malam hari berikutnya di camp squad 422
saat itu saya sedang duduk di luar memandangi bulan yg indah dengan bintang bintang di langit, tiba tiba Leila datang menghampiri ku dan duduk di sebelahku.
"malam yg indah, apa kamu masih memikirkan riela" tanya Leila
"entah lah, saya hanya menikmati memandang bintang binatang" jawab ku dengan santai
"aku tahu ada sesuatu yg tidak biasa antara kamu dan riela, he he he sesuatu antara pria dan wanita" kata Leila dengan nada menggoda
"jangan bergosip hal hal aneh jika tidak ada bukti" kataku sambil menjauhkan wajah Leila yg mulai mendekatiku
"huh insting wanita tidak pernah menipu"
"aku juga merasakan hal yg sama" tiba tiba suara no 1 Imca datang dari belakang ku dan perlahan duduk tidak jauh dari ku
"OOO bahkan no 1 yg pendiam sekarang mulai bergosip juga"
"jangan mengalihkan pembicaraan, kamu kira kita semua bodoh, ayo ceritakan apa yg kamu lakukan pada riela" kata no 1 dengan tenang
"kenapa aku harus menceritakannya"
"kamu ..."
"sedang apa kalian di sini malam malam" teriak riela dengan marah yg tiba tiba muncul dari belakang dan memotong pembicaraan no 1
"kami semua mencemaskan mu, jadi kami berusaha menanyakan situasinya kepada no 666" jawab Leila
"aku baik baik saja, kalian jangan dekat dekat dengan pria jahat ini, dia sangat berbahaya" kata riela dengan tegas
"no 666, sepertinya bukan orang yg jahat, dia terlihat cukup baik dan tampan" kata leila sambil memeluk lengan ku
"kamu, menjauh dari nya, dia ini pria penipu, jangan terpengaruh oleh wajah polosnya" teriak riela sambil melepaskan Leila dari lenganku
"ada apa dengan mu riela" tanya Leila dengan wajah aneh
"aku hanya tidak ingin kalian di tipu oleh pria ini" jawab riela dengan kesal
"apa kamu cemburu" tanya Leila
"siapa yg cemburu" jawab reila dengan marah
tapi Imca dan leila mulai memandangnya dengan wajah penuh tanda tanya
"kalian, aaggggrrr, kamu ikut dengan ku" saat itu reila menarik ku dengan kesal dan membawaku ke luar camp tempat banyak pepohonan.
sesampainya di sana reila mendorongku ke pohon besar yg ada di belakang ku dengan kasar laku mulai menekan kerah baju ku.
"kamu jangan menipu wanita lain lagi di camp ini, jika tidak aku akan membocorkan rahasia mu" kata reila dengan nada mengancam
"aku tidak melakukan apa apa, mereka yg mendekatiku dan bertanya tentangmu"
"siapa yg akan percaya omong kosong mu"
"lalu bagaimana agar kamu mempercayai ku"
"aku tidak akan pernah mempercayai mu, dasar pria bajingan" saat itu saya langsung memeluk pinggang reila dengan erat
"kamu, lepaskan tangan kotor mu dari tubuhku" kata riela sambil meronta ronta
"lalu apa yg harus aku lakukan agar kamu tidak marah lagi"
"menjauh dari ku dan semua wanita di camp ini, jangan menyakiti wanita lainnya, mereka semua teman teman ku yg berharga"
"aku tidak pernah berniat mendekati mereka apalagi menyakiti mereka"
saat itu saya mengangkat dagunya dan mulai menatapnya dengan tegas
"siapa yg akan percaya pada mulut bau mu"
"apa kah mulut ku benar benar bau"
saat itu saya langsung mencium bibir reila
"apa mulut ku bau"
"sangat bau, jangan mencium ku seenaknya"
"mungkin harus di coba lagi"
"kamu mmmm" saat itu saya menciumnya lagi.
