Chereads / KERATON, SARANG SERIGALA / Chapter 5 - Part 2: Kota Pemimpi; Berawalnya Menjadi Master of The Universe

Chapter 5 - Part 2: Kota Pemimpi; Berawalnya Menjadi Master of The Universe

DUNIA seperti melayang. Itu yang dirasakan oleh Raka. Kepalanya pusing. Masih dalam keadaan hangover karna pesta malam sebelumnya yang begitu mengilakan. The underground party. Percaya atau tidak, Yogyakarta itu merupakan kota yang bisa membisukan, ada kalanya kota ini bisa lebih membinasakan daripada negeri yang namanya Jakarta. Yogyakarta, suatu kota yang mempunyai cerita dan kisah unik tersendiri disebalik asal usul pemerintahan keraton dan kentalnya adat jawa, kota ini bisa dikatakan, lebih dari perkataan simple dan simple. Speechless. Rasanya hanya satu kata itu yang bisa keluar dari mulut Raka ketika kali pertama dia menghadiri sebuah pesta stripper di Yogyakarta. Pengalaman yang mengilakan. Raka tahu, dia bukan seorang lelaki yang alim. Terkadang dia akan booking table di Holywings ketika bertemu dengan klien mahupun untuk personal. Tapi itulah kali pertama Raka menghadiri pesta stripper di underground party. Semuanya berawal dari Leo, yang begitu sudah berpengalaman di bidang underground party. Maklum, Leo anak asal Bekasi. Dia sudah begitu terbiasa menghadiri pesta-pesta yang mengilakan seperti itu. Awalnya Raka menolak untuk ikut Bersama Leo.

''Nggak ah, gila kali mau ikut pesti gitu-gituan.'' Wajah Raka menjadi merah ketika Leo mengajak Raka untuk menghadiri pesta stripper the underground party.

Leo menegguk air coca cola yang dia beli dari Alfa mart. ''Ihhh, jangan munafik bang. Booking table ke holywings udah berkali-kali. Apa bedanya? Pesta di underground itu lebih menyenangkan. Bang, Yogyakarta juga bisa menyenangkan seperti Jakarta!''

''Gila kau!''

''Trust me, nggak bakal mengecewakan. Ayo bang, ikut adventure baru!''

Pada akhirnya Raka dibawa oleh Leo ke arah kelab dimana sedang terjadinya The Underground Party di Yogyakarta. Mengendarai Mercedez Benz warna putih milik Leo yang dibelikan oleh orang tuanya, Leo melaju cepat memasuki jalan raya menuju kearah Jaksel, jalan kaliurang selatan. Mereka tiba di kelab Undeground Party. Kelab ini tidak diketahui banyak orang, jika seseorang yang tidak tahu, mereka akan mengira kelab ini merupakan diskotik biasa dan hanya sekedar diskotik dimana tempatnya orang-orang timur terutamanya di jogja akan berpesta. Sebenarnya bukan hanya orang timur yang berpesta kesini, kebanyakan anak-anak muda pelajar di Jogja. Memang, dari luaran kelab tersebut terlihat sungguh berbeda penampilan dengan Holywings. Holywings terkenal sebagai kelab para elite dan 'The Crazy Rich'. Berbeda dengan kelab The Underground Party. Tempatnya tersembunyi, harus memasuki gang yang terpencil untuk sampai tujuan. Bagunannya seperti ruko biasa. Namun ketika mereka memasuki ke dalam tempat itu, banyak rahasia yang terpendam dalam kegelapan. Pantas saja kelab ini terkenal bagi para mafia dan mereka yang bertransaksi. Kata Leo juga, disini pestanya para bos-bos berduit. Vibes nya sungguh berbeda, apalagi dengan gaya stripper dan jogetan mereka yang luar biasa.

''Gimana? Tidak mengecewakan?'' Leo bertanya dengan nada yang seru. Walaupun begitu, suara lantang Leo hampir terkalahkan dengan musik kelab.

