Suatu pintu pada gerbong atas terbuka. Sosok Alicia keluar dan melihat sekelilingnya. Lorong gerbong tampak sangat sepi. Dengan membawa Orb, Alicia kemudian mencari jalan untuk menemukan Grand Magus Haddock.
Waktu itu menunjukkan jam tiga. Hawa panas matahari siang mulai melemah ketika sinarnya masuk ke jendela gerbong. Alicia barusan ingat bahwa ia melewatkan makan siang. Dirinya hanya memakan berbagai macam cemilan dan kue yang di sediakan di pendingin, mengira pada jam dua belas akan ada undangan makan siang untuk para penumpang kereta. Dia sama sekali belum bertemu Haddock atau siapapun saat mereka meninggalkannya di kamar sendiri. Alicia sangat ingin sekali melaporkan apa yang ia pelajari dan berkonsultasi dengan Grand Magus.
Baru dua langkah ia menuju pintu, tiba-tiba perempuan berkacamata itu berpikiran lain. Terkadang ia mengendus rasa penasarannya di tempat yang kurang tepat. Berkatalah Alicia kepada Orb, "Bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu sebentar? Aku ingin melihat isi gerbong-gerbong di belakang kita sebelum ke gerbong depan."
Orb mengiyakan ajakan temannya itu. Alicia segera berbalik arah dan membuka pintu ke gerbong belakang. Tiga gerbong pertama ia lalui tidaklah terlalu mencolok. Hanya beberapa pintu yang ternyata menuju kamar di lantai bawah, yang berarti kamar dengan ukuran lebih kecil dari gerbong kamar Alicia. Dia meneruskan langkahnya ke gerbong selanjutnya.
Gerbong keempat juga tak kalah membosankannya. Isinya adalah ruang peralatan kebersihan, dan beberapa petugas yang baru saja keluar untuk pembersihan rutin. Alicia tidak tahu menahu, hanya menyapa sambil melewati mereka.
"Tunggu, Nona Muda! Kau mau kemana?" tegur salah satu petugas kebersihan.
Alicia menoleh dan menyapanya lembut. "Selamat siang, Tuan Petugas. Aku hanya ingin berkeliling sekitar kereta."
"Kau bagian dari Magisterium? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya."
"Maaf Tuan, aku baru pertama kali di sini."
"Well, tur berkelilingmu sudah selesai, sekarang berbaliklah dan bermain di tempat lain!"
"T-tapi โฆ gerbong itu belum kulihat," jari telunjuk Alicia terpancang ke pintu berkaca bulat yang memperlihatkan satu gerbong.
Petugas kebersihan itu tampak tak peduli dengan siapa dan apa status perempuan itu. Ia membalas jawaban sang gadis dengan nada naik satu oktaf, "Nona Muda! Kalau aku menyuruhmu untuk berbalik, bukankah itu sudah jelas kalau gerbong itu tidak boleh dimasuki sembarang orang? Memangnya kau punya ijin dari konduktor?"
Gerbong terlarang! Rasa penasaran sang perempuan remaja terpicu! Semangat berpetualang kembali membara! Apa yang disembunyikan oleh petugas kebersihan ini? Apa yang disembunyikan di dalam kereta ini? Apa ini juga melibatkan para penyihir Magisterium? Mulailah otak Alicia menyambung-nyambungkan dot-dot imajiner untuk membuat kesimpulan akan konspirasi yang imajiner pula.
"Nona! Hei, Nona!"
Orb mengirimkan sinyal kejut ke batang leher Alicia dari belakang ransel. Alicia terperanjat dan rohnya kembali ke dunia orang hidup.
"M-maaf, Tuan! A-aku akan kembali ke gerbongku." Setelah itu Alicia berjalan cepat menuju pintu. "Apa itu tadi?" bisik sang gadis kepada bola Arcane yang terjebak dalam tas kulit.
