Rosie tengah berbaring dengan gamang di atas tempat tidur. Ia tidak memperdulikan seorang dokter yang sedang memeriksa nadi di tangannya. Ia berbicara sebentar dengan pria tampan yang mengaku sebagai kakaknya yang bernama Howland Villier.
Kepalanya terasa kosong. Ia tidak tahu harus melakukan apa.
Hahahaha… ia juga ingin tertawa. Tertawa miris lebih tepatnya.
Dari jutaan judul buku yang tersebar di dunia. Bagaimana bisa ia masuk ke dalam sebuah novel romansa tragedi?
Tentu saja nama-nama itu terasa begitu familiar.
Howland Villiers adalah seorang tokoh utama pria yang mati bunuh diri menyusul kematian pemeran utama wanita. Dan dirinya, Roseanne Villiers, hanyalah seorang tokoh figuran yang muncul tiga kali.
Pertama, saat Howland memperkenal Savannah, nama tokoh utama wanita kepada keluarganya dan menjaga wanita itu selama di istana.
Yang kedua, saat Savannah yang mulai ragu akan perasaannya kepada Howland, Roseanne muncul untuk meyakinkan Savy bahwa ia mencintai Howland. Setelah itu, dikatakan bahwa Rosie menikah dengan seorang Duke yang kebetulan juga adalah sahabat lamanya, dan keberadaannya pun tak lagi disebutkan hingga di bab terakhir …
Kemunculan ketiganya … adegan dimana ia dibunuh secara brutal oleh pasukan dari Duke Aslan montgomery. Roseanne yang kebetulan datang mengunjungi istana untuk menemui ayahnya, menjadi korban kekejaman pria bernama Aslan.
Rosie. Roseanne Meyer dan Roseanne Villiers. Apa Tuhan menghidupkannya kembali hanya karena kebetulan nama mereka yang sama saja?
Gadis itu menggeleng tak mengerti. Padahal cerita barbie lebih mengasyikkan.
Rosie menoleh ke arah Howland yang sedang menatapnya bingung.
"My poor child. Nasib yang sangat malang untukmu," gumamnya dengan sedih mengingat tentang bagaimana ending cerita yang ia baca.
Sedari ia hidup. Rosie selalu ingin memeluk Howland dan Savy. Keduanya adalah pasangan fiksi yang sangat indah. Hubungan mereka sangat sehat. Howland adalah gentleman sejati dan Savy yang dewasa sangat cocok untuk menjadi pasangannya. Rosie belum pernah merasa begitu dekat dengan tokoh utama dari novel-novel yang selalu dibacanya.
Mungkin karena sebelumnya, Rosie selalu membaca cerita-cerita mafia, romansa gelap, CEO, yang tokoh prianya terkadang sangat dominan dan toxic. Jadi sekalinya membaca cerita dengan tokoh utama yang super duper baik, rasanya Rosie ingin memeluk mereka. Dan di sini lah ia sekarang … duduk berhadapan dengan Howland Villiers. Tokoh utama favoritnya dari buku yang paling ia benci endingnya.
"Howland," panggil Rosie pelan.
"Ya?"
"Bolehkah aku memelukmu? Kau tahu, aku sangat menyayangimu. Aku ingin yang terbaik untukmu."
Howland tertawa kecil dan duduk di sisi ranjang kosong milik adiknya. Pria itu pun melingkarkan kedua tangannya dan Rosie membalas pelukan tersebut sangat erat. Sang dokter yang tadi memeriksa keadaan Rosie, izin meninggalkan ruangan.
"Aku tak tahu apa yang telah terjadi padamu, Rosie. Kau sangat aneh tetapi aku juga sangat menyayangimu."
Rosie menggeleng saat dirasa air matanya mulai tumpah.
"Aku melalui banyak hal yang berat, Howland. Dan aku tidak ingin kehilanganmu juga. Kau adalah kakak yang terbaik di seluruh dunia."
Howland menepuk punggung Rosie dengan sayang.
"Oh, dear. Aku tak akan kemana-mana. Aku tak akan pernah meninggalkan adikku sendiri lagi. Kau tak perlu khawatir."