''Jogjakarta memang sudah gila! Ini bener-bener fantastic bro!'' sergah Raka dengan meneguk segelas vodka dingin yang dia suka. Pesta, kelab, minuman keras, wanita stripper, seks dan norma dunia barat sudah begitu normal di Jakarta. Jogjakarta juga tidak kalah. Bedanya kalau di kelab Party Underground, terdapat unsur dan gaya timur dengan barat, yang menjadikan suasana di kelab tersebut menjadi lebih mempesonakan dan memancing para mafia bos-bos besar.

''Udah aku bilang pesta ini tidak akan mengecewakan! Cheers bang!''

Leo dan Raka akan menjadi teman di luar kantor. Berbeda jika mereka sedang di kantor, Raka akan menjadi subordinate nya Leo dan Leo akan menjadi anak buah Raka. Malam itu, mereka berdua menikmati sebuah pesta stripper yang sungguh mengilakan. Tanpa disedari, pada pagi keesokannya mereka harus dating ke kantor untuk meeting routine. Dan kini Raka mendapat imbasnya akibat hangover.

''Jadi Babe bener-bener berharap, Team Yuliana ini akan menjadi tambah besar. Karna babe yakin, team kalian dan semuanya yang berada di ruangan ini mempunyai potensi tinggi dan bisa lebih berprestasi.'' Kata babe Johan, kepala devisi team Yuliana. Sebenarnya devisi Johan mempunyai empat team. Team Yuliana, team mami Emily, team Bang Agus dan teamnya Pak Heru. Babe Johan akan secara bergiliran mengadakan routine meeting setiap pagi per team dengan jadual berganti-gantian. Kecuali hari-hari tertentu, terkadang babe Johan akan menyatukan semua team devisinya. Dan setiap team devisi Babe Johan mempunyai ruang Boardroom masing-masing.

''kalian semua paham kan?''

''Paham Babe!'' semua yang berada di ruangan secara serentak menjawab dengan nada tegas dan bersemangat. Hanya tuhan yang tahu, dibelakang kesemangatan di pagi hari itu Raka dan Leo sedang menderita akibat hangover.

''Bagus! Hari ini siapa yang ada MGM dating untuk psikotest?'' Babe Johan bertanya.

''Ani ada 2 be, Raka ada tiga dan Leo ada 1.'' Yuliana menjawab pertanyaan babe untuk anak-anaknya.

''Bagus! Bagus! Setiap bulan kalian harus ada MGM baru yang dating. Ingat, disini kita bukan hanya mengejar komisi dan uang. Kita juga harus mengejar prestasi dan jenjang karir. Kalau jenjang karir sudah dapat, building team hingga besar, uang akan dating sendiri dan mengejar kalian.'' Hampir setiap hari Babe Johan mengulangi perkataan yang sama. Orang lama sudah tidak begitu asing lagi dengan Babe Johan. Memang ada baiknya Babe Johan selalu mengingatkan, namun terkadang bisa menjadikan beban juga.

''Iya be, paham.'' Jawab Yuliana.

''Jangan Cuma paham. Kalian harus buktikan. Action speaks louder than words. Ingat itu. Babe mahu liat, sebentar lagi ruangan ini akan penuh dengan MGM baru, dan team Yuliana akan semakin besar.''

''Iya be, kita akan lebih gigih untuk building team dan mengejar margin.''

''Bagus,'' Bentak babe Johan. ''Yuliana, pastikan anak-anak mu pasang loker dan prospek. Pokoknya babe nggak mau tahu, sehari kalian harus capai target contacting, 400 data per kepala!''

''Siap be!''

Dengan itu meeting dibubarkan. Babe Johan berjalan keluar dari ruangan. Semuanya menghembuskan nafas lega. Babe Johan itu orangnya tegas. Dia akan mengutamakan dan memberi perhatian yang lebih dengan orang yang berpotensial dan berprestasi. Sistem kerja di kantor ini itu memang keras. Mereka yang bisa mendapatkan tingkat hiraki yang tinggi membutuhkan perjuangan, pertahanan dan persistence dengan realitas kekerasan system di kantor ini.

''Ini bukan tempat penampungan bagi kalian yang malas! Ini tempatnya orang yang mahu berjuang dan berprestasi!'' Babe Johan selalu menegaskan ini kepada team devisinya.

