Area typo
Warning+++
bklan ada yang. Hot2 nya jadi buat yang dibawah umur jangan baca tapi kalo tetap baca ya jangan salahin author loh.hahaj
Ririz dibuat gelisah oleh Nata yang tak kunjung juga pulang, padahal sudah pukul 22:46 malam. Namun Nata belum juga pulang. Bahkan Nata tak menjawab telpon atau pun pesan yang Ririz kirim.
Mungkin sudah puluhan pesan yang Ririz kirim, namun tak satu pun Nata membalas pesan nya. Bahkan Ririz sudah bertanya pada Yona, Binar, dan juga Doni. Tapi mereka pun tak tau keberadaan Nata dimana.
Ririz begitu khuatir pada Nata karna tidak biasa nya Nata semarah ini dan tidak pulang. Bahkan biasa nya meskipun Nata marah dia akan slalu membalas pesan Ririz dan pulang kerumah Ririz.
"Kamu dimana dek. Mommy khuatir banget sama kamu, cepet pulang dek mommy rindu" ucap Ririz pada foto Nata yang ada di ponsel nya.
Tanpa sadar air mata nya menetes dan tubuh Ririz merosot dan terduduk dilantai dekat tempat tidur Nata. Ya Ririz berada di kamar Nata saat ini. Sungguh dia tak menyangka jika semua ini akan terjadi.
Ririz tersenyum dikala ia membuka galeri di ponsel nya, Ririz terus melihat lihat foto Nata yang sedang tidur, kesal, bahkan exsis si ponsel nya. Jari nya terhenti pada sebuah foto yang sudah lama sekali dimana pertama kali dia bertemu dengan Nata 5 tahun yang lalu.
****
Flasback on
Ririz sedang bekeliling di malioboro. Dan dia tidak sendirian, Ririz ditemani oleh teman teman. Teman Ririz pun mengajak Ririz untuk berhenti disalah satu pedagang kaki lima yang ada disana untuk beristirahat karna lelah berkeliling.
Saat mereka sedang duduk tiba tiba ada seorang pengamen menghampiri mereka.
"Permisi ka, boleh saya ngamen disini" ucap orang itu.
"Boleh aja. Asal suara nya harus bagus" kata teman nya Ririz.
"Insya allah bagus ka. Gak kalah ko sama suara bebek" ucap pengamen itu lagi
"Ahaha. Yaudah buruan deh nyanyi" kata teman nya Ririz yang satu nya karna penasaran sama suara nya.
Sedangkan Ririz hanya diam saja memperhatikan wajah pengamen itu yang menurut nya sedikit lucu itu. Apalagi dengar suara nya yang cukup membuat nya gemas.
Pengamen itu pun mulai memetik gitar nya dan mulai bernyanyi.
Jreng jreng jreng
Mungkin sang fajar
Dan sayap sayap burung patah
Menyaksikan kita berseteru
Selalu tak pernah damai
Mungkin cintaku
Terlalu kuat dan menutupi
Jiwa yang dendam akan kerasmu
Sehingga kita bersama
Mungkin.
Ririz dan juga teman teman nya pun terpesona akan suara nya pengamen itu.
"Suara lo bagus juga ternyata" kata teman nya Ririz yang bernama karin.
"Emm makasih ka" ucap pengamen itu lalu membuka topi nya dan menyodorkan nya pada Ririz dan teman teman nya.
Dan mereka pun menyerahkan uang 50 ribun pada pengamen itu.
"Ini karna suara lo bagus. Dan udah hibur kita" kata teman nya Ririz yang satu nya. Nama nya Diana.
"Iya makasih ya ka. Kalo gitu saya permisi dulu. Mari ka" pamit pengamen itu sambil tersenyum manis pada mereka. Lalu pengamen itu ingin beranjak pergi namun tangan nya ditahan oleh Ririz.
Dan pengamen itu pun menengok ke arah Ririz dan tatapan mata mereka pun bertemu. Kedua nya sama sama terdiam untuk sesaat. Ririz maupun pengamen itu menemukan keteduhan dalam tatapan mata mereka masing masing.
"Emm.. kenapa ya ka?" Tanya pengamen itu pada Ririz.
"Duduk sini dulu" jawab Ririz menarik tangan pengamen itu untuk duduk disamping nya. Dan pengamen itu pun menuruti nya.
"Nama kamu siapa?" Tanya Ririz setelah pengamen itu duduk.
"Renata ka. Panggil Nata aja" jawab Pengamen itu yang ternyata bernama Renata.
"Emm.. oke Nata aku Ririz. Ini karin sama diana." Ucap Ririz memperkenalkan dirinya dan juga kedua teman nya.