๐๐ถ๐ฌ๐ช๐ณ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐ฌ๐ฐ๐ณ๐ด๐ญ๐ฆ๐ต, ๐๐ฐ๐ฏ๐ข.
"N-Nonaโapa? Jangan meniru gaya bicara orang itu โฆ!"
Betapa sang gadis tak menyadari kelompok petugas tadi dapat mendengar sekilas bisikannya saat dia berjalan. Mereka tahu ada yang salah dengan gadis ini, namun agar tidak menyinggung siapapun, mereka hanya berbicara ke sesamanya saja. "Tipikal penyihir, sungguh kasihan. Ia harus mencari teman bicara sungguhan."
Alicia masih penasaran dengan gerbong tersebut. Dia merasa intipan kecil harusnya tidak menyakitkan. Perempuan tersebut lalu memutuskan untuk menunggu di balik pintu kamar sambil mengintai para petugas kebersihan tadi. Setelah mereka pergi ke gerbong selanjutnya, Alicia membuka pintu pelan-pelan kemudian melesat ke gerbong misteri tersebut.
Sang gadis telah sampai di balik gerbong terakhir itu. Rupanya memang ada stiker bertuliskan Dilarang Masuk Bagi yang Tak Berkepentingan di muka pintu. Tanpa menghiraukan pesan tersebut, sang gadis membuka pintu.
Sialnya, terkunci.
Mendengar panggilan batin Alicia, Orb menurut dan keluar di persembunyiannya. Namun sebelum membagikan kekuatannya, Orb berkata dulu kepada sang gadis, ๐๐ฑ๐ข ๐ฌ๐ข๐ถ ๐บ๐ข๐ฌ๐ช๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ๐ต๐ช๐ฑ ๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ถ๐ณ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ช๐ฅ๐ฆ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ?
Alicia menjawab, "Ayolah, Orb. Kita harus tahu apakah ada bahaya di kereta ini. Anggap saja kita sebagai inspeksi sihir hitam!"
๐๐ฉ, ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฑ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ข๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ช๐ญ๐ข๐ต ๐ญ๐ช๐ฅ๐ข๐ฉ, ๐บ๐ข?
"Aduh, Orb kau membuatku merasa buruk!"
๐๐ฌ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ช๐ณ๐ข๐ฏ ๐ด๐ช๐ฉ๐ช๐ณ ๐ฉ๐ช๐ต๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ช ๐ด๐ช๐ฏ๐ช. ๐๐ข๐จ๐ข๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ช๐ด๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ณ๐ข๐ฉ๐ข๐ด๐ช๐ข ๐ฏ๐ฆ๐จ๐ข๐ณ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ข๐ฉ๐ถ? ๐๐ต๐ข๐ถ ๐ค๐ถ๐ฎ๐ข ๐ฌ๐ถ๐ฎ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ด๐ช๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ต๐ข? ๐๐ฌ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฅ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ช๐ฉ๐ช๐ณ ๐ฉ๐ช๐ต๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ช ๐ด๐ช๐ฏ๐ช.
"Jika tidak ada yang aneh, kita langsung keluar dan mengembalikan kuncinya seperti sedia kala. Aku tidak akan menyentuh barang yang tak seharusnya! Ayolah, kumohon?"
Orb mengijinkannya mengakses kekuatan Arcane. Alicia menggunakan kekuatan telekinesis untuk membuka kunci pintu, dan mereka masuk ke gerbong rahasia tersebut. Ruangan itu penuh dengan remang-remang hijau dari pelita kecil dan tidak memiliki ventilasi cahaya. Berbeda dengan yang lain, gerbong tersebut tidak disekat menjadi tingkat lantai. Di depan mereka berdua sudah disambut oleh tangga menuju lantai bawah. Suara mesin semakin kentara terdengar seraya Alicia menapaki tangga-tangga tersebut. Ia merasa kalau mereka sedang berada di ruang mesin, Tapi rasanya agak aneh jika ini adalah ruang mesin karena sudah sewajarnya ruang mesin berada di depan lokomotif. Namun dengan ruangan yang semakin gelap saat menjorok ke dalam, itu semua masih dalam asumsi belaka.
