Chereads / KISAH YANG HILANG / Chapter 10 - SALAH SANGKA

Chapter 10 - SALAH SANGKA

Elsa memperhatikan gerak-gerik pria itu, dan yang membuatnya sangat yakin kalau pria itu hendak berbuat jahat adalah salah satu anak itu menangis menjerit-jerit.

"Ada apa lagi Non?" tanya bodyguard itu setelah kembali menghentikan mobilnya secara mendadak.

"Kalian tidak lihat?! anak itu sedang dipalak! cepat turun dan bantu anak itu!" perintah Elsa.

Anehnya kedua bodyguard itu tidak langsung menuruti perintah Elsa.

"Tapi Non, di jalanan semua itu sudah biasa," sanggah salah satu bodyguard.

Elsa menatap bodyguard itu dengan mata terbelalak. "Apa katamu?! sudah biasa?!" bentak Elsa. "Dimana hati nurani kalian?! kalau yang ada di sana anak-anak kalian? apa kalian juga akan mengatakan hal yang sama?!" oceh Elsa lagi.

"Maaf sekali lagi Non, bisa saja itu ayah atau kakak dari kedua anak itu. Kita tidak bisa langsung memvonis atau mengambil pendapat sepihak," sahut bodyguard yang satunya lagi.

Elsa benar-benar geram dibuatnya.

"Kalian tidak bisa melihat!" bentak Elsa. "Anak itu menangis! oke baiklah, kalau kalian tidak mau turun, biar aku saja yang melawan pria itu!" gertak Elsa.

Kedua bodyguard itu langsung menghentikan Elsa.

"Baiklah Nona Elsa, kami akan turun. Tapi Nona harus tetap di dalam, jangan turun," cegah salah satu bodyguard itu.

Elsa mengurungkan niatnya untuk turun, toh dia tidak akan mampu melawan pria itu. Sedangkan tangannya saja masih terasa sangat sakit karena cengkraman pria di kedai kopi tadi.

Kedua bodyguard itu turun dari mobil.

Mereka langsung mendatangi pria itu dan tanpa basa-basi langsung menghantam perut pria itu beberapa kali. Pria itu jatuh tersungkur ke tanah, karena serangan yang begitu mendadak.

Dia menyeringai kesakitan.

Elsa segera turun dari mobil dan mendatangi kedua anak itu.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Elsa kepada dua anak itu. "Apa, apa yang diambilnya? uang? atau makanan kalian?" tanya Elsa lagi.

Anak itu nampak sangat gugup dan ketakutan.

Pria itu bangun dengan susah payah dan manahan rasa sakit di perutnya.

"Ada apa ini?" tanya pria itu. "Kenapa kalian memukulku?" tanya pria itu lagi. Dia nampak menahan sakit disertai kebingungan.

Anak itu berlari ke arah pria itu dan memeluk pria itu.

Elsa sampai tercengang, hingga beberapa saat mulutnya melongo. Apa kali ini dia salah tanggap lagi? mana mungkin anak itu memeluk preman yang memalaknya? pikirannya kembali bermain, berkecamuk tidak tahu arah.

"Dek, jangan dekat-dekat! dia kan preman," ucap Elsa dengan suara sedikit tercekat.

Pria itu mengeriyitkan dahinya.

"Preman? apa maksudmu?" tanya pria itu semakin bingung.

Elsa nampak sangat gugup, kali ini dia yakin kalau dia pasti salah tanggap.

"Kamu, kamu mau memalak mereka kan?!" desak Elsa sembari menunjuk ke arah pria itu.

"Malak?!" desis pria itu. "Owh, aku tahu. Kamu sepertinya salah mengerti Nona," ucap Pria itu. "Aku bukan preman, dan aku juga tidak ingin memalak mereka," jelas pria itu.

"Lalu? lalu kenapa anak kecil yang digendongan itu menangis dan ketakutan?! kamu pasti sedang membohongiku kan?" desak Elsa lagi.

Pria itu menghela nafas, "Sudah ku bilang, kamu salah tanggap. Sudahlah, ayo kita pergi," ucap pria itu lalu mengajak kedua bocah itu pergi.

Dia berlalu sembari memegangi perutnya yang sakit.

Elsa masih tidak habis pikir. Antara malu, kesal pada diri sendiri dan entah apa lagi. Elsa menatap kedua bodyguardnya, berharap mereka akan memberikan sedikit dukungan padanya. Tapi kedua bodyguard itu seakan tidak tahu apa-apa, mereka berdua menatap ke segala arah sembari bersiul santai.