tapi saat ini saya menggunakan tangan kiri ku untuk menekan kepala riela agar tidak bisa melepaskan ciumannya dan tangan kananku masih memeluknya dengan erat.
perlahan perlawanan reila semakin melemah dan tangan kanannya mulia memeluk pinggangku secara perlahan.
seiring berjalannya waktu saya memainkan lidah ku dengan lidahnya dan secara perlahan tangan kirinya mulai memeluk leherku.
setelah beberapa saat saya membalik posisiku dan menekan riela ke pohon yg ada di belakangku tadi.
perlahan ciuman kita semakin agresif dan tubuh reila juga mulai sedikit gelisah.
entah kenapa kedua tangan reila tiba tiba mulai memeluk leherku dengan erat dan suhu tubuhnya sedikit meningkat.
melihat ini saya sedikit mengangkat kaki kanannya agar memeluk pinggangku dan dengan cepat mengeluarkan senjataku lalu menusuk lubang vaginanya.
setelah itu saya memompanya secara perlahan dan tiba tiba kaki kirinya juga mulai memeluk pinggangku.
setelah beberapa saat saya mulai meningkatkan kecepatan pemompaan saya.
setelah beberapa menit reila juga mulai mengimbangi ku dengan sedikit gerakan halus.
"hah hah hah cepat selesaikan hah hah hah orang orang akan melihat hah hah hah" bisik reila
"suara mu sangat indah reila"
"jangan hah hah hah bicara omong kosong hah hah hah hah"
"aku serius"
"hah hah hah jangan kira hah hah aku akan hah hah memaafkan mu hah hah hah kamu pria bajingan hah hah"
"kamu sudah jadi wanita ku, jadi aku tidak akan peduli dengan hinaan mu"
"hah hah hah aku tidak, hah hah hah akan pernah jadi, hah hah hah wanita mu hah hah"
"lalu kamu akan menjadi wanita siapa"
"hah hah ini semua, hah hah salahmu, hah hah hah pria bajingan hah hah"
"ok ok pria bajingan ini akan selalu menjaga mu"
"hah hah aku tidak butuh hah hah hah kamu untuk menjaga ku hah hah hah"
"ok ok"
"kamu hah hah terlalu cepat hah hah pelankan hah hah hah mmmmmm aaahhhhhh"
saat itu tubuh reila mulai bergetar dan melemah sesaat berikutnya
"aku akan hamil jika kamu terus seperti ini" katanya dengan lemah sambil menatap wajahku
"maaf aku tidak bisa menahannya" saat itu saya langsung menciumnya lagi dan kami mulai berciuman dengan mesra.
setelah 15 menit kami selesai merapikan diri dan kembali ke camp.
"jauhkan tangan mu dari ku, jangan pernah menyentuhku dengan tangan kotor mu" kata reila dengan marah sambil menampar tanganku yg akan membantu nya berjalan menuju camp
"ok ok kamu tidak perlu marah seperti itu"
"manusia bajingan" gumam reila
"apa yg kalian bicarakan begitu lama di semak semak hutan" tanya leila
"kami hanya berlatih sebentar" jawabku dengan santai
"latihan apa malam malam begini" tanya Leila dengan wajah yg semakin penasaran
"hanya latihan pedang, saya mengajarinya menusuk pedang"
"mm pantas saja" kata Leila sambil mengangguk
"aku kembali ke tenda dulu" kata reila dengan tergesa gesa dan mulai berlari ke tenda
tiba tiba Leila mendekatiku dan mulai berbisik di telingaku
"tusukan pedang mu mungkin terlalu dalam"
"apa kamu ingin mencobanya" saat itu saya memeluk pinggang Leila dan mulai membisikkannya
"apa kamu tidak lelah"
"kamu bisa mencobanya"
"heh murah untuk mu" saat itu dia mulai melepaskan diri dari pelukanku dan kabur ke tendanya