Chereads / Thaumaturgy (INA) / Chapter 64 - THE SCRIPTURE OF THE RENOWNED ASTROLOGIST—PART TWO

Chapter 64 - THE SCRIPTURE OF THE RENOWNED ASTROLOGIST—PART TWO

"'𝘉𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘱𝘪 𝘨𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘨𝘦𝘭𝘰𝘳𝘢. 𝘐𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵, 𝘢𝘴𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘣𝘶-𝘨𝘦𝘣𝘶, 𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯. 𝘋𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬 𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬 𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮. 𝘋𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘦𝘭𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬 𝘢𝘱𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘳𝘶. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘪𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘬𝘢𝘳 𝘩𝘢𝘣𝘪𝘴 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘪𝘢 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘳. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘥𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮.

𝘐𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘳𝘶𝘵𝘪. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘱𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘳𝘢𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘣𝘢𝘵𝘶. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘢 𝘢𝘪𝘳, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘩 𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯. 𝘉𝘪𝘢𝘳𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘬𝘦𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯. 𝘐𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘢𝘮 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘨𝘰𝘳𝘰𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘨𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘣𝘢𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘢𝘯𝘨. 𝘐𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘬𝘢𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘢𝘥𝘢 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘪.'"

Dibawah teks tersebut tercetak gambar lagi. Kali ini tampak seperti hewan melata—kecuali hewan tersebut mempunyai satu kaki pendek di masing-masing sisi. Melihat tiga gambar yang berbeda, Alicia sepertinya sudah bisa menebak bahwa ketiganya adalah representasi dari masing-masing anak. Alicia berpikir, 'Mungkin aku bisa menemukan mereka lewat tanda tersebut di bagian tubuh atau di pakaian mereka?' Setelah mengkhayal sesaat, Alicia memperhatikan lagi gambar ular tersebut

"Apa ini? Naga? Atau ular? Kadal?" Alicia bertanya-tanya sendiri.

𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘨𝘢, 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘓𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬𝘪, tukas Orb.

"Ho, Orb. Kurasa kau benar. Ini naga! Tapi jenis naga apa ini?" Alicia mencoba menggali ingatannya lagi, siapa tahu ia pernah melihat gambar naga ini di suatu buku. Tidak banyak yang bisa dijelaskan dari naga tersebut, selain tubuhnya yang pendek serta kepalanya yang unik—terdapat tanduk pada alisnya serta moncongnya mencuat keatas. Tidak ada juga cipratan warna baru selain hitam dan putih pada permukaan kertas tersebut.

Tiba-tiba Orb mengeluarkan bunyi karena terperanjat oleh Alicia yang bersemangat. "Oh, aku tahu!" serunya, "Ini naga Xiu! Ini jenis naga yang berdiam di benua Mesomen. Ular ini unik, karena sisiknya indah seperti diukir pengerajin kayu dan batu. Namun jangan salah, sisiknya sekeras kura-kura! Och, apa anak ketiga ini berasal dari benua Mesomen? Orb kita mendapatkan satu petunjuk!"

𝘒𝘶𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘴𝘪𝘴𝘪𝘬 𝘯𝘢𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘴𝘪𝘬 𝘬𝘶𝘳𝘢-𝘬𝘶𝘳𝘢.

"Iya, juga, sih. Ah, sudahlah. Sama-sama keras, kok!" Si gadis kemudian bergelak bersama bola ajaibnya. Ini barulah kali pertama Alicia merasa kegirangan dari membaca buku kuno peramal gagal yang sebelumnya ia sebut sebagai buku yang tidak berguna.

"Kita coba baca tentang anak keempat, ya." Alicia langsung membuka halaman selanjutnya. "Baiklah, ini dia. '𝘉𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘭𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘪 𝘣𝘢𝘵𝘢𝘴-𝘣𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢. 𝘈𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘶-𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘸𝘶𝘫𝘶𝘥. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘪𝘵𝘪𝘬 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘵, 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘺𝘢𝘳, 𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘮 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘰𝘤𝘰𝘬 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘮 𝘵𝘪𝘣𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘴𝘶𝘱 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢, 𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵-𝘱𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘭𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘸𝘢𝘣𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘨𝘪.

𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘙𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘭 𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘸𝘶𝘫𝘶𝘥 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳. 𝘐𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶𝘵𝘶𝘬, 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘴𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬 𝘴𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘬 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘪𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘫𝘪 𝘬𝘦 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘣𝘶𝘳, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦 𝘴𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘮𝘣𝘶𝘴 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘬𝘦 𝘫𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘳𝘸𝘢𝘩 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘥𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘦 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨!' Yang ini cukup puitis juga. Aku suka deskripsi anak ini. Coba kita lihat lambang untuk anak ini."

Tiga garis sejajar dengan panjang berbeda, ujung ketiganya membentuk spiral layaknya ilustrasi angin pada umumnya. Ketiga garis angin tersebut seperti sedang melewati beberapa jajar genjang sekaligus. Sederhana dan mudah dimengerti, walaupun tidak semenarik dua simbol sebelumnya.

"Angin yang melewati beberapa bentuk segi empat. Angin yang menjadi pengelana batas-batas dunia, yang akan menjemput anak lain dari dunia arwah…," Alicia menyelidiki lebih dalam. "Kurasa batas-batas dunia ini adalah … dimensi?"

Orb bertanya, 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 …?

"Lihat jajaran genjang ini. Angin itu seolah bisa menembus tiap jajar genjang ini. Menurutku, jajar genjang merepresentasikan lapisan lain selain realita kita. Jika anak angin ini bisa menembus lapisan dimensi … Mungkinkah anak keempat ini adalah seorang 'Penjelajah Bidang?'"

Orb mengeluarkan bunyi yang menyiratkan kebingungan. Ribuan plasma putih membentuk satu lingkaran besar bergerak ke arah wajah sang gadis, meminta penjelasan.

"Penjelajah bidang adalah sebutan untuk orang-orang yang punya kemampuan khusus untuk menyebrangi dimensi lain, Orb," jelas sang gadis. "Setahuku mereka bisa melewati dimensi-dimensi, tapi belum tahu apakah mereka bisa melewati semesta lain juga. Kau tahu, karena semesta lain belum terbukti ada, kan? Penjelajah bidang tidak diasosiasikan dengan praktik senis mistis tertentu, walaupun tiap seni punya tekniknya tersendiri. Namun kemampuan itu sangat jarang di temukan di kalangan para penyihir!"

𝘔𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬! 𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘫𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘥𝘢𝘯𝘨? Orb bertanya lagi.

Orb yang polos nampaknya tak mengetahui, pertanyaan yang seharusnya wajar itu, sejatinya merubah air wajah sang gadis yang cerah menjadi sedikit mendung. Alicia menjawab pelan. "Dari yang kudengar, Mama adalah seorang penjelajah bidang. Terakhir kali mereka melihat Mama adalah ketika Mama hendak menyebrang dimensi lain. Tapi entah apa yang terjadi, Mama tidak dapat menemukan jalan pulang. Atau … dia tidak mau?"

Mendengar ceritra tersebut, sang bola ajaib bergetar dan mengeluarkan hawa hangat ke seluruh tubuh sang gadis. 𝘏𝘦𝘪, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘥𝘪𝘩! 𝘒𝘶𝘺𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪. 𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘵𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘮𝘶, 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘢𝘴𝘢𝘭𝘯𝘺𝘢! ucap Orb.

"K-kau yakin begitu, Orb?"

𝘛𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯𝘦 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘵 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘪𝘯𝘨𝘴𝘢𝘯.

Alicia tertawa kecil, "Ya, kamu sedikit menyebalkan saat itu." Tanpa sepatah kata, sebagai ucapan terima kasih Alicia memeluk Orb erat-erat. "Ngomong-ngomong, kamu ingat bocah laki-laki pemalu dan aneh yang menjebak kita di dimensi kaca kemarin?"

𝘈𝘩𝘩! '𝘈𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘶-𝘮𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘸𝘶𝘫𝘶𝘥.' 𝘋𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘴𝘪 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘈𝘯𝘨𝘪𝘯!

