Setelah aku mengingat kembali, akhirnya aku melepaskannya pergi, ku sangka itu akan berjalan dengan mulus, tapi hati ini masih tak mau melepaskan nya. Aku berada dalam luka yang dalam saat itu, untuk beberapa bulan hingga tahun aku tak menunjukkan wajahku didepannya, namun dalam satu hari semuanya hancur.
Hari itu aku memberanikan diri untuk hadir di hari bahagianya, aku kira luka yang ditinggalkan ini benar sudah sembuh, luka itu mungkin akan lebih ringan bila aku melepaskannya pergi dengan pria yang dia cintai. Aku akan merasa bahagia bisa melihat dia bersanding dengan pilihan hatinya. Tapi aku kembali salah besar, dia terbuka lebih lebar dari luka lamaku, aku bahkan tak kuasa menahan rasa sakit itu, saat mataku mengarah pada foto weddingnya, saat itu juga jantung dan hatiku rasanya putus, hanya melihat dia tersenyum dengan pria lain membuatku kembali gila.
Aku tak sanggup melangkahkan kaki masuk ke acara pernikahan mereka, luka itu benar-benar membunuhkan separuh ragaku. Dinding raksasa itu terpampang lebar di bola mata, ingin rasanya aku menganggap ini hanya imajasinasi, tapi ketika tanganku menyentuh dada ada rasa sakit yang tak sanggup ku ungkapkan dengan hanya kata-kata. Bahkan ribuan paku menusuk telapak kaki ini tak akan bisa menandinginya.
Ingin pada saat itu aku melarikan diri, tapi sampai kapan? sampai luka itu kembali terbuka dan kembali berdarah lagi?, tidak!
mungkin luka ini hanya akan bertahan selama 1 sampai 3 jam, setelah itu aku pasti akan merasa tenang lagi. Busit! benar-benar busit, Ketika kaki ini ku paksa melangkah, seluruh tubuh gemetar, tapi tak ingin dia tahu, aku berusaha menenangkan diriku. Walau dalam suasana hati tak baik aku berusaha tampilkan senyuman yang terbaik.
Tahukah kalian apa yang membuatku lebih merasa sakit lagi?, dia menungguku dengan senyuman terindahnya, bahkan selama aku mengamatinya dan menyukainya, tak pernah ku lihat senyum itu hadir. Tapi hari ini, tepat dihadapanku dia pertama kalinya menunggu kehadiranku sepenuh hati dengan senyum manisnya. Aku kembali lumpuh, tak bisa memalingkan muka, aku takut dia akan kecewa ketika aku memalingkan muka, tapi air mata ini sudah antri dari tadi, dengan terpaksa aku mengangkat kepala ke atas, agar air mata tidak keluar. Dengan senyuman bahagia aku menghampirinya, mengucapkan selamat untuknya. berpesan pada pria di sampingnya "Jaga dia bro, kamu yang paling beruntung di antara sekian banyak pria di dunia ini, jangan sia-siakan dia" pria itu hanya mengantuk dan senyum untuk meyakinkan ku.