"Iya ka salam kenal" ucap Nata tersenyum.
"Kamu umur berapa dan udah lama ngamen?" Tanya Ririz lagi yang penasaran.
"Umur 15 tahun ka. Udah 6 tahunan ka aku ngamen. Kenapa ka?" Jawab Nata sambil bertanya balik karna dia bingung tumben tumbenan ada yang bertanya seperti itu pada nya.
"Gpp sih cuma pengen tau aja. Kamu gak sekolah emang nya? Terus tinggal dimana?" Tanya Ririz lagi.
"Enggak ka. Tinggal di dekat sini ko ka." Jawab Nata.
"Boleh aku ikut kerumah kamu?" Tanya Ririz membuat Nata dan kedua teman nya bingung.
"Mau apa kenasa lu Riz?" Tanya Diana.
"Pengen tau aja" jawab Ririz santai nya lalu menarik Nata untuk membawanya kerumah dia.
"Gua duluan kalian bayarrin ya minuman gua. Bye" ucap Ririz lalu pergi menarik Nata meninggalkan teman nya.
"Kakak mau ngapain kerumah aku. Rumah aku jelek dan kumuh sebaik nya jangan deh." Kata Nata yang tak enak jika Ririz kerumah nya atau ke gubuk nya.
"Udah tunjukin aja jalan nya. Sekrang kita kesana dan jangan banyak tanya ok?" Pinta Ririz dan dengan pasrah Nata menuruti nya.
Mereka berdua berjalan kaki selama 10 menit dan akhir nya mereka pun sampai dirumah nya Nata yang cukup memprihatinkan.
Rumah yang tidak luas dan tiang tiang nya sudah banyak yang retak bahkan atap nya pun banyak yang bocor. Tanpa pikir panjang lagi Ririz meminta Nata untuk membereskan pakaian nya dan mengajak Nata tinggal bersama nya.
Ririz tidak tau kenapa dia tiba tiba mengajak orang yang baru dia kenal selama kurang dari 1 jam untuk tinggal bersama nya.
Yang jelas dia hanya mengikuti kata hati nya saja. Dan mereka pun langsung pergi kerumah Ririz. Dan semenjak hari itu lah Nata tinggal bersama nya meski awal nya canggung namun lambat laut mereka menjadi dekat satu sama lain.
Flasback off
***
Ririz tersenyum mengingat pertemuan nya dengan Nata hari itu. Dan air mata nya kembali menetes karna sangat teringat Nata yang belum pulang.
"Aku mohon kembali sama aku lagi" ucap Ririz dan menangis tersedu sedu tanpa menyadari jika Nata dari tadi berdiri dibelakang nya sambil tersenyum dalam hati.
Namun dia mencoba bersikap dingin pada Ririz. Nata pun berjalan melewati Ririz menuju kamar mandi. Ririz yang melihat itu pun terdiam beberapa saat hingga akhir nya dia sadar jika itu Nata.
Ririz langsung berdiri dan menyusul Nata kedalam kamar mandi dan langsung memeluk Nata dari belakang sambil menangis.
"Ka kamu kemana aja hiks.. mo mommy khuatir banget sama kamu. Ja jangan tinggalin mommy hiks ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜" kata Ririz sambil menenggelamkan wajah nya dipundak Nata.
"__"
Tak ada respon dari Nati namun dia langsung membalikkan badan nya dan melepaskan pelukan Ririz laly menatap nya.
"Mending kamu keluar dulu deh" kata Nata yang tidak memanggil nya dengan sebutan mommy pada Ririz jika dia benar benar marah dan itu membuat Ririz tersentak mendengar nya.
"Ka kamu u usir ak aku hiks?" Tanya Ririz masih menangis.
"Gak. Cuma nyuruh keluar aja" jawab Nata datar.
"Ta tapi ke kenapa?" Tanya Ririz lagi.
"Aku mau mau boker jadi kamu keluar dulu sana" jawab Nata membuat Ririz melongo mendengar nya. Lalu Nata mendorong tubuh Ririz keluar dari dalam kamar mandi lalu dia menutup nya.
Ririz yang sadar pun langsung ngedumel karna dia kesal dengan Nata yang merusak suasana sedih menjadi kacau karnanya.
Ririz pun duduk ditepi ranjang lalu diamelihat ponsel nya untuk melihat jam yang menunjukan pukul 23:58 tengah malam.
"Dia pulang ko aku gak denger suara mobil ya?" Batin Ririz bingung.