"Heh?" Alicia tersentak, "T-tidak! Bocah cabul seperti dia mana mungkin bagian dari ramalan! Lagian setelah dipikir-pikir, hanya karena bisa melewati dimensi cermin bukan berarti dia seorang Penjelajah Bidang, bukan? Dimensi itu yang paling mudah dijangkau, beberapa seni mistis bisa melakukan itu!"

Orb menjawabnya balik, 𝘚𝘦𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵𝘬𝘶, 𝘕𝘢𝘥𝘪𝘯𝘦 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘤𝘢𝘣—

"Hentikan. Itu hanya lelucon."

𝘉𝘢𝘤𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘈𝘭𝘪𝘤𝘪𝘢! 𝘉𝘢𝘤𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪!

"Oh, iya! Tinggal dua anak lagi. Enam substansi bumi, empat di antaranya adalah representasi elemen alam. Kira-kira duanya lagi apa ya? Elemen logam? Kayu? Petir?" kitab Nostradame dibuka lagi, tampaklah siapa kedua anak lainnya.

"'𝘒𝘦𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯. 𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶. 𝘒𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘪 𝘱𝘶𝘭𝘢.'"

Kegelapan dan cahaya, tidak ada dalam tebakan Alicia. Dirinya terdiam sesaat sebelum melanjutkan.

"'𝘉𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘥𝘢𝘬. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩 𝘱𝘶𝘤𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨-𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨. 𝘓𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨. 𝘓𝘶𝘮𝘱𝘶𝘳 𝘴𝘦𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘯𝘵𝘢. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘮𝘱𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘱𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘵𝘢. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬𝘫𝘶𝘣 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘯𝘺𝘢.

𝘋𝘪𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘧𝘦𝘴𝘵𝘢𝘴𝘪 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘣𝘶𝘮𝘪. 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘒𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘥𝘪𝘭𝘢𝘩𝘢𝘱 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘶𝘩𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘩𝘦𝘯𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳. 𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘦𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘬𝘦 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳, 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘶𝘴𝘵𝘢𝘩𝘪𝘭. 𝘔𝘢𝘬𝘢 𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘭𝘶𝘳𝘶𝘩 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘳𝘶 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳, 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘗𝘦𝘯𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘮𝘢𝘵 𝘮𝘢𝘯𝘶𝘴𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘩𝘢𝘱 𝘣𝘶𝘮𝘪. 𝘉𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬, 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘢𝘮𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢, 𝘪𝘯𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢.'"

Sebuah mata melotot dikelilingi oleh garis meliuk-liuk hitam terpampang di kertas buku. Garis-garis ini bagaikan tentakel yang hendak menodai kertas putih (atau kuning) menjadi halaman penuh tinta hitam. Alicia melihat mata itu sambil tertegun. Ia merasa sangat familiar dengan bentuk mata ini.

𝘈𝘭𝘪𝘤𝘪𝘢, 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢? Bunyi dari Orb memecah kutukan patung yang dirasakan sang gadis.

"Orb …. Aku tidak apa-apa. Aku pernah melihat mata ini di mimpi-mimpiku."

Setelah berkata demikian, Alicia kembali terdiam. Baru kali ini ia merasakan hubungan yang akurat terhadap nubuat Nostradame. Walaupun tidak ada warna apapun pada gambar mata tersebut kecuali campuran monokrom, Alicia tidak bisa melupakan bentuk mata jahat itu. Ternyata rencana kegelapan sudah terlaksana. Alicia sudah diburu olehnya. Ini membuat bisikan paranoia halus mengalun di dalam kepalanya.

Bola Arcane menyadarkannya lagi dengan bunyi yang mengartikan, 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢.

"Tapi, kita sudah pernah terpisah sebelumnya, bukan? Bagaimana jika saja … kegelapan benar-benar memisahkan kita untuk selamanya?" balas Alicia.

𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶? 𝘗𝘢𝘯𝘪𝘬𝘮𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘣𝘶𝘩, 𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘳𝘢𝘨𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘨𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘶?

"T-tidak Orb, aku tidak ragu padamu."

𝘉𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘳𝘢𝘨𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪?