Setelah Babe Johan keluar dari ruangan, semua yang ada diruangan kembali ke tempat duduk masing-masing dan mulai bekerja.

''Raka, ikut aku sebentar. Ada yang aku mau obrolin,'' Yuliana bilang sambal berjalan keluar dari ruangan. Raka memegang kepalanya yang terasa begitu berat dan sakit. Kemudian dia memaksakan diri untuk menyusul Yuliana. Raka menyusul Yuliana yang sedang menunggunya, bersenderan di tembok ruangan kantor yang memisahkan dengan ruangan lainnya.

''Gimana dengan progress calon nasabah mu itu?'' Yuliana mempertanyakannya.

''Katanya dia lagi nunggu uangnya cair dulu di deposito.''

''Berapa cepat dia bisa diregolkan?'' tanya Yuliana lagi. Menjadi seperti Yuliana, the master of this universe. Seorang Wanita yang begitu berkarir dan begitu fokus dengan mimpinya, itu tidak mudah. Untuk menjawab pertanyaan Yuliana yang seperti the master of noble pursuit juga tidak mudah. Terkadang seseorang akan terlihat seperti goldfish, yang hanya bisa mengerakkan mulut mereka seperti angin namun ttidak bersuara. Karna bagi Yuliana, A adalah A, dan B adalah B. sesiapa yang sudah mengenali Yuliana mereka tidak berani menjajikan apapun kepada Yuliana, karna kalau iya mereka akan sentasa ditagih dengan janji mereka itu.

''Belum tau. Belum tau kapan aku bisa regolkan dia.'' Raka menjawabnya dengan jujur, tidak memberikan janji-janji kosong dan harapan palsu. Lebih baik dia jujur daripada mengecewakan pada akhirnya.

Dan kamu suka dengan progress mu itu?'' Kali ini Raka hanya bisa terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Yuliana. ''Raka, hanya 2 closingan dalam satu tahun. Kau sudah hampir empat closingan nggak ada nasabah baru. New investor Raka. Team kit aitu lagi butuh new MGM dan juga mengejar margin. Memang masih ada dua bulan lagi sebelum masuk quartal baru, tapi yang Namanya waktu itu akan berlalu begitu saja. We have to do something. Kau jangan cepat puas dengan nilai komisimu dari 2 nasabah aja, you have to do something!''

Inilah Yuliana. Orangnya begitu blak-blakan. Semuanya on point dan terus terang. Wanita asal Kupang ini mempunyai karakter yang keras. Apa yang dia inginkan, harus dia dapatkan. Apalagi kalau sudah mengait tentang masalah kerjaan. Menjadi seorang pemimpin itu tidak mudah, memang tidak mudah. Raka mengigit mulutnya dan hanya terdiam.

''Ambil momen Desember Hot Week, desember itu momen-momen penting. Ambil kesempatan dari situ. Kamu harus cepat-cepat closing lagi Raka! Babe sudah mempertanyakan, kapan kamu bisa closing lagi. Kenapa begitu? Karna kita semua itu tau kamu mempunyai potensi yang tinggi. Ingat Raka, jangan cepat puas. Kamu baru aja menjadi konektor, belum menjadi cold caller seperti Jordan! Ingat lagi mimpi-mimpi mu yang besar itu, mengapa kau disini dan untuk apa! Jika kamu sudah menguasai the power of closing yang sebetulnya, contacting dan connecting akan menjadi dunia mu. Kamu yang akan menjadi master nya untuk dunia itu.''

Setelah itu Yuliana masuk ke dalam ruangan. Meninggalkan Raka yang terdiam. Kata-kata Yuliana telah membangunkannya dari hangover yang ia derita. Benar.Benar dan absolute. Raka harus membuktikannya. Di sinilah Gudang uang, dimana uang berada. Jika dia sudah menjadi tuan dunia yang ia impikan, dia akan menjadi master of his own universe. Memang uang bukan segalanya, tapi di kota yang keras ini segalanya membutuhkan uang. Keluarganya membutuhkan uang. Adiknya membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya.