Chereads / farm system to novel word / Chapter 183 - Bab 86

Chapter 183 - Bab 86

sejak saat itu riela mulai menjauh dariku, bahkan setiap melihatku dia akan berlari menjauh dengan cepat.

di setiap misi dia tidak pernah mau bersama ku lagi, sebagai gantinya no 19 lah yg selalu menemaniku.

seiring berjalannya waktu saya juga terbiasa bersama Frederica di sisi ku, bahkan saat berkumpul bersama dia tanpa malu malu akan duduk di pangkuanku.

melihat mata acuh tak acuh riela pun saya sudah mulai terbiasa, setiap ada kesempatan saya selalu berusaha minta maaf kepadanya tapi dia tidak pernah menanggapi.

sampai suatu malam saya melihat riela sedang berdiri sendiri sambil menatap bulan.

dengan cepat saya memeluknya dari belakang.

"apa yg kamu lakukan, lepaskan aku jika tidak aku akan berteriak"

saat itu saya langsung memeluknya dengan erat dengan tangan kananku dan menutup mulutnya dengan tangan kiri ku.

"riela, ijinkan Nero berbicara sebentar saja, kamu selalu menghindari ku, ijinkan hanya aku bicara hanya kali ini saja ok" kataku dengan nada sedih

saat itu riela mulai berhenti melawan dan saya pun mulai melepas tanganku dari mulutnya.

"cepat katakan yg kamu inginkan, setelah itu lepaskan tangan kotor mu dari tubuh ku"

"riela, entah apa yg kamu pikirkan tentangku aku tidak peduli, hanya satu hal yg harus kamu tahu bahwa cinta ku pada mu tidak palsu, hal ini sangat nyata, aku benar benar mencintai mu riela"

"aku tahu, aku tidak bisa menghilangkan kebencian mu pada ku, tapi aku hanya ingin kamu tahu bahwa Nero benar benar mencintaimu dan akan selalu mencintaimu bahkan jika kamu membenci ku"

"jika ada yg bisa menghilangkan kebencian mu pada ku, aku akan melakukannya seberat apapun itu"

"jika begitu bisa kamu pergi saja dari ku, pergi dan mati saja di medan perang, itu lah ke inginkan riela, apa kamu puas dengan jawaban ini"

"baiklah kalo begitu"

"jika sudah lepas kan tangan kotor mu dari ku"

saat itu saya melepaskan tangan ku dan riela mulai berlari ke arah tendanya tanpa melihat ku.

dan saya hanya bisa mendesah lembut dan tiba tiba suara wanita terdengar dari belakang ku.

"maaf Nero, jika aku tidak menceritakan masalah kamu mengigau hal ini tidak akan terjadi" kata Clarissa

"semua sudah terjadi, apa lagi yg harus di katakan" saat itu saya berbalik dan melihat Clarissa yg berjalan ke arahku dengan wajah sedih.

"maaf Nero" tiba tiba Clarissa langsung memelukku dengan erat sambil mengeluarkan air mata

"aku bisa merasakan kesedihanmu, jika bisa lampiaskan saja semua pada ku"

"jangan main main dengan ku Clarissa, kamu akan tahu akibatnya"

"jika itu bisa menghilangkan kesedihanmu, sebagai permintaan maaf ku yg tulus" jawab Clarissa sambil menatap wajahku

saat itu saya langsung mencium bibir manis Clarissa dan kami langsung berciuman dengan penuh semangat.

1 jam kemudian

terlihat seorang pria dan wanita dengan pakaian acak acakan berbaring telentang di rumput sambil berpegangan tangan dan menatap bintang

"maaf Clarissa"

"tidak apa apa, sebenarnya aku juga mencintaimu, entah sejak kapan perasaan ini tumbuh, tapi aku selalu malu untuk mengatakannya"

"sampai saya melihatmu bersedih, saya benar benar tidak bisa menahannya, ada rasa sakit di hatiku saat melihat wajah sedih mu Nero"

"jadi Clarissa memberanikan diri, kadang aku iri pada riela yg bisa mendapatkan cinta mu, tapi bagi ku selama kamu bahagia Clarissa juga bahagia, jadi Nero tidak boleh bersedih lagi ok"

"terima kasih Clarissa, aku berjanji akan menikahi mu"

"benarkah, bagaimana dengan Frederica"

"tentu saja aku akan menikahi kalian semua"

"ya nasib Clarissa untuk mencintai pria bajingan sepertimu, selama kamu tidak meninggalkanku"

"tentu saja"

"jadi apa kita akan terus tidur seperti ini sampai orang lain melihat kita" kata Clarissa

"Nero tidak masalah"

"huh masalah bagi ku, aku seorang wanita, tidak sepertimu yg tidak tahu malu" saat itu Clarissa langsung bangkit dan merapikan pakaiannya

"susu mu terlalu banyak, untung aku selalu membawa kain pembersih"

"tolong" kataku

"jangan seperti anak kecil, bersih kan sendiri" kata Clarissa sambil melemparkan kain pembersih pada ku.

