Chereads / GAIRAH DARI NERAKA! / Chapter 1 - Aku adalah Tuan Muda

GAIRAH DARI NERAKA!

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉyour_energy
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 5.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Aku adalah Tuan Muda

Tiga Bulan Sebelumnya.

Sebuah mobil sedan hitam membelah jalan malam pegunungan yang sepi, mobil itu berisi tiga penumpang pria yang memiliki ketampanan dan usia yang berbeda-beda.

Di kursi kemudi terdapat pria berkacamata hitam dengan pakaian yang juga serba hitam. Pria itu bernama Avicenna Tampubolon โ€“ seorang pemimpin kelompok bawah tanah yang memiliki bisnis gelap perdagangan senjata ilegal dan juga klub malam eksklusif yang tidak bisa dikunjungi sembarangan. Avicenna adalah anak haram Batara Tampubolon yang lahir tanpa sepengetahuan Batara.

Avicenna bertemu dengan Sang Ayah saat sudah menginjak usia dewasa โ€“saat ibunya meninggal dunia dan memberitahu siapa ayah Avicenna yang sebenarnya. Avicenna pun mendatangi Batara Tampubolon yang sudah menikah bersama wanita Padang-Inggris yang cantik dan menawan, bersama wanita itu Batara menghasilkan dua orang anak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan diberi nama Natasha Tampubolon dan anak lelaki diberi nama Nathaniel Tampubolon.

Saudara tiri Avicenna yang bernama Nathaniel duduk di samping kemudi. Tak seperti Avicenna yang berwajah garang seperti Batara, Nathaniel berwajah tampan dan lembut seperti ibunya. Ia terlihat seperti anak baik-baik yang berhati dermawan. Jauh berbeda dengan Avicenna yang terlanjur terjun di dalam dunia kegelapan sejak remaja untuk membiayai ibunya yang sakit-sakitan. Sedangkan Nathaniel memang anak baik-baik, ia dibesarkan Sang ibu dengan kelembutan, namun juga selalu mendapat didikan keras dari ayahnya. Tidak seperti Avicenna yang menjalankan bisnis bawah tanah rintisannya, Nathaniel membantu Sang Ayah bekerja di bisnis yang bersih dan terbuka. Bisnis yang berpusat pada property dan transportasi yang sangat besar hingga membuat keluarga Tampubolon menjadi salah satu keluarga terpandang di ibu kota.

Hingga detik ini, keberadaan dan status Avicenna di keluarga Tampubolon adalah hal paling misterius di mata masyarakat. Mereka tidak berani mempertanyakan hubungan sesungguhnya antara Batara, Avicenna maupun Nathaniel. Beberapa orang berkata bahwa Avicenna adalah adik Batara karena sama-sama berwajah seram, beberapa lainnya menebak dengan tepat bahwa Avicenna adalah anak haram Batara โ€“ karena alasan yang sama.

Di kursi belakang terdapat pemuda bernama Jonathan Tampubolon โ€“ putra tunggal Nathaniel Tampubolon. Pemuda itu memiliki perpaduan wajah sang kakek โ€“ Batara yang garang, namun juga memiliki ketampanan Nathaniel yang menawan. Pesonanya terletak pada perpaduan darah Batak, Padang dan Inggris. Ia adalah perpaduan ras yang membaur dengan baik. Jonathan bertubuh tinggi dan kurus, tubuhnya memiliki masa otot yang lebih besar daripada masa lemak, sehingga membuat Jonathan memiliki tubuh berotot dan kuat.

Jonathan Tampubolon berusia 36 tahun, pria matang itu belum menikah dan menyibukkan diri dengan bekerja bersama kakek dan ayahnya, tak hanya sampai disana, sesekali Avicenna menarik Jonathan ke dunia bawah tanah untuk belajar cara berbisnis kelompoknya. Walau bagaimanapun, Avicenna tak memiliki keturunan di usianya yang sekarang, sehingga membuatnya menyeret-nyeret Jonathan agar mau belajar menjadi penerusnya.

