"Capek ya try out tiap dua minggu sekali?"
"Engga kok. Itung-itung buat latihan dan nyiapin mental, worth it kok."
"Iya sih… lagian, walaupun capek, setidaknya ngerjainnya bareng sama temen-temen seangkatan. Gue juga mending ngerjain try out tiap minggu sekali dari pada latihan sendirian."
Lareina menghela nafasnya sedih lalu menyesap kopi amerikano dingin yang rasanya telah berubah menjadi seperti air mineral karena sudah lama tercampir dengan es batu di dalam gelas plastik berlogo putri duyung berekor ganda.
Pria yang menjadi lawan bicaranya hanya tertawa kecil, memastikan suara yang ia keluarkan tidak terlalu keras, lalu mengacak-acak rambut Lareina dengan gemas.
"Sirik ya? Yang sabar, udah nasib seorang pembawa medali emas buat gak bisa menikmati kehidupan kayak anak SMA pada umumnya," canda pria itu yang membuat Lareina memukul bahunya perlahan.
"Sean!" sahut Lareina masih dengan suara kecil kepada lawan bicaranya, Sean.