"ayo kita istirahat, besok adalah misi penting"

"baiklah, Nero kamu besok beraksi sendiri, aku harap kamu hati hati"

"tentu saja"

saat itu kami langsung berpisah ke tenda masing masing

_____________________________

besok malamnya kami semua mulai menjalankan misi sesuai dengan rencana.

saya menyusup sendiri dan menonaktifkan semua pertahanan lalu membuat kekacauan dan yg lain mulai menyerang dari dua arah.

semua berjalan sesuai dengan rencana sampai saat untuk kembali ke titik aman saya mendengar teriakan Imca dan dengan cepat saya berlari menuju ke arah suara tersebut.

terlihat Imca yg marah sedang berkelahi dengan selvaria dalam mode valkyria dengan senjata tombak dan perisai beserta aura biru yg memancar dari tubuhnya

saat Imca sedang terdesak, selvaria hendak menusuknya dengan tombak di tangan kanannya.

denah cepat saya berlari ke arahnya untuk menghalangi selvaria.

tapi bukannya berganti, tombak itu langsung menembus perut ku dan saat di tarik oleh selvaria, lubang besar terlihat di dadaku.

"nerooooooo" teriak Imca

"kamu wanita iblis" saat itu Imca mulai menyerang selvaria tapi dengan cepat di tangkis oleh perisainya dan dengan tombak di tangan kanannya selvaria menyerang Imca hingga terpental dan membentur tembok lalu akhirnya pingsan.

saat itu selvaria berjalan ke arahku sambil kembali ke mode normalnya.

"kamu, kenapa kamu ada disini" kata selvaria sambil menarik ku ke dalam pelukannya

"he he he, sudah kubilang kamu akan punya kesempatan untuk membunuhku" kataku sambil tersenyum

"tapi aku tidak ingin membunuh mu, aku tidak mau kamu mati semudah ini, aku ingin menyiksa mu, membuatmu menjadi pelayan ku" katanya dengan gagap sambil mengeluarkan air mata

"maaf selvaria, perkenalkan nama ku Nero" saat itu saya mulai menyentuh pipinya sambil tersenyum

"tidak tidak kamu tidak boleh mati, aku tidak mengijinkan mu untuk mati, kamu harus menjadi pelayan ku untuk menghapus penghinaan yg telah kamu lakukan"

"sepertinya hal itu tidak mungkin"

"tidak itu pasti mungkin, ada dokter hebat di pasukan ku, kamu akan selamat percayalah" kata selvaria dengan panik

"jangan seperti itu, beri Nero ciuman perpisahan"

"aku akan memberi mu ciuman sepuasnya, aku akan bermain dengan mu seperti waktu itu sampai kamu puas, tapi kamu tidak boleh meninggalkanku"

"tidak ada gunanya, kamu lebih tahu kalo aku tidak akan selamat dengan luka ini, ayo beri Nero bibirmu yg manis"

saat itu kami langsung berciuman dengan penuh nafsu, tapi sesaat berikutnya tangan ku yg menyentuh pipinya mulai melemah dan akhirnya jatuh terkulai.

"tidak tidak, Nero jangan pergi, aku mohon kembali lagi Nero, Nero bangun ayo kita bermain seperti dulu, Nero bangun" saat itu selvaria mulai menangis dengan histeris

"dia sudah mati, jangan menangis terus, ayo kita tinggalkan tempat ini" kata seorang wanita dengan jas putih dari belakang selvaria

"tidak dia hanya tertidur, besok dia pasti akan bangun, aku akan membawanya " saat itu selvaria mulai mengangkat tubuh ku dengan hati hati

"apa kamu bodoh dia sudah mati"

"tidak, dia adalah pria yg hebat, bagaimana dia bisa mati, dia hanya tertidur sebentar, saat dia bangun aku akan menjadikannya pelayan ku dan bermain dengan nya sepuasnya"

"kamu sudah gila, pangeran akan marah jika kamu seperti ini"

"aku tidak peduli"

tiba tiba tubuh ku mulai berubah menjadi serpihan cahaya dan perlahan menghilang.

"tidak tidak jangan pergi lagi, Nero jangan pergi lagi aku mohon" teriak selvaria sambil memelukku dengan keras.

tapi saat itu tubuhku sudah menghilang sepenuhnya.

"kenapa kamu seperti ini, bahkan kamu tidak ingin aku membawa tubuhmu"

tapi tiba tiba dari punggung tangannya simbul perisai mulai muncul dan mengeluarkan cahaya putih yg indah.

setelah beberapa saat selvaria langsung mengusap air matanya sambil tersenyum.

"jadi seperti itu, dasar binatang jahat, aku akan membuatmu menyesal membuat ku menangis"

"sepertinya pria ini bukan sesuatu yg biasa, ada apa simbul di tangan mu itu, kenapa kamu tiba tiba tersenyum"

"ayo kita pulang, jangan pedulikan tentang pria ini lagi, dia mungkin sedang menontonku menangis sambil tertawa di suatu tempat yg tak terlihat"

"apa maksud mu"

"kamu tidak perlu tahu, ayo kita pergi"

saat itu mereka pergi dan meninggalkan Imca yg tidak sadar sendirian.