Kedua kakinya tidak berhenti berjalan sampai mereka sampai di ambang pintu lainnyaโsebuah pintu lingkaran raksasa dari baja. Terdapat beberapa kombinasi kunci yang harus dipecahkan demi mengungkap isi di baliknya. Sudah dipastikan ada sesuatu yang besar di dalamnya karena tidak ada alasan bagi perancang kereta untuk memasang pintu brankas besi pada ruang mesin.
"Pintu besi yang besar," ucap gadis Crimsonmane, "Menurutmu ada ancaman sihir hitam di sini?"
Orb mengkonfirmasi kembali bahwa di balik ruangan tersebut tidak ada apa-apaโsetidaknya yang terkait dengan partikel Protos.
Kombinasi kunci tersebut tersusun benar dan palka raksasa itu berputar sendirinya. Pintu brankas berhasil ditarik keluar. Ruangan baru ini punya lebih banyak cahaya walaupun suasana pengapnya masih kentara. Dinding-dindingnya penuh dengan pipa-pipa yang sepertinya berguna sebagai sirkulasi udara dan pengatur suhu. Tatapan Alicia terpancang pada sebuah ruangan kaca yang kelihatan seperti sebuah kurungan. Tidak perlu dipertanyakan alasannya kenapa, karena ada seseorang berada di dalamnya.
Tahanan berambut putih itu membalikkan badannya kebelakang sambil duduk meringkuk. Terdapat gumaman yang tak dimengerti oleh Alicia yang menandakan kalau penunggu penjara ini masih hidup. Tawanan tersebut tiba-tiba mengeluarkan suara.
"Lagi, lagi, lagi. Kuharap kau berhenti menjadi orang bebal dan bunuh saja aku. Tidak perlu menakutiku dengan metode pengumpulan intel paling baru, kau tahu itu tidak akan bekerja. Tidak akan pernah bekerja, Bung."
Betapa terkesiap Alicia mendengar suara yang akrab sampai-sampai ia mengeluarkan suara.
"Huh?" Pria tersebut merasa ada yang janggal dengan suara feminim itu. "Kau ingin menggodaku melalui wanita? Sial, kenapa kau tidak bilangโ"
Dia menoleh. Dia mendapatkan hadiah yang lebih besar. Bagaikan berjumpa dengan kerabat lama yang hilang, pria tersebut menyeringai lebar.
"Well, well, well. Sudah kuduga takdir kita selalu terjalin bersama," ucap pria tersebut.
"A-Agosh Grendi! Apa yang kau lakukan di sini?" Alicia bersiaga membentuk posisi bertarung berasama Orb. Plasma putih di dalam Orb juga membengkak; berjaga-jaga jika Agosh Grendi hendak berbuat macam-macam.
Agosh yang awalnya sedang duduk menghadap tembok kemudian berdiri dan berbalik. "Sayangku, sayangku, sayangku, tenanglah," bujuknya. Agosh pun melentangkan kedua tangan. "Seperti yang kau lihat, aku tidak bersenjata. Aku hanyalah tahanan rendah hati yang sedang menunggu untuk pengadilan terakhir dan eksekusi mati di Kekaisaran Abadi."
Sang necromancer memang tampak tak berbahaya. Seluruh pakaiannya putih polos, tidak ada kantung, apalagi senjata yang disembunyikan padanya. Satu-satunya yang sama dari dirinya adalah topeng dengan visor merah berhidung mancung serta cengir meresahkannya dari telinga ke telinga. Ia terjebak di akuarium kaca dengan rune sihir di keempat sisi yang mencegahnya mengeluarkan sihir jika ia bisa. Alicia mendekatinya perlahan walaupun penuh keraguan. []