Chereads / Istri Kontrak Tuan Nathan / Chapter 6 - Si Wanita Berisik

Chapter 6 - Si Wanita Berisik

Lucky mendengar samar-samar perkataan sang tuan. Kesempatan emas tersebut digunakan Lucky untuk menyodorkan surat kontrak pernikahan kepada Alicia melalui tablet Android-nya.

Nathan menjauhkan diri dari Alicia dan membiarkan wanita cantik itu terkejut. Lantas, Alicia duduk tegak sambil menatap benda canggih yang disodorkan Lucky kepadanya.

"Ini … apa?"

"Dear, lebih baik Anda lekas tanda tangani saja, oke?"

Lucky segera berkata demikian ketika suara Alicia terdengar tidak yakin.

"Anda tahu, Sweety? Kepala saya sangat pening jika memikirkan kelakuan kalian. Uff! Jadi, tolong ringankan sakit kepala saya ini, oke, Sweety?"

Maka, tangan Alicia pun mengambil tablet dari Lucky dan pandangannya masih sinis ke arah Nathan. Kemudian, tanpa berpikir panjang dan tanpa membaca satu demi satu poin yang tertera di sana, Alicia pun menandatanganinya.

Meski tak begitu mengetahui apa yang tertera di layar Android yang tadi dikatakan sebagai surat kontrak pernikahan, Alicia masih bersedia menandatanganinya. Dia tak ingin terlalu banyak ribut mengenai ini. Itulah sebabnya, Alicia juga tidak banyak bertanya.

Jika memang poin-poin dalam surat kontrak itu akan merugikan Alicia, memangnya kenapa? Dia tak ingin terlalu ambil peduli mengenai Nathan. Yang diperlukan hanya menikah dengan lelaki itu saja, kan? Ya, sudah!

Setelah selesai membubuhkan tandatangannya di sana, Alicia menyerahkan tablet Android itu ke Lucky. Terukir senyum sinis di bibir Nathan ketika pria itu berkata ke Alicia, "Huh, sungguh seorang gadis yang ceroboh! Karena begitu mudah memberikan tanda tangan tanpa memeriksanya. Betapa bisa berbahaya gadis ceroboh seperti Anda."

Kalimat sindiran tadi meluncur dari mulut tajam Nathan sembari lelaki itu membuang pandangan ke luar jendela, ada seringai di sana yang tidak dilihat Alicia.

Mendapatakan kata-kata barusan dari Nathan, maka Alicia tak mungkin diam begitu saja. Dia membalas seperti biasanya, "Lalu, maksud Anda? Saya harusnya tak perlu menandatangi surat tadi? Kalau memang tindakan saya dikatakan ceroboh, ya sudah. Mana tadi tablet-nya? Saya akan menghapus tanda tangan. Lucky, berikan kemari tablet-nya!"

Lucky menoleh ke arah Alicia sambil memutar bola matanya karena jengah, katanya, "Baby Sweety, tolonglah saya kali ini! Tolong kalian jangan ribut lagi, oke?"

Kemudian, Lucky kembali menghadap ke depan dan mendesah di kursinya, "Hghh! Sepertinya aku butuh lebih banyak healing setelah ini. Aku butuh cepat-cepat menghubungi pelatih yogaku atau Miss Pretty di salon sebelum aku terkena stroke. Ahh … aduh, sepertinya cat kukuku jadi kusam karena aku marah-marah barusan. Huft!"

Akhirnya, Nathan dan Alicia tersadar bahwa mobil telah berhenti di depan kantor pencatatan sipil kota Birmingham sejak beberapa waktu lalu sebelum Alicia menandatangani surat kontrak pernikahan.

Dengan gaya parlentenya, Nathan keluar dari mobil diikuti Alicia dan Lucky. Tanpa banyak ditingkahi keributan, Nathan dan Alicia pun menikah di kantor pencatatan sipil kota Birmingham, Inggris.

***

Lucky mengurangi laju mobil ketika mereka telah tiba di depan rumah besar mewah keluarga Czarford yang masih berlokasi di Birmingham, Inggris. Gerbang tinggi hitam terbuka otomatis saat mobil mewah Nathan membunyikan klakson. Terlihat beberapa penjaga gerbang membungkukkan badan saat mobil melaju dengan cantik di depan mereka.

"Tuan Muda, kita sudah sampai di rumah."

Lucky menoleh ke belakang dan mendapatkan Nathan sedang menatap wanita bergaun pengantin yang tertidur pulas mengeluarkan suara dengkuran dan tentu saja mengganggu gendang telinga Nathan.

"Tuan Muda, jangan menatap Nona Cia seperti itu!"

"Mengapa tidak?!"

Nathan meninggikan suaranya. Dia merasa bahwa saat ini Lucky lebih berani daripada biasanya.

"Karena sekarang Nona Cia adalah Istri Anda, Tuan Muda. Bersikap baiklah kepadanyaーsetidaknya di depan keluarga Anda!"

Seketika itu juga, Nathan mengembuskan napas dengan kesal. Dia membangunkan Alicia menggunakan ujung jari telunjuk kanannya.

"Heh, bangun! Dasar wanita berisik! Sedang tidurpun kau masih juga berisik!"

Lucky hanya menggeleng melihat tingkah tuannya. Apakah Nathan adalah tipikal pria sempurna sehingga dia selalu mencibir dan merasa jijik terhadap Alicia?

"Tuan Muda, Andaー"

"Diamlah! Atau kau lebih suka gajimu dipotong sebanyak 10%?!"