Elsa merasa sangat kesal. Dia menghentak-hentakkan kakinya lalu berlari masuk ke dalam mobil. Kedua bodyguard itu menyusulnya dengan senyum geli.

Sampai di dalam mobil, "Kenapa kalian tidak membelaku?!" protes Elsa sembari mensedakapkan tangannya.

"Maafkan kami Nona Elsa, tapi kami juga tidak tahu harus berkata apa," ucap salah seorang bodyguard itu.

"Ya, kalian bisa membantuku berbicara. Memberi kesaksian kalau kalian juga melihat anak itu menangis!" kilah Elsa.

Kedua bodyguard itu terdiam, tapi Elsa melihat keduanya sempat menahan tawa geli dari arah spion yang ada di dalam mobil.

Elsa sendiri juga merasa sangat bersalah, seandainya dia mendengarkan nasehat dari kedua bodyguard itu. Toh, mereka sudah mengingatkannya tadi. Sekarang dia merasa sangat konyol pada dirinya sendiri. Tapi, terbersit sebuah keinginan untuk kembali bertemu dengan pria itu dan meminta maaf padanya. Atau jika perlu, hari ini juga dia akan mencarinya dan mengajaknya berobat ke rumah sakit.

"Sudah sampai Non," ucap bodyguard itu, membubarkan lamunan Elsa.

Hari ini dia berniat belanja ke pasar tradisional itu, di sana banyak dijual buah-buahan lokal dan sayuran segar. Mungkin dengan mengkonsumsi makanan sehat itu, hatinya bisa menjadi lebih baik. Selain itu, dia juga ingin membeli beberapa jajanan pasar favoritnya, yang tidak akan dia temukan di supermarket atau restoran ternama yang sering dia kunjungi.

"Aku mau belanja, apa kalian juga akan mengikutiku?" tanya Elsa ketus.

Kedua bodyguard itu berpikir sejenak.

"Kami tetap akan mengikuti kemanapun Nona pergi," jawab bodyguard itu.

Elsa mendengus kesal.

"Terserah kalian!" desisnya.

Elsa turun dari mobil, lalu disusul kedua bodyguardnya. Lalu mulai masuk ke dalam hiruk-pikuk pasar pagi itu.

Kedua bodyguard itu ternyata tidak mengikutinya secara langsung, mereka menjaga jarak sembari terus mengawasi setiap pergerakan Elsa.

Elsa sangat menikmati belanjanya hari ini, dia memilih sayuran yang paling segar. Membeli beberapa keranjang buah-buahan lokal yang segar. Ikan dan daging segar. Lalu ke penjual jajanan pasar dan memborong beberapa makanan kesukaannya.

Setelah selesai berbelanja, Elsa meminta beberapa orang kuli panggul untuk memasukan belanjaannya ke dalam mobil.

"Hey... apa kalian mau es ini?" tanya Elsa ke kedua bodyguardnya.

Keduanya saling melirik. Berpikir sejenak, bagaimana mungkin seorang bodyguard minum es cendol di tengah keramaian seperti itu. Di sisi lain, mereka menjaga kewibawaan mereka, tapi di sisi lain, mereka juga manusia biasa yang ingin menikmati segarnya es cendol itu.

Salah satu di antara keduanya sempat terlihat menelan salivanya berkali-kali. Elsa mengambil kesempatan itu untuk mengerjai mereka.

Dia sengaja meminumnya di depan kedua bodyguard itu dengan mimik wajah yang begitu menggoda.

"Huh... segarnya es ini, lihatlah," ucap Elsa sembari mengaduk es cendolnya tepat di hadapan keduanya. "Kalian tahu tidak, ini gula aren asli dan lihatlah, cendolnya sangat lembut. Emm,"

Cegluk... suara ludah yang tersekat di tenggorokan salah satu bodyguard itu.

"Aslii... parah... ini nikmat banget! kalau kalian tidak mencobanya, pasti nanti malam kalian tidak bisa tidur," goda Elsa lagi sembari menengguk es cendol itu.

Tiba-tiba salah seorang bodyguard itu menarik lengan Elsa, hingga membuat es cendolnya tumpah berantakan. Lalu membuka pintu mobil dan memasukkan Elsa ke dalamnya.

Lanjut...