"Boleh aku minta tolong padamu, Sher?"
"Minta tolong apa?"
"Tolong jemput tunanganku."
Shirley sangat terkejut! "Apa aku tak salah dengar? Bagas memintaku untuk menjemput tunangannya?" gumam Shirley hanya membalas senyum tipis.
"Apa kau bisa? Aku tak bisa menyetir." Bagas memegangi bahunya.
"Papi sialan!" umpat Shirley dan kini, mau tak mau dia harus bertanggung jawab atas kesalahan papinya.
"Tapi, jika tunanganmu tahu aku yang menjemputmu, apa dia tak akan curiga atau salah paham?" tanya Shirley sedikit ragu.
"Tidak, dia bukan orang seperti itu. Dia sangat open-minded. Bukankah kau ingin bertemu dengannya? Sekarang mungkin waktu yang tepat." Senyum Bagas mengedipkan matanya.
"Dulu aku memang penasaran siapa wanita yang bisa meluluhkan hatimu, tapi setelah aku tahu dia adalah putri Abigail Juan Perero, aku sadar aku bukanlah saingannya. Jadi, aku tak penasaran lagi," terang Shirley.
"Sejak kapan kau jadi dewasa begini, Sher?" goda Bagas.