Bukan Nathan namanya jika tak suka mengancam. Lucky pun lantas menutup mulutnya rapat-rapat.

"Jaーjangan, Tuan Muda!"

'Jika ancaman Tuan Muda kali ini serius, maka aku tak bisa pergi healing di akhir bulan. Mmm, belum lagi tagihan kartu kredit yang menumpuk!'

Lucky menyuarakan isi hatinya. Dia sangat terganggu dengan ancaman yang dilontarkan Nathan barusan. Dia mengingat besarnya nominal poundsterling yang harus dikeluarkan bulan ini.

"Hei, wanita aneh! Cepatlah bangun! Astaga! Apakah saya harus menghabiskan waktu untuk membangunkan dia?!"

Lagi, Nathan kembali membangunkan Alicia dengan cara yang sama. Namun kali ini, lebih kasar daripada sebelumnya.

"Hmm?"

Alicia menoleh ke kanan dan kirinya. Dia mengucek kedua mata sehingga riasannya sedikit kacau.

"Aku di mana?"

Alicia yang setengah sadar berusaha mengingat di mana dirinya berada. Namun, teriakan Lucky membuatnya terkejut setengah mati.

"Omo! Omo! Omo! Nona Cia berhentilah mengucek mata Anda!"

'Astaga! Aku ingat! Aku baru saja sah menjadi Istri pria aneh. Ah, bagaimana sekarang?!'

Alicia berseru panik di dalam hati. Kali ini, dia tidak berani menatap Nathan ataupun sekadar membalas perkataannya.

'Sepertinya Lucky sangat peduli dengan wanita aneh ini!'

Lain halnya dengan Nathan. Dia berseru kesal di dalam hati. Dia tidak ingin banyak bercakap-cakap dengan Alicia. Dia juga muak setiap kali melihat Alicia berinteraksi dengan Lucky.

"Hapus air liurmu yang berbekas di sekitar bibir dan ...."

Setelah menatap Alicia, kini Nathan menatap Lucky.

"Lucky, segera ajak dia keluar dari mobil setelah merapikan dirinya! Saya sungguh malu memiliki Istri aneh dan tidak memiliki tata krama juga tidak anggun sama sekali."

Nathan tidak peduli dengan pelototan Alicia. Pria itu dengan acuh membuka pintu mobil, lalu keluar dari sana.

Setelah mendengar suara pintu mobil tertutup, Alicia segera bersuara, "Lucky, bisakah kau meminjamkan saya kaca kecil?"

Alicia mengulurkan tangannya meminta kaca kecil milik Lucky. Pria gemulai tersebut segera memberikan barang yang diinginkannya. Kemudian, Alicia pun bercermin.

"Saya tidak membawa peralatan make up, bisakah kau meminjamkan milikmu, Lucky?"

'Sial! Pantas saja Nathan menghinaku! Rupanya riasan ku kacau. Namun, tidak ada air liur di manapun. Dasar pria aneh! Sepertinya dia harus menggunakan kacamata!'

Alicia mengakui jika dirinya sangat berantakan. Dia menghela napas sambil merutuki sikap Nathan.

"AnーAnda ... Anda ingin memakai alat make up milik saya?! Apakah saya tidak salah dengar, Nona?!"

"Ah, tidak! Kau tidak salah dengar, Lucky. Saya memerlukan alat make up sekarang. Saya ingin touch up agar make up tidak terlihat cakey, berkerak atau pecah. Terlebih lagi, saya tidak ingin diperlakukan Nathan seperti tadi."

Usai mengutarakan niatnya, Alicia dan Lucky mendengar seseorang mengetuk kaca mobil. Keduanya menoleh berbarengan.

"Cepatlah, Lucky! Tuan mu akan murka jika saya belum keluar juga."

Mendapatkan desakan seperti itu, tentu saja Lucky kalah. Meskipun raganya adalah seorang pria, tetapi Lucky memiliki hati lembut layaknya seorang wanita.

"Oke! Oke! Saya akan mengambilkannya untuk Anda."

Lucky berbicara sambil menggerakkan jari-jari lentiknya. Dia berkedip memamerkan bulu mata yang juga lentik.

Alicia menerima tas kecil berwarna merah muda yang berisi peralatan make up milik Lucky.

"Terima kasih sebelumnya, Lucky. Betapa bahagianya saya karena kau selalu membantu."

Alicia tidak pernah lupa cara berterima kasih. Wanita itu mengedipkan sebelah mata seraya membentuk hati dari kedua tangan sebagai bentuk apresiasi untuk Lucky. Lucky tertawa melihatnya, tetapi tidak dengan Nathan. Pria itu melihat keakraban yang terjadi di antara Alicia dan Lucky dari luar mobil dengan geram.

Alicia bergegas merapikan make up saat mendapatkan ketukan kaca mobil sekali lagi. Dia berseru tanpa menoleh, "Tunggu saya! Oh, astaga!"

Alicia panik luar biasa mendapatkan perlakuan seperti itu dari pria yang baru saja berstatus sebagai suaminya. Dia menepuk-nepuk bahu kanan Lucky dan berkata, "Oke, Lucky! Ini peralatan make up mu. Terima kasih banyak."

Setelah merasa dirinya cantik dan rapi, Alicia segera membuka pintu mobil sambil memasang wajah datar.

"Astaga! Ada apa dengan wajahmu?! Tidak bisakah kau tersenyum agar semua anggota keluarga Czarford tahu bahwa pernikahan kita bahagia?!"