Sampai di rumah, Zara langsung di sambut hangat oleh Inah. Inah langsung meminta Zara untuk mandi dan berganti pakain baru kemudian mereka akan makan malam bersama. Zara dengan senang hati langsung naik menuju kamar nya.
Sampai di kamar Zara langsung mengambil baju ganti di lemari dan langsung menuju kamar mandi untuk mandi dan berganti pakain.
Di dalam kamar mandi saat Zara sedang menikmati guyuran air shower yang membasahi seluruh tubuh nya, tiba-tiba Zara teringat akan perkataan Bastian sebelum pergi tadi. Zara sedikir bingung dengan perkataan Bastian karna seingat Zara hanya ia dan Vira yang tahu akan kejadian kalau diri nya sempat tertidur di tepi sungai beberapa hari yang lalu.
"Bodo ah! Mungkin saja mbak Vira yang menceritkan kejadian itu pada mas Bastian! Hmmm jadi malu deh aku!" kata Zara sambil tertawa sendiri.
Zara mengambil kesimpulan sendiri untuk mengakhiri rasa penasaran nya. Namun begitu, Zara terus saja terbayang wajah Bastian ketika membantu nya tadi. Setiap Zara memejamkan mata nya ia terbayang wajah Bastian dan tatapan mata nya.
Setelah sekian lama baru kali ini ada lelaki yang berhasil membuat Zara banyak bicara. Lamunan nya sudah terlalu jauh, Zara pun mengakhiri nya dan langsung menyelesaikan mandi nya.
Setelah selesai mandi Zara langsung bergegas turun menuju ruang makan, ia tak mau membuat Inah menunggu terlalu lama. Zara faham betul bahwa Inah tidak pernah mau makan jika ia belum melihat Zara di meja makan.
Benar saja apa yang di fikirkan Zara, Inah sudah menunggu diri nya di meja makan dengan senyuman manis nya. Zara langsung duduk di kursi nya, mangambil piring nya dan langsung mengisi nya dengan makanan kesukaan nya.
"Kamu seharian di rumah sakit?! memang nya kamu nggak kerja non?" tanya Inah sambil makan.
"Hmmm... iya bik, mau bagaimana lagi kan? Bakti ku belum berakhir kan bik?" Zara menjawab pertanyaan Inah sambil mengunyah pelan makanan di mulut nya.
"Bibik tahu dari mana kalau seharian ini aku hanya berdiam diri di rumah sakit saja?" sambung Zara bertanya lagi kepada Inah.
"Tadi, lima belas menit sebelum non sampai rumah, papa sama mama mertua non nelfon ke rumah, menanyakan apakah non sudah sampai rumah apa belum" jelas Inah.
"Terus ada ngomong apa lagi mereka bik?" Zara kembali bertanya.
"Nggak ada, cuma mereka pesan sama bibik untuk pastiin non istirahat dengan baik, dan ingatin non agar tidak lupa makan, apa lagi minum obat!" Inah menjawab.
"Hmmm.... selain itu apa mereka ada mengatakan sesuatu yang lain pada bibik?" tanya Zara lagi.
"Nggak ada non Cuma itu, memang nya ada masalah lain non?" tanya Inah.
"Hmmm ngga tau deh bik! Tapi aku rasa mereka mendengar apa yang aku katakan kepada Radit ketika aku dan Radit hanya berdua di ruangan tadi bik" jawab Zara.
"Memang nya kamu bilang apa pada Radit?" tanya Inah sedikit penasaran.
"Nggak ada! Aku cuma bilang di telinga Radit, kalau dia tidak perlu berusaha untuk membuka mata nya lagi, karna jika dia mati itu akan lebih baik untuk ku dan juga dia! dan mungkin saja kematian dapat membuat ku memaafkan nya" kata Zara ketus membuat Inah kehabisan kata-kata dan memilih untuk dia dan menghabiskan makanan mereka masing-masing.
Setelah selesai dengan makan malam nya, Zara berpamitan pada Inah untuk naik ke kamar nya karna ia merasa sangat lelah hari ini. Zara ingin istirahat lebih awal hari ini.