Gadis berkacamata itu tidak bisa menjawab. Orb mengeluarkan dengkuran untuk menenangkannya lagi, 𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶 𝘬𝘩𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪𝘳 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢. 𝘐𝘵𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘶 𝘸𝘢𝘴𝘱𝘢𝘥𝘢. 𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘵𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯. 𝘚𝘦𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘪𝘴𝘢.

Alicia mengambil napas panjang beberapa kali. Belaian terhadap Orb mengirimkan sedikit daya Arcane yang membuat pikirannya tenang. "Tentu saja. Tentu saja … Aku tidak boleh panik dan cepat menyerah. Terima kasih banyak, Orb."

𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳! 𝘈𝘺𝘰!

Sekali lagi, halaman lainnya dibalik. Dari kelima anak tadi, tak ada satupun yang menggambarkan dirinya. Melihat deskripsi singkat akan kegelapan dan cahaya, Alicia percaya bahwa dialah sang anak cahaya itu. Jantungnya berdegub kencang ketika ia mulai menerawang tulisan demi tulisan dalam ramalan tersebut.

Kelihatannya, tebakan Alicia benar.

"'𝘉𝘪𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘈𝘯𝘢𝘬 𝘔𝘶𝘬𝘫𝘪𝘻𝘢𝘵. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘱𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘣𝘳𝘢𝘬 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮, 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢. 𝘈𝘱𝘪 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘮𝘣𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢. 𝘛𝘢𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘰𝘬𝘰𝘩 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨. 𝘈𝘪𝘳 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘸𝘢𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘸𝘶𝘫𝘶𝘥 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳𝘯𝘢. 𝘈𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘣𝘢𝘴 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘸𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘢𝘶𝘵. 𝘊𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘢𝘮 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘳𝘢𝘮𝘱𝘢𝘴 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯. 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢. 𝘐𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘢𝘳𝘢 𝘗𝘦𝘯𝘪𝘭𝘪𝘬 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘭𝘪𝘬 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘴𝘦𝘮𝘱𝘶𝘳𝘯𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘭𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘳𝘢𝘪𝘣 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘦𝘯𝘨𝘨𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘶𝘳𝘶𝘩 𝘮𝘢𝘩𝘭𝘶𝘬.'"

Di bawah kalimat terakhir, sebuah simbol lainnya. Simbol yang ternyata sama dengan luka di tangan Alicia—Sebuah bola yang berada di celah kedua tangan seorang manusia.

"Orb, lihat! Itu kita!" ujar Alicia. "Tapi … gambar di buku lebih mulus. Ukiranmu terlalu kasar!"

𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘣𝘢𝘪𝘬𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘶. Orb mengeluarkan secercah percikan listrik, siap untuk mengelas tangan sang gadis sekali lagi.

"Tidak, tidak! Ini sudah cukup, Jangan ada cap lagi!" Alicia sontak menutup lukanya. Setelah mereka selesai bercanda, sang gadis kembali bertutur. "Begitu. Jadi alasan aku dipilih olehmu adalah karena aku harus menyelamatkan dunia dari kehancuran. Anak enam belas tahun, menghentikan kiamat … Orb, bukankah menurutmu itu beban yang terlalu besar untuk remaja sepertiku?"

𝘐𝘵𝘶 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳, 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘪𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘣𝘶𝘮𝘪.

"Aku hanya belum mengerti, mengapa aku? Aku mengerti kelima anak yang lain dipilih karena mereka punya kekuatan yang luar biasa. Tapi aku hanyalah perempuan biasa tanpa sihir sebelum kamu memilihku."

Orb menolak pertanyaan sang gadis. Alicia bertanya lagi, "Apa ini salah satu dari momen 'misteri Ilahi' lagi?"

𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘶𝘨𝘢, 𝘈𝘭𝘪𝘤𝘪𝘢. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘶𝘳𝘶𝘬, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯? 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘨𝘢𝘩 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳. 𝘒𝘢𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘪𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶.

"Lalu bagaimana dengan anak kegelapan? Apa aku harus menemukannya juga?"

Alicia membuka halaman lain. Masih ada tulisan lainnya terkait ramalan tadi sebelum ditutup oleh sampul belakang. Mata Alicia membelalak seraya membaca kalimat-kalimat tersebut dalam hati.

"Aku harus membunuh anak kegelapan??" []