di dalam kamar yg gelap sosok yg mungil mulai menggeliat ke arah ku, tentu saja saya langsung memeluknya, maaf teman teman penulis novel, saya laki laki sehat bukan homosapien.
"apa Dewi ku tidak bisa tidur" kata ku sambil memeluknya dan mengelus rambut nya
"mm" gumam Hestia, tidak perlu banyak komentar, posisi sudah pas, saya langsung memasukan semua pakaian saya serta celana dalam Hestia ke gudang sistem agar menghilang seketika dan langsung memasukan senjataku ke dalam lubang Hestia
"mmm" dengan sedikit erangan tubuh Hestia bergetar dan perlahan membuka matanya
"Nero itu itu, benda itu masuk ke tubuh Dewi, ayo keluarkan nero" kata Hestia dengan nada berbisik
"maaf Dewi ini sudah terlanjur masuk, Nero tidak tahan melihat kecantikan Dewi"
"Nero kamu, apa suatu hari Nero akan berubah dan meninggalkan Dewi" kata Hestia yg masih berbisik
"Nero akan selalu di sisi Dewi dan membuat Dewi bahagia"
"mmm ah ah ah ah Nero ah ah ah ayo pelan kan sedikit ah ah ah ah" kata Hestia dengan desahan yg kecil
30 menit kemudian
"Nero ini terlalu cepat ah ah ah ah Dewi mmmmm ahhh" dengan erangan lembut tubuh Dewi bergetar hebat
"Nero kamu menekannya terlalu keras"
" apa rasanya tidak enak"
"enak enak tp seperti terlalu dalam dan hangat sekali, itu Nero mmmm jangan di putar mm Dewi tidak tahan mm aaahhh" dan tubuh Hestia bergetar
2jam kemudian
"ah ah ah ah mm Nero sedikit lagi ah ah ah Nero Dewi mu keluar lg mmmmmm aahh" dengan erangan lembut tubuh Dewi jatuh di dadaku memelukku dengan erat dan mulai tertidur.
di pagi hari
"Dewi ku, Nero berangkat dulu, Dewi istirahat yg cukup, Nero sudah siapkan sarapan pagi" kata ku sambil mencium keningnya
"Nero terima kasih"
_____________
dongeon lantai ke 2
"shield bomerang"
saat suara jatuh saya melempar perisai dan perisai mulai berputar seperti gasing dengan kecepatan tinggi memusnahkan sekelompok monster di depan dan kembali ke tanganku.
"terlalu lemah, masuk lebih dalam lg"
di lantai 10 tiba tiba saya melihat minotourus
"hehe bukankah ini Mino mino legendaris itu"
"ooooiiii Mino mino, ayo berduel" saat itu saya langsung berlari ke arah Mino dan mulai pertarungan epik, agar lebih seru saya tidak menggunakan skill sama sekali, hanya tangkis, pukul balik, menghindar, menendang.
tp yang tidak diketahui ada beberapa kelompok yg menyaksikan pertarungan ini
"ok sudah cukup, saatnya pulang, Dewi pasti sudah menunggu"
"holy cross" sambil membuat tanda salip di udara
saat itu cahaya salib langsung bergegas menuju Mino dan membelah tubuh Mino menjadi 4 bagian, setelah mengambil barang yg di jatuhkan saya berbalik bersiap untuk pergi, saat berbalik saya melihat seorang wanita cantik tanpa expresi dan beberapa orang mengikuti, tentu saja saya tetap berjalan tanpa berkata apa apa.
tapi saat melewati mereka
"oi oi" ada teriakan dari seorang laki laki, tapi saya abaikan dan tetap berjalan, tiba tiba dia langsung meluncurkan serangan ke arahku, saat itu saya jg langsung berbalik
"reflect shield"
saat serangannya mengenai perisai, orang tersebut langsung langsung terpental dan mulutnya mengeluarkan darah
"oooo monyet melompat lainnya, apa yg dilakukan menyerang tiba tiba, apa orang ini mewakili kalian semua"
semuanya langsung menggelengkan kepala
"baguslah, saya orang yg baik hati, perkenalkan nama saya Nero, Dewi saya Hestia, saya tidak senang mencari musuh, tapi saya tidak takut dengan musuh, oke itu saja, jaga monyet ini, dia bisa membawa masalah pada tim mu nanti" kata ku sambil berbalik dan mengabaikan mereka
"sial" kata orang yg menyerang
"kamu terlalu gegabah" kata salah satu wanita
_________________
di rumah
"Dewi ku sayang Nero kembali"
"neroo" kata Hestia dan langsung melemparkan pelukannya padaku
"mm Dewi sangat wangi" kataku sambil mengendus rambut Hestia
"bagaimana, apa kamu terluka, apa semua baik baik saja"
"tenang panen Nero tidak kecil, ayo siap siap kita akan makan ke restoran untuk perayaan"
"bukankah kemarin kita sudah melakukan perayaan"
"he he he, perayaan untuk mendapatkan Dewi tadi malam" kata ku sambil memandang Dewi yg ada di pelukanku dan langsung menciumnya.