Pada mulanya, Jonathan enggan untuk terjun ke bisnis gelap Avicenna. Ia tidak tertarik tenggelam dalam masalah yang kelam dan gelap semacam itu. Tapi entah mengapa, sejak beberapa bulan yang lalu, kakek, ayah dan Paman Avicenna sering mengadakan rapat rahasia bertiga tanpa melibatkan Jonathan di dalamnya. Rapat yang membuat Jonathan curiga jika sesuatu yang buruk hendak terjadi pada keluarga mereka. Sejak saat itu Jonathan sering berkunjung ke kantor Avicenna bahkan saat Avicenna tidak menyeretnya sekalipun. Kunjungan itu membuat Jonathan menghabiskan lebih banyak waktu di kantor Avicenna dan dengan terpaksa ia pun mempelajari segala alur bisnis pamannya. Melalui semua anak buah Avicenna, Jonathan berusaha mencari tahu masalah yang sedang terjadi di dalam sana sehingga membuat Kakek, Paman dan Ayahnya selalu terlihat gelisah selama berbulan-bulan lamanya. Namun, tak satupun dari mereka yang mau berbicara dengan terbuka kepadanya.

Sebab itu, Saat Sang Ayah dan Avicenna mengumumkan rencana untuk berlibur berdua di sebuah villa di pegunungan -rencana yang sangat aneh dan tak biasa, membuat Jonathan menjadi curiga dan menimbulkan rasa penasaran yang semakin menjadi-jadi, apalagi saat itu sang kakek tidak terlihat dimanapun sejak beberapa hari sebelumnya.

Dengan nekat, Jonathan mencari keberadaan villa tempat mereka berlibur dengan bantuan GPS yang Jonathan pasang di ponsel ayahnya. Jonathan mendatangi villa itu bersama beberapa pengawal keluarga Tampubolon yang menemaninya.

Sesampainya di villa, Betapa terkejutnya Jonathan saat menemukan keberadaan pengawal Avicenna dan keluarga Tampubolon yang tergeletak tak bernyawa di depan gerbang.

Jonathan dan para pengawal pun turun dari mobil dan memasuki villa dengan hati-hati, lokasi tersebut tampak seperti TKP pertempuran sengit antara dua kelompok mafia bersenjata yang saling bermusuhan. Dendam kesumat yang mengerikan.

Setelah menelusuri gerbang depan villa hutan yang sangat sepi, Jonathan menemukan keberadaan Sang Ayah dan Paman yang terikat di sebuah kursi. Di sekitar paman dan ayahnya berdiri beberapa begundal berseragam hitam dan membawa senjata api.

Sebelum menyerang ke dalam, Jonathan dan para pengawal menelusuri bagian luar gedung villa tersebut untuk mencari tahu jumlah begundal yang mengikat ayah dan pamannya.

Ternyata jumlah mereka tak terlalu banyak, sebagian besar sudah tumbang dalam pertempuran sengit sebelumnya. Jonathan pun memutuskan untuk membekuk para begundal itu dengan pertempuran senjata api seperti sebelumnya. Beberapa begundal berhasil tumbang, dan beberapa lainnya bersembunyi dalam ketakutan.

Jonathan segera membebaskan Nathaniel dan Avicenna, lalu menggiring mereka menuju satu mobil hitam dan melarikan diri dari villa bersama-sama. Di belakang Jonathan terdapat mobil kelompok Avicenna yang diisi oleh pengawal Jonathan. Mereka memacu kendaraan dengan kecepatan brutal di jalan aspal pegunungan yang berbahaya.

"Sial! Mereka masih mengikuti kita!" geram Avicenna sambil melihat spion tengah mobil.

Di belakang sana tidak hanya terdapat mobil pengawal Tampubolon, namun juga terdapat satu mobil asing yang mengejar dengan kecepatan yang sengit. Mobil sedan hitam yang berisi beberapa orang bertampang seram.

Jonathan memperhatikan mobil itu dengan seksama. Empat orang berseragam hitam dan tampaknya begitu gigih mengejar mereka.

"Mereka itu siapa, Om?"

"Mereka adalah pasukan musuh!"

"Musuh? Musuh mana lagi yang Om maksud? Kenapa kita memiliki banyak musuh yang menyeramkan begini sih, om!"

