Lareina mengernyitkan dahinya ketika melihat Sean yang sedari tadi menatapnya sembari tersenyum misterius. Gadis itu melemparkan plastik sedotan ke wajah Sean karena merasa tidak nyaman tatapan Sean.
"Lo kenapa sih? Serem banget," protes Lareina jengkel.
Sean bertepuk tangan kagum. "Saya sebagai wakil ketua berharap teman-teman saya bisa meraih cita-cita mereka," ujar Sean mengutip kalimat yang diucapkan Lareina kepada Mama Mada di ruang tunggu tiga puluh menit yang lalu.
"Bacot."
Sean tertawa melihat wajah Lareina yang memerah. "Gak nyangka gue, lo sepeduli itu sama anak-anak kelas," ledek Sean meskipun pria itu sebenarnya bangga dengan perubahan dari sikap Lareina yang mulai mendekati dirinya yang dulu.
"Gue gak peduli sama anak-anak kelas. Gue pedulinya sama lo doang kok," canda Lareina sembari menangkup wajahnya dengan kedua tangan agar terlihat imut.