Chereads / DRAGON SPIRIT OF LU NIE / Chapter 11 - kota quin

Chapter 11 - kota quin

Langkah kaki yang tak bisa terlihat oleh mata biasa pun mengarah ke segerombolan monster itu, aura biru lah yang hanya bisa di lihat oleh mata penduduk desa, dan tak lama kemudian Lin qi melempar kan besi tajam dan terjadilah kobaran api yang di susul dengan suara ultrasonik yang bisa menghancurkan gendang telinga.

Di saat ledakan pertama belum selesai ledakan yang berulang pun terus menerus tercipta sehingga membuat garis lurus berbentuk zizak tercipta. Dan tak lama kemudian bongkahan batu berhaburan seperti kapas yang di tiup hembusan angin. "Serangan apa tadi, dan  latihan seperti apa yang ia lakukan sehingga menjadi kuat seperti itu " ucap pemuda seumuran Lin qi dia merasa kagum dengan apa yang barusan dilihatnya.

Setelah monster habis tak bersisa langkah beratus kaki terdengar dan menuju ke arah Lin qi berada sekarang, dan Sura bising yang mengucapkan terimakasih atas pertolongannya terdengar begitu nyaring dan seketika tubuh Lin qi  melayang ke atas bagaikan pahlawan yang menciptakan perdamaian dunia. 

Setelah beberapa jam kemudian langit memnuculkan cahaya merah ke orenan, "Sebentar lagi gelap kalian menginap di sini saja," ucap tetua desa yang ingin menjamu mereka berdua sekali gus merayakan hal yang sangat bagus.

"Benar apa yang di ucap kan tetua desa barusan," ucap lu nie yang setuju dengan tetua desa.

Melihat gadis cantik yang asing para penduduk desa pun mengeluarkan suara pelan tapi saling bersahutan. Saiapa itu, begitu lah isi suaranya

"Kalian tenanglah dia adalah naga emas yang aku tunggangi tadi, ia memiliki kekuatan sepesial untuk merubah wujud menjadi manusia," ucap Lin qi dia memberitahu begitu agar tidak ada kecurigaan sedikit pun kepada lu nie.

Mendengar pernyataan barusan seketika suara bising tadi tak terdengar lagi. "Sudah lah gak usah di pikirkan, mari kita berpesta saja," ucap salah satu penduduk desa.

Hawa panas berwarna merah yang tercipta dari tumpukan kayu pun tersusun di penjuru desa dan  kumpulan hewan berwarna pink yang tidak memiliki leher di letakan di atas tumpukan hawa panas berwarna merah itu sambil di putar beberapa orang, dan cairan berwarna biru tua yang berada di dalam wadah berbentuk bulat lonjong sudah di persiapkan.

"Ayo kita lewati malam ini dengan pesta," ucap para penduduk yang sermpak  meminum cairan biru  tua yang memabukkan.

Suara tawa terdengar dimana mana seperti tidak ada masalah saat siang tadi, ke esokan harinya di saat Lin qi akan meningalkan desa kecil itu ia dihadang oleh tetua ia pun memberikan sedikit benda berbentuk bulat berwarna emas ke Lin qi, "Ini buat bekal kalian, mungkin jumbelahnya sedikit tapi cukuplah untuk beberapa hari yang akan datang,tolong  mohon di terima," ucap tetua desa dia sekali lagi memberi bantua terhadap lin qi.

Jika dia menolak maka orang orang desa itu akan membencinya, sehingga Lin qi pun menerima benda tersebut mereka pun melajutkan perjalanan lagi. Hujan badai mereka lalui bersama canda dan tawa mereka lakukan sehingga menyebabkan ingatan kejam beberapa hari yang lalu berhasil di lalui oleh pemuda yang hampir kehilangan kepercayaan akan dunia yang ia tinggali, sesekali mereka juga mendarat ke kota untuk menyiapkan perbekalan selang beberapa minggu mereka berdua sampai di tempat tujuan.

