Chereads / DRAGON SPIRIT OF LU NIE / Chapter 10 - perjalanan

Chapter 10 - perjalanan

Setelah mereka berdua sampai di tempat yang sudah tak pantas di lihat oleh manusia itu, lin qi pun segera lompat dari punggung lu nie, lalu dia pun melangkahkan kedua kakinya sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari guru yang sangat ia sangayangi selayaknya keluarga keduanya, "Diaman kau guru tua," ucapnya dengan nada keras suaranya terdengar seperti orang yang sudah putus asa.

Akan tetapi ia hanya menemukan kepala monster yang tenggelam di lautan cairan berwarna merah kental. "Sepertinya ini adalah Kekuatan monster yang di gunakan secara berlebihan, sehingga menyebabkan tubuh si pemilik yang menggunakan kekuatan itu menjadi monster yang sangat menjikkan." ucap lu nie yang melihat kejadian tersebut.

"Mungkin kah ini kau kakek, kenapa kau senekat ini untuk mengalahkan orang sialan itu," ucap Lin qi seketika tetesan sebutir jagung  turun dari atas, membuat rumput dan pakaian milik kedua orang itu basah, di susul dengan kilatan kuning bergaris dari awan berwarna hitam.

"Sudah lah tuan jangan bersedih, mungkin hal ini cara dia untuk menebus dosa masa lalu miliknya," ucap lu nie.

"Kenapa dan kenapa orang yang ku cinta terus saja menghilang. Apakah kedatangan ku di dunia ini hanya akan menjadi malapetaka bagi orang lain," ucap Lin qi yang menekuk kedua kakinya di susul dengan tubuhnya ke bawah  dia pun memukuli tanah yang ada di hadapannya. Setelah memukuli tanah dia menekan dadanya yang sesak.

Melihat kejadian tersebut lu nie pun menunduk dan menyentuh bahu milik Lin qi lalu ia pun berkata, "Dengan kedatangan kita di dunia ini saja membuat kita salah, tetapi ada orang yang menyesal ketika kau tak terlahir di dunia ini yaitu kedua orang tua mu, kedatangan mu bagi mereka bagaikan anugerah yang tiada bandingnya, mereka mengajari mu untuk menjadi orang yang benar di mata dunia dan mahluk hidup." 

Mendengar ucapan lu nie barusan ia pun menghentikan tangannya lalu mengusap wajah bagian atas, "Ayo lu nie kita pergi sekarang," ucap Lin qi yang sudah bertekad untuk benar benar membalaskan dendamnya. selang beberapa menit langit memunculkan cahaya berwarna ke orenan di tambah garis melengkung berwarna warni.

"Sekarang kita mau kemana tuan," ucap Lu nie yang belum mengetahui dimana lin qi ingin pergi seakrang.

Lin qi pun menunjukan peta yang di berikan oleh sun Ji, "Apakah kau tau di mana tempat ini," tanya lin qi dia pun menyerahkan peta itu ke lu nie.

"Ya aku tau ini adalah peta kota sebelah Utara dataran Suho," sahut lu nie yang sangat percaya diri dengan keluasan dunia yang pernah dilihatnya.

"Oh iya sebelum kita menuju ke sana, ada tempat yang ingin ku kunjungi terlebih dahulu," ucap Lin qi ya tentu saja dia mau pergi ke labirin yang tidak sempat dia kunjungi.

Tak lama kemudian ia sampai ke labirin kuno Suho akan tetapi bangunan tua itu sudah hancur dan buku buku yang usang juga menghilang, "Padahal dua bulan yang lalu bangunan ini masih ada," ucap Lin qi yang merasa keheranan dengan bangunan tersebut.

"Mungkin kah semua ini ada kaitannya dengan orang yang menyerang kalian berdua," tanya lu nie.

"Mungkin saja ia, ayo kita pergi lagian gak ada apa apa di sini," ucap Lin qi.

