"Bagas,"
[Papa? Ada apa? Kenapa Papa tumben-tumbennya telepon Bagas?]
"Apa kau sedang sibuk?"
[Tidak, hanya sedang mengerjakan laporan tapi sudah hampir selesai. Ada apa, Pa?]
"Sebenarnya, Papa tak ingin mengatakan ini, tapi ini benar-benar urgent, Dio."
[Apa yang urgent, Pa?]
"Kau harus segera kembali ke Indonesia, Bagas."
[APA?? K-kembali ke Indonesia? Tapi kenapa, Pa? Bukankah Dio sudah katakan pada Papa jika Dio tak akan kembali ke Indonesia! Kenapa sekarang ….]
"Papa tahu, Dio. Papa juga bingung sekarang, ini bukan kemauan Papa."
[Lalu? Kemauan siapa ini?]
Adi terdiam.
[Pa! Tolong jawab, kemauan siapa ini!?]
"Abigail."
[Nyonya Abigail? Bukankah sudah aku bilang, Pa. Aku dan Agnes sudah tak ada hubungan apa-apa lagi! Kenapa kalian para orang tua senang sekali memaksakan kehendak?]
"Bagas, ini bukan kemauan Papa, sungguh! Dan mengenai berita kalian telah putu, sebenarnya Abigail telah mengetahuinya sejak lama."
[APA!!! Bagaimana Nyonya Abigail bisa mengetahuinya?]