Langkah kaki dan suara bising terdengar dimana mana kota dengan bangunan besar abad pertengahan dan pedagang jalanan layaknya kumpulan semut yang akan  mereka lihat, landang tumbuhan setinggi badan manusia  yang buahnya berwarna kuning dan pemandangan kelopak berwarna warni  membentuk lingkaran sejajar yang beraturan, dan batang kayu yang atasnya berwarna hijau tersusun rapi di sepanjang jalan menuju ke kota yang ramai itu. 

"Lihat lah pemandangan yang sangat indah itu, rasanya aku ingin tinggal di sini saja ah." Ucap lu nie yang menikmati pemandangan di depanya.

"Tidak bisa begitu dong kau sangat egois sekali, soalnya tujuan kita kesini hanya untuk mengambil senjata roh yang sun Ji simpan saja, setelah  senjata itu berada di genggaman ku aku akan membalas dendam, oh iya senjata para  roh itu seperti apa ya?" Tanya Lin qi sebenarnya dia belum mengetahui apa yang di maksud dengan senjata roh.

"Nanti saja kita cari tempat yang pas untuk berbicara,  soalnya aku juga akan menceritakan tentang  ke 4 roh termasuk diri ku." ucap lu nie.

"Baik lah kalau begitu," ucap Lin qi.

Setelah selang beberapa menit mereka sampai di tumpukan batu bata yang melingkar setinggi 70 kaki dan di tengah tumpukan itu terdapat benda yang bisa membuka dan menutup yang di jaga sekelompok orang yang mengenakan zirah berwarna putih hitam mereka juga di lengkapi besi panjang yang ujung-ujungnya lancip, dan juga besi tajam yang berada tepat  di bagian samping pinggul dan juga benda yang berbentuk pipih yang menempel ke salah satu tangan mereka.

"Kalian siapa dan berasal dari mana," tanya peria besar yang menodongkan tombaknya di hadapan Lin qi.

"Kami adalah pengelana yang berasal dari desa Linqia, nama ku lin qi, dan gadis yang berada di sebelah ku bernama lu nie." ucap Lin qi.

"Baiklah kalian boleh masuk," ucap pria yang menodongkan senjatanya ke arah Lin qi.

mereka berdua pun memasuki kota yang di penuhi oleh penduduk dari penjuru dunia, "Ayo kita mengisi perut dulu tuan," ucap lu nie.

"Ide yang bagus tuh soalnya dari kemarin kita kan belum makan," ucap Lin qi.

mereka berdua pun berkeliling kota untuk mencari bangunan yang menjual makanan.

Selang beberapa menit mereka pun sampai di restoran cepat saji yang menyediakan masakan hewan berwarna merah yang memiliki campit dan juga bermacam-macam daging yang sangat lembut dan lenzat. Lin qi dan lu nie pun duduk di kayu yang berbentuk seperti angka empat namun terbalik dan tak lama kemudian berbagai macam makanan tersedia di hadapa mereka.

Setelah  menghabiskan semua makanan, mereka pun mulai melangkahkan kakinya ke wilayah yang tak di kenal lebih dalam sambil melihat peta yang di berikan oleh sun Ji, selang beberapa jam mereka sampai di bangunan beratap segitiga yang semua sisinya di tutupi oleh tanah liat berwarna merah kecoklatan yang berbentuk pipih tersusun rapi, dan juga batu berwarna oeren yang telah di rekatkan oleh cairan berwarna abu abu sehingga membentuk dinding berwarna kuning muda.

Lin qi pun mengetuk pintu dengan tangannya perlahan, dan tak lama kemudian seorang peria berambut putih menarik besi melengkung dari dalam shingga pintu yang pada awalnya tertutup berubah menjadi terbuka. Lalu pria berambut putih itu pun berkata, "Siapa kau? Dan apa urusan mu datang ke sini?"

Mendengar pertanyaan barusan Lin qi pun mulai memperkenalkan dirinya, "Perkenalkan nama ku lin qi murid dari orang bernama sun Ji dan dia lu nie roh naga yang mengikuti ku, alsan ku kesini di karenakan permintaan guru ku, sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya."