar meninggalkan negara Jepang.

setelah selesai wanita itu mulai menatapku.

"ada apa"

"kenapa harus memaki topeng"

"OOO itu agar lebih misterius, wanita biasanya suka pria yg misterius" saat itu saya menjentikkan jari ku dan sepucuk mawar merah muncul di tanganku.

"apa kamu kira aku anak kecil yg senang di hibur dengan trik sulap murahan"

"siapa tahu, namanya saja usaha, apa yg salah" saat itu saya memberikan mawar itu pada wanita di pangkuanku

"boleh aku melihat wajah mu"

"tentu saja" saat itu saya melepaskan topeng yg menutupi wajah ku di bawah tatapan wanita itu.

setelah itu kami langsung saling menatap dan perlahan saya mendekatkan bibirku ke bibirnya.

saat bibir kami menempel, saya perlahan memasukan lidah ku ke dalam bibir nya dan secara perlahan memainkan lidahnya.

entah kapan ciuman kita sudah mulai lebih agresif dan tangan ku juga sudah mulai masuk ke dalam pakaian nya.

saat itu saya langsung memencet tombol untuk membuat sandaran tempat dudukku mulai turun ke bawah dan kami akhirnya mencapai posisi tidur yg lebih nyaman.

seiring berjalannya waktu pakaian kami sudah mulai terlepas dan permainan sengit pun terjadi di atas langit tepat di bawah sinar bulan yg indah.

___________________

di pagi hari, sinar matahari mulai menyinari tubuh kami yg sedang berbaring sambil berpelukan.

saat itu saya melihat wanita di pelukanku menatap pemandangan langit disebelah dengan mata kosong.

"apa yg kamu pikirkan"

"aku hanya merasa aneh, kita baru saja bertemu dan sekarang saya sudah berbaring di tubuhmu"

"mungkin efek dari topeng misterius itu"

"terserah lah, ini sudah pagi apa kita tidak akan bersiap untuk pertukaran nanti siang"

"ok ok ayo kita bersiap"

"lalu kenapa benda itu masih belum kamu cabut dari lubang ku"

"tenang akan ku cabut sebentar lagi"

"kamu pelankan sedikit, kamu bahkan tidak bisa lembut dengan pemimpin negara"

"ok ok"

"kataku pelankan bukan lebih cepat, kamu terlalu menggertak"