"Ziyannn, lu dari mana aja sih telat mulu datatangnya berasa RS punya bokap lu aja" teriak Sekar sahabatku, salah satu dokter di RS tempat ku bekerja.
"idihhhh apaan sih lu, biasanya juga gua datang telat biasa aja gak ribet gini" jawabku menuju ruanganku
"ehh lu mau kemana ? lu dipanggil keruangan prof Emil sekarang penting. Btw, Tadi ada rapat dadakan katanya dokter Dedy mendadak sakit parah dan hasil rapatnya . . . " jawabnya menggantung seakan sengaja
Selama aku bekerja di RS ini sangat jarang diadakan rapat di pagi hari kecuali hal yang terlalu mendesak karna memang pagi itu jam sibuk para dokter. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari kecil menuju ruangan prof Emil firasatku udah gak enak berasa ada pait-paitnya gituu.
"Tapi Prof kenapa saya ? kan ada yang lain"
"sudah keputusan rapat, kamu gak bisa bantah cukup jalanin aja hanya sementara Ziyan menjelang dokter Dedy sembuh"
"Prof tolonggg" mohonku sedikit ku pasang wajah memelas
"besok kamu harus sudah sampai dilokasi kemasi barang-barangmu" perintahnya tak terbantah
Malam yang mencengkam tanpa penerang, berbeda dengan suasana kota yang terang bak rembulan nan indah. Disini hanya ada kesunyian tanpa lalu lalang kendaraan suasana terasa sunyi angin malam menusuk kalbu. Langit malam dihiasi indahnya bintang-bintang seakan menyambut kedatanganku di desa ini.
"Assalamualaikum permisi buk, numpang tanya puskesmas desa ini dimana ya ?" Tanya ku kepada salah satu warga yang sedang duduk didepan teras rumahnya
"wa'alaaikumussalam, ada apa malam-malam begini kamu nanya puskesmas ? kamu sakit ? dokter disana lagi gak ada jadi mending ke puskesmas dekat kantor camat aja, sekitar 30 menit dari desa ini" jawabnya
"ohh gak buk saya gak sakit. Perkenalkan saya Ziyan, pengganti dokter Dedy. Saya baru ditugaskan di puskesmas desa ini" jawabku dengan sedikit menjelaskan karna ku pikir ibu tersebut salah paham dengan maksud kedatanganku
"ohhh maaf pak dokter saya gak tau hehehe, dari sini pak dokter lurus aja terus ntar ketemu rumah mbah simin dikanan warna putih nah . . . "
"disitu buk lokasi nya ?" tanya ku memotong penjelasan ibu tersebut
"bukan pak dokter, dari rumah mbah simin, didepannya ada rumah bu ira. Lalu disampingnya ada pertigaan terus lurus aja sampe ketemu pohon rambutan, didekat pohon itu ada rumah saudaranya mbah simin"
"ibu maaf, jadi puskesmasnya dimana bu ? didekat pohon itu ?"
"bukan pak dokter, yang dekat pohon itu rumahnya saudara mbah simin bukan puskesmasnya. Duhh gimana yaa jelasinnya"
"singkat aja buk gpp, dari sini saya harus kemana ?"
"gini-gini pak dokter lurus aja lokasinya sebelah kiri jalan gak jauh dari sini. Pokoknya liat kiri aja terus yaa sampai ketemu puskesmas, ada bacaannya kok pak. InsyaaAllah bapak ketemu, dan kalo gak ketemu bapak kesini lagi aja hehehe" terangnya yang ku akhiri dengan terimakasih.
Karna sudah terlalu malam aku langsung menuju kelokasi yang diberikan ibu tersebut, dan benar saja lokasinya gak jauh dari tempatku bertanya tadi. Cuman yaa lumayan capeknya celingak-celinguk ngeliatin kiri cuman untuk nyari lokasi puskesmas ini, mana minim penerangan.
"dokter bisa tidur di rumah dokter Dedy sementara waktu, mari saya tunjukkan" ajak seorang bidan yang ku tau dia tinggal di puskesmas tempat ku bekerja nantinya
Rumah yang terbilang gak terlalu kecil ini akan menjadi saksi bisu pengabdian ku disini, setidaknya rumah ini cukup layak untuk ditempati. "Wuahhhh capeknya" ucapku dan langsung menuju ke benda persegi nan empuk, Kasur. "1, 2, 3 . . . 8, wahhh 8 jam perjalanan". Aku butuh istirahat untuk merenggangkan otot-otot tangan dan kaki ku yang telah bekerja selama itu. Ditambah lagi hahhh iyaaa aku lupa makan ! iyaa makan, aku berjalan menuju dapur rumah ini dan kudapati beberapa stok mie + telur yaaa lumayan lah yaa buat mengisi kekosongan hati. Ehhhh kok hati ? kekosongan perut maksudnya hahaha.
"Assalamualaikum om, maaf tadi Ziyan gak denger ada telpon" jelasku ke om Yusuf, salah satu pasien tetapku di RS
"wa'alaikumussalam Ziyan, om mau Tanya katanya dipindahkan ke desa A ya? Jawab seseorang diseberang sana
"iyaa om, salah satu dokter disini sakit dan membutuhkan perawatan intensif jadi Ziyan yang dikirim untuk menggantikan beliau disini" jawabku
"oalah jadi gimana jadwal kontrol om minggu depan ? apa om kesana aja ?"
"haaah ? gak usah om gak papa tempatnya jauh. inysaaAllah minggu depan Ziyan yang ke RS"
Begitulah ku akhiri malam ku, bercengkrama dengan salah satu pasien ku dan memulai untuk tidur sedikit merangkai mimpi mana tau besok udah gak didesa ini hahaha namanya juga mimpi. Kalau terkabul ya alhamdulillah, kalau gak ? ya mimpi aja terus sampai mimpinya jadi kenyataan . . .