Tak lama Nata pun keluar dari kamar mandi dan menatap Ririz yang ternyata menatap nya dengan mata masih berkaca kaca. Nata pun mendekati Ririz lalu berjongkok didepan nya.
"Kamu nangis?" Tanya Nata lalu mengusap air mata yang menetes dipipi Ririz dengan lembut.
"Kamu marah ko sama aku sampai gk bisa dihubungi" jawab Ririz menatap mata Nata lembut lalu memegang tangan nya.
"Kenapa pergi dan semarah itu sama aku?" Tanya Ririz yang sebenar nya tau kenapa Nata marah banget sama dia.
"Jujur apa bohong?" Bukan nya menjawab Nata malah balik bertanya padanya.
"Jujur" jawab Ririz.
"Baiklah aku jujur" ucap Nata mengambil nafas sambil menunduk sejenak lalu menatap mata Ririz lagi tapi lebih dalam dan lembut.
"Aku Cinta Sama Kamu" kata Nata dengan satu tarikan nafas.
Degg
Ririz kaget tak menyangka jika Nata berani menyatakan nya. Dan mereka terdiam sibuk dengan pikiran masing masing. Nata menunduk dan siap jika dimaki oleh Ririz. Sedangkan Ririz yang bingung harus bagaimana. Apa dia harus menerima atau menolak nya.
"Sejak kapan" tanya Ririz yang membuka suara.
"Sudah lama dan aku gak meminta jawaban apapun. Aku hanya ingin menyatakan nya saja." Jelas Nata.
"Kalo aku nolak apa kamu akan pergi?" Tanya Ririz yang tak ingin Nata pergi dari nya karna dia sayang sama Nata.
"Tidak. Karna aku sudah berjanji sama kamu" jawab Nata membuat Ririz lega mendengar nya.
"Aku gak bisa nerima kamu karna aku punya pacar. Tapi kita tetap seperti ini mau kan? Aku juga sayang sama kamu tapi hanya sebagai adek gak lebih. Aku harap kamu ngerti." Jelas Ririz
"Aku paham ko akan hal itu :)" kata Nata tersenyum manis. Tapi Ririz merasakan jika Nata terluka bisa dilihat dari tatapan mata nya.
Ririz pun meminta Nata untuk duduk disampingnya dan menarik Nata kedalam pelukan nya. Setelah dirasa cukup Ririz melepaskan pelukannya dan menatap mata Nata dengan lembut dan dalam.
Ririz pun mengusap pipi Nata lalu mendekatkan wajah nya ke wajah Nata dan mencium bibir Nata dengan lembut dan Nata pun membalas nya. Yang awal nya lembut jadi agak panas karna Ririz merapatkan tubuhnya dengan tubuh Nata.
Nata pun membaringkan tubuh Ririz lalu menindihnya. Nata melepaskan ciuman mereka lalu menatap mata Ririz yang begitu indah. Nata mengusap pipi Ririz lalu menyentuh bibir Ririz dengan jari nya.
Nata kembali mencium bibir Ririz dengan lembut lalu berpindah keleher Ririz dan meninggalkan tanda merah disana
Perlakuan Nata membuat nafas Ririz naik turin ada hasrat yang ingin lebih lebih dari itu. Tangan kanan Nata menyelusup masuk kedalam kemeja Ririz lalu bergerak naik ke dada Ririz dan meremas nya dengan lembut. Ririz menggeliat tak karuan karna Nata meremas dada nya yang cukup besar itu.
Nata lalu membuka kancing kemeja Ririz satu persatu dan melepaskan baju Ririz dan tinggallah Ririz yang menggunakan bra dan celana dalam hitam saja. Lalu Nata mencoba membuka bra Ririz setelah terbuka Nata langsung menghisap dada Ririz dengan secara bergantian.
"Aakkhh Nata pelan ahh" desah Ririz yang membuat Nata merinding mendengar nya.
Riri yang tak terima jika hanya dia saja yang telanjang pun langsung membuka baju Nata serta celana Nata. Dan mereka sama sama hanya memakai daleman saja. Nata terus menghisap dada Ririz secara bergantian yang awal nya kuat dirasa semakin melemah oleh Ririz.
Ririz yang penasaran pun melihat Nata yang ternyata sudah terlelap dengan polos nya meninggalkan Ririz yang sudah dbuat gelisah karna ingin. Tapi heran nya meskipun tertidur Nata tidak melepaskan mulut nya dari dada Ririz.
"Gua udah basah dia malah tidur. Dasar anak Nakal" gerutu Ririz lalu menyelimuti tubuh kedua nya dan ikut terlelap membiarkan dada nya dihisap oleh Nata yang selayak nya bayi sedang menyusu pada ibu nya.