Chereads / SENYA / Chapter 5 - HARI DUKA

Chapter 5 - HARI DUKA

Dengan cepat aku meninggalkan tempat itu, suara lembut itu datang lagi,

"Makanlah dulu sebelum kau pergi, tetapi sebelum itu tidak kah kau ingin mengabadikan sedikit meminta hari ini, untuk waktu yang terlalu tak ingin kau mengingat hari bahagiaku ini, berdampingan dengan dua pria tangguh. "

Merdunya suara itu seperti tidak memberi luka pada hati, namun tanpa sengaja dia nyandar kan ku untuk mengabadikan dimana hari aku paling tidak ingin bangun, membuka mata melihat dia susah sah menjadi milik orang lain, Haram bagiku mendambakan istri orang. Dosa bagiku jika masih mengingatkan dia.

Aku mengeluh nafas panjang melanjutkan langkah untuk turun.

"segitu bencikah kau terhadap diriku, dengan ngucap selamat lalu membalikkan punggung, bukan kau akan berkata, selamanya kita akan tetap sama, atau aku terlalu melewati batas ku memintaku berfoto dengan ku. Maafkan aku jika dirinya telah melewati batas, tak lebih, aku hanya ingin mengabdikan moment ini, entah kapan lagi bisa melihat, mungkin di kemudian hari kita akan dapat berfoto seperti. "

Lagi dan lagi, pukulan pada mentalku datang, benar tak tahu kapan lagi waktunya aku dan dia bisa berfoto seperti sekarang, tapi aku tak kuat menahan senyuman ini lebih lama lagi, untuk satu menit saja aku membutuhkan 30 menit menenangkan dirikan, jangan untuk beberapa menit lagi.

Aku menarik nafasku paling dalam ku hembuskan secara perlahan. Ku berbalik dan merangkul pria nya, ku katakan dengan lantang,

"ayo foto bersama, kalau bukan sekarang kapan lagi akan berfoto seperti ini, iya nggak bro? "

Aku lihat tertawa kecil dan bahagia, dengan legah aku melihatnya. walau gunjangan ini tak bisa aku atasi, tapi geteran hebat itu tak menghentikan ku buat tersenyum untuknya.

Dengan terburu-buru aku meninggalkan dia dengan alasan ada jurusan lain, awalnya mereka tak melepaskan ku, dengan gigih aku menyakinkannya, lalu senya bilang

"Terimakasih sudah datang, jangan pernah menghilang dan berubah"

Aduhhhh, berkeping sudah jantungku mendengarnya, pesan singkat dan manis itu semakin membuat mataku merah. Dengan secepat kilat ku tinggal tempat itu