___________
restoran Mia mama
"apa masakannya enak Dewi, pelan pelan saja"
"uumm, bagaimana hari pertamamu ke dongeon ayo ceritakan, Dewi juga ingin tau"
"biasa saja, tapi sangat merepotkan memungut barang yg berjatuhan, Nero tadi hanya sampai di LV 10 dan pergi setelah mengalahkan minotourus jelek"
"lv 10, minotourus, Nero kamu terlalu gegabah, bagaiman jika terjadi sesuatu padamu" kata Hestia dengan nada marah
"tenanglah Dewi, Nero punya ukuran, seandainya Nero dalam bahaya, Nero masih punya cara untuk melarikan diri"
"Nero kamu harus berjanji pada Dewi, kamu harus mempertimbangkan keselamatan mu terlebih dahulu, jangan gegabah"
"ok Dewi jangan khawatir, Nero masih ingin bersama Dewi, siapa yg mau meninggalkan Dewinya yg imut ini"
"Nero jangan katakan itu disini, jangan buat malu" kata Dewi dengan nada rendah dengan wajah memerah
"ok ok jangan menggoda Dewi"
"Nero senjata apa yg kamu gunakan, Dewi tidak melihat kamu membawa senjata"
"Nero memiliki senjata khusus yg di berikan oleh ibu Nero sebelum meninggal, senjata ini disebut perisai suci" kataku sambil memunculkan perisai di tangan ku
"Nero perisai ini sepertinya luar biasa, dapat muncul dan menghilang, bagaimana Nero menyerang"
"jangan remehkan perisai ini, ini hanya bentuk dasar, saat memasuki mode pertempuran wujud perisai akan berubah dan ada pedang di dalam perisai ini, jd Dewi jangan khawatir"
"selama Nero juga berhati hati, jangan terlalu bangga dengan senjata ajaib, dongeon adalah tempat yg berbahaya"
"Nero mengerti Dewi, ini Nero persiapkan untuk Dewi, di dalamnya ada benda yg di berikan oleh ibu Nero, kata ibu Nero berikan benda ini pada orang yg penting bagi Nero" kataku sambil menyerahkan kotak kecil yg berisi perisai kebebasan yg indah dengan dan hanya fungsi penyimpanan yg di aktifkan.
"Nero apa ini Bros, ini sangat indah, terima kasih Nero" kata Hestia sambil memeluk perisai kebebasan
"Dewi itu bukan Bros, kata ibuku Dewi harus meneteskan darahnya untuk menjadi pemilik benda ini sepenuhnya, Dewi ayo coba," kataku sambil mendesak Dewi untuk meneteskan darahnya
"ok biar Dewi coba" saat itu Dewi langsung menetaskan darahnya ke perisai, di bawah tatapan para pelayan dan beberapa pelanggan, perisai itu mulai bergetar mengeluarkan cahaya samar dan masuk ke punggung tangan hestia.
setelah 10 menutup mata, Hestia akhirnya membuka matanya lg
"Nero ini, benda ini sangat berharga, mestinya di gunakan oleh Nero, mengapa Nero begitu bodoh"
"ini perintah ibu Nero, jika Nero bertemu wanita yg ingin Nero lindungi, Nero harus memberinya benda ini, saat Nero tidak bisa melindunginya, benda ini akan mewakili Nero melindungi wanita tersebut" kataku sambil tersenyum
"Nero kamu.. ayo kita pulang, Dewi sudah kenyang" kata Hestia dengan mata yg berair
setalah saya membayar makanan, saya diseret oleh Hestia untuk kembali ke rumah, sampai di rumah Hestia masih menyeret ku ke kamar, melepaskan pakaiannya dan melepaskan pakaianku
"neroo, dewimu mencintaimu sampai mati" inilah kata terakhir yg saya dengar sebelum pertempuran hebat malam ini.