Di rumah Vira, ia bersama kedua anak kembar dan suami nya baru saja selesai makan malam. Setelah selesai makan malam seperti biasa mereka akan duduk bersantai di ruang keluarga sambil menonton tv dan anak-anak nya bermain sebelum waktu tidur nya.
"Boleh aku bertanya sesuatu?" kata Vira memulai obrolan dengan Bastian.
Menoleh ke arah Vira, Bastian hanya menganggukan kepala nya tanpa berkata apa-apa.
"Soal Zara, tempo hari saat kamu tiba-tiba menghubungi ku dan meminta ku menuju ke arah jembatan untuk melihat keadaan pengendara mobil yang ada di sana, memang nya kamu tahu dari mama kalau ada Zara disana?" tanya Vira perlahan.
"Oh itu, aku nggak tahu kalau itu Zara, aku hanya kebetulan saja lewat daerah itu dan melihat ada mobil terparkir di sana, sempat aku mendekati mobil itu dan ternyata pengemudi nya seorang wanita, maka nya aku mundur dan meminta bantuan kamu untuk ke sana" jelas Bastian dengan santai.
"Oh begitu, aku fikir kamu tahu kalau yang di mobil itu Zara" kata Vira lagi.
"Dan kenapa kamu nggak ikut saja dengan ku untuk memeriksa keadaan nya waktu itu?" Vira menyambung pertanyaan nya lagi.
"Itu bukan persoalan, nggak ada kondisi yang serius juga kan?! dan aku yankin kalau kamu sendiri pun bisa mengecek nya, lagi pula diantara kita berdua kan yang berprofesi sebagai dokter kamu!" jawab Bastian.
"Sudahlah itu bukan soalan yang perlu di bahas" sambung Bastian pada Vira yang terus memandangi nya.
"Ma ayo tidur! Vino sudah ngantuk ma, ayo kita tidur ma" rengek Vino kepada Vira.
"Oh anak mama sudah mengantuk rupa nya...Okey! ayo kita tidur! Sekarang beri papa ucapan selamat malam dan let's go kita tidur" kata Vira kepada Vino dan Vindi.
"Selamat malam pa, kami tidur dulu ya pa" kata Vino dan Vindi sambil memeluk dan mencium Bastian.
"Selamat malam kembali bos, jangan lupa sikat gigi dan cuci kaki ya sayang" kata Bastian membalas ucapan selamat malam yang manis untuk kedua bos kecil nya.
Vira langsung menggandeng Vino dan Vindi berjalan menuju kamar tidur mereka. Karna Vira dan Bastian memiliki kesepakatan bahwa tak harus ada kewajiban di ranjang dalam pernikahan mereka, Vira memutuskan untuk tidur bersama anak-anak nya agar ia tak merasa kesepian.
"Pa! Kapan sih kita bisa tidur berempat bareng?! soal nya kata Siska teman ku di sekolah, dia selalu tidur bareng mama dan papa nya?! dan dia bilang rasa nya asik banget lo kalau tidur bareng mama dan papa nya! Vindi pengen juga deh pa ngerasain tidur bareng mama dan papa!" kata Vindi yang tiba-tiba menghentikan langkah nya di depan pintu kamar nya.
"Iya sayang, nanti kita tidur bareng ya?! tapi nggak sekarang! Malam ini papa ada sedikit pekerjaan yang harus papa selesaikan, malam ini kalian tidur sama mama dulu nggak apa-apa ya sayang?!" Bastian sedikit memberikan bujukan untuk penolakan nya atas permintaan Vindi.
"Hmmm..... ya.... oke deh pa..... selamat malam!" kata Vindi langsung berjalan masuk ke kamar.
Melihat Vindi yang langsung masuk ke kamar, Vino langsung berlari mengejar sang adik tersayang. Vira dan Bastian saling menatap satu sama lain, lalu Vira menyusul kedua anak nya ke kamar untuk memberikan sedikit pengertian kepada Vindi agar menenangkan hati nya dan ia tak harus merajuk kepada Bastian.