Mereka berdua pun melajutkan perjalanan. Hembusan angin menggoyangkan  garisan garisan benang berwarna hitam yang tepat di atas kepala Lin qi, dan  lu nie mengarahkan kertas emas yang ada di lengan nya ke atas dan kebawah sehingga  menyebabkan suara yang cukup bising, di saat yang sama Lin qi melihat gumpalan besar berwarna putih yang berterbangan seperti kapas, di bawah gumpalan itu juga terdapat laut hijau dan garis yang berwarna biru layaknya fatomorgana yang sangat indah. Dan tak lama kemudian langit yang awalnya berwarna biru ke orenan berubah menjadi gelap, "Ayo lu nie kita turun dan beristirahat, untuk perjalanan nya kita lanjutkan besok saja," ucap Lin qi.

Seketika tubuh besar milik lu nie mendarat ke bebatuan yang berlubang seperti pintu berbentuk setengah lingkaran.

"Ayo kita masuk dan beristirahat tuan," ucap lu nie.

Mereka berdua pun melangkahkan kikinya ke arah bebatuan tersebut. sesampainya di dalam lu nie pun melepaskan baju milik Lin qi, ia pun mulai mengoleskan cairan berwarna hijau kental ke garisan garisan yang berwarna merah yang ada di punggung mikilik lin qi cairan hijau keteal itu adalah obat untuk menutup luka, "Tahan tuan ini mungkin sedikit sakit," ucap lu nie yang mengalir kan energi berwarna emas ke arah luka milik Lin qi, dan tak lama kemudian goresan merah itu pun tertutup, setelah selesai menybuhkan luka milik lin qi ia pun memberikan sekotak butiran berwarna putih yang di lengkapi cincangan daging rusa yang ia bawa sebelum meninggalkan gunung gufi, "Makan lah lin qi kau pasti lapar," ucap lu nie dia selayaknya seroang ibu yang rela tidak makan demi anaknya.

"Bagaimana dengan mu pasti kau lapar juga kan," ucap Lin qi.

"Tidak apa apa aku masih kenyang kok," sahut lu nie dengan senyuman kecil dia mengeluarkan senyuman itu agar lin qi tidak menghiraukanya.

"Kau bohong, ayo makan bersama saja jika kau sakit besok kita akan mendapatkan masalah lo," ucap Lin qi.

"Baik lah kalau begitu," ucap lu nie.

Mereka berdua pun menyantap makanan tersebut setelah selesai mereka pun tertidiru sangat pulas.

Ke esokan harinya mereka melanjutkan perjalanan, setelah cahaya yang menyilaukan mata sejajar dengan kepala, mereka pun melihat desa yang di serang segerombolan monster batu yang tubuhnya di penuhi dengan goresan merah yang apa bila di sentuh melelahkan daging manusia.

Semburan nafas panas dari mulut lu nie melesat ke arah segerombolan monster batu larva, itu lah nama dari monster yang menyerang desa kecil yang penduduknya hanya beberapa ratus orang. Di sisi lain lin qi berdiri lalu melentangkan tubuhnya ke arah bawah sehingg membuat dirinya terjun bebas suara bising dari gesekan angin terdengar sangat nyaring di daun daging yang tepat berada di samping kepala miliknya, di saat yang sama ia mengeluarkan serangan kilatan biru yang telah di campur dengan energi Qi ke arah semburan hawa panas yang melesat itu.

Pemuda yang tak merasa puas itu pun melanjutkan serangannya lagi dengan cara melepas kan Qu angin yang sudah di campur dengan serangan bergaris berwarna merah sehingga menyebabkan suara bising seperti gunung meletus dari arah bawah dan tak lama kemudian tanah berterbangan ke atas, akan tetapi monster yang berhasil mereka hancurkan hanya sebagian. 

di saat Lin qi akan menyentuh dataran rata berwarna coklat dia pun segera memijak udara yang ada di sekelilingnya dengan Qi agar tubuhnya tidak terluaka, penduduk desa yang ada di sana hanya terdiam dan terus memandangi tubuh Lin qi yang terbang itu, "Lihat lah pemuda itu, dia seperti burung yang bebas, dan juga lihat lah naga emas yang sangat langka itu," ucap salah satu penduduk desa dia meanadangi lin qi tanpa berkedip sedikit pun.