"Kau memiliki Om seorang pemimpin kelompok bawah tanah, tak mungkin kau dan kita semua tak memiliki musuh! Makanya kau harus belajar segalanya baik-baik. Jangan tunggu Om menyeretmu ke kantor baru kau datang!"

"Tapi Om, masalahnya apa? Kenapa kok, Om dan Ayah diculik dan diikat oleh mereka? Lalu dimana kakek? Jo tidak melihat kakek selama berhari-hari!"

"Dengar baik-baik, Jo. Kita semua dalam bahaya. Ini ada hubungannya dengan keluarga Tanjung. Mereka memiliki dendam berat kepada kita karena telah membuat bisnis mereka merosot dan kehilangan banyak tender, ditambah lagi, salah satu anggota kita tidak sengaja membunuh putra pertama keluarga Tanjung dalam sebuah pertarungan jalanan. Mereka tak terima dan sekarang mengejar kita semua dengan brutal!" jelas Avicenna.

"Lalu kakek? Dimana kakek? Apa mereka menangkap kakek dan melakukan sesuatu yang buruk padanya?"

Nathaniel menyahut, "Kami kehilangan jejak kakekmu sejak berhari-hari yang lalu. Sebab itu kami berusaha mencarinya kemanapun, termasuk ke villa yang kita kunjungi barusan. Dan rupanya kakekmu memang sempat berkunjung ke sana, tapi kami tidak menemukannya dan malah mendapat kunjungan tak terduga dari pasukan Tanjung!"

"Sial!"

Jonathan menyugar rambut panjangnya. Gusar hebat karena mengetahui kakeknya dalam bahaya.

"Jonathan! Dengar! Jangan gusar! Kau harus tenang dan memikirkan cara untuk tetap selamat dari buruan mereka! Kau adalah pewaris tunggal kami. Kau satu-satunya yang kami harapkan! Kau tidak boleh lengah, Jo!" tegur Avicenna.

"Benar, Jo! Camkan baik-baik, Kau harus selamat apapun yang terjadi. Pulang dan temui ibumu, selamatkan ibumu dan juga peringatkan seluruh keluarga Atmajaya untuk melindungi adikmu โ€“ Kanaya! Jangan sampai mereka lengah! Kama harus bisa melindungi Adikmu!"

Kanaya adalah anak Natasha โ€“ Tante Jonathan. Kana menikahi putra bungsu konglomerat Atmajaya dan hidup bahagia bersama suaminya.

Gadis manis itu tak boleh terluka sedikitpun hanya karena dendam keluarga Tanjung!

"Jo harus segera memberi peringatan kepada Kama!" simpul Jonathan.

"Minta tolong padanya untuk melindungi ibumu juga!"

"Baik, yah!"

Jonathan pun segera mengirim pesan singkat penuh peringatan yang begitu lengkap kepada Kama Atmajaya โ€“ suami Kana, sekaligus sahabatnya. Ia pun meminta Kama untuk segera melindungi Ibunya yang mungkin dalam bahaya besar sekarang.

Saat pesan itu berhasil terkirimkan, Suara benturan keras terdengar dari belakang. Jonathan membalik tubuh dan mendapati mobil pengawal keluarga Tampubolon menabrak sebuah pohon dengan brutal. Sedangkan dari mobil musuh, terdapat seorang begundal yang sebagian tubuhnya keluar melalui kaca sambil membidik pistol ke arah ban mobil Avicenna.

"Mereka menembak!" seru Jonathan.

Benar saja, pada detik itu juga suara letusan menggelegar dan sebuah peluru menancap pada ban mobil yang dikendarai Avicenna. Mobil itu pun oleng karena ban yang meletus. Avicenna kehilangan kendali mobil karena kondisi tak menguntungkan mereka. Ditambah lagi musuh tak henti menembak mobil hingga kondisi semakin kacau dan diluar kendali.

Ditengah kepanikan itu, Avicenna membanting stir ke kiri dan mobil pun terjun ke jurang!

Jonathan, Ayah dan pamannya jatuh ke sungai yang dalam dan berarus deras!

***