Tapi kau akan meninggal di usia yang sangat muda, balas Rosie dalam hatinya. Rosie telah melalui banyak hal. Ia berada di suatu tempat antah berantah. Ia telah hidup kembali di sebuah dunia fiksi. Roseanne Meyer telah meninggal ditabrak truk dan sekarang ia hidup sebagai Roseanne Villiers.
Rosie mendorong tubuh Howland untuk menghapus jejak air matanya. Howland yang meliihat adiknya menangis, ikut bersedih. Ia pun membantu menghapus sisa air mata pada wajah adiknya.
Tidak. Ia tidak memiliki banyak waktu untuk menangis. Meratapi nasib bukanlah sesuatu yang akan membuat dirinya hidup panjang. Rosie harus bertindak. Ia memiliki bekal mengetahui alur cerita ini. Ia bersyukur telah membaca buku laknat tersebut hingga habis.
Meskipun buku tersebut tidak terlalu banyak menggambarkan siapa itu Roseanne Villers tapi setidaknya Rosie sangat mengenal tiga orang tokoh penting. Howland, kakaknya. Savannah Talitha atau Savy, tokoh utama wanita yang akan muncul saat malam pesta masquerade. Dan yang terakhir … sang villain, Duke Aslan Montgomery.
Tadi Howland bilang jika mereka sedang berada di manor milik Duke Aslan. Howland dan Aslan adalah teman dekat sedari mereka masuk ke dalam academy. Mereka akan berpisah karena sebuah kesalahpahaman di kemudian hari.
Hubungan mereka menjadi dingin. Suasana diperpanas karena Duke Aslan dengan sengaja menahan Savy dengan alasan keluarga Savy berhutang banyak kepada keluarganya saat tahu Howland menyukai gadis itu tetapi belum berani mengungkapkan perasaanya. Savy baru boleh kembali setelah keluarga Savy berhasil membayar hutang tersebut.
Keluarga Savy berasal dari keluarga bangsawan rendah yang keberadaannya tak terlalu menonjol. Mereka pun tak bisa berbuat banyak. Mereka mengirim Savy tanpa meminta pendapat gadis itu. Savy pun tinggal selama beberapa bulan di manor milik Duke Aslan. Duke Aslan yang mulanya menahan Savy untuk membuat marah Howland pun akhirnya jatuh cinta kepada gadis itu. Howland pun berusaha sebisa mungkin untuk membayarkan semua hutang milik keluarga Savy. Malam sebelum Savy kembali untuk bertemu Howland, Duke Aslan yang mabuk memaksakan kehendaknya pada Savy.
Merasa dirinya telah dinodai, Savvy pun memilih bunuh diri dan menyatakan bahwa ia akan selalu mencintai Howland apa pun yang terjadi. Dan begitu lah selanjutnya. Howland yang patah hati memutuskan menyusul sang kekasih di surga sedangkan Duke Aslan menjadi tak terkendali dan membantai seluruh istana Villiers karena beranggapan mereka lah penyebab kematian Savy.
Jika Howland berada di manor sang Duke, berarti kesalahpahaman itu masih belum terjadi. Dan Rosie masih punya waktu untuk menghindarkan keduanya dari kesalahpahaman tersebut.
Ia yakin ia bisa mengubah alur cerita itu. Rosie tidak ingin mati untuk kedua kalinya sebagai seorang figuran.
Rosie tersenyum kepada pria tampan yang sangat bersinar di depannya ini. Ia tidak ingin meninggal muda secara sia-sia. Rosie menggenggam tangan Howland erat membuat pria itu bingung akan perubahaan sikap adiknya yang sangat kontras.
"Howland!" panggil Rosie dengan tegas.
"Y-ya, my dear?" balas pria itu yang gugup karena kini adiknya terlihat sangat berapi-api.
"Mari kita hidup bahagia! Aku berjanji akan menjadi pelindung nomor satumu!" ujar gadis itu dengan tegas.
Sebelum Howland sempat membalas, pintu kamar terbuka dan muncul seorang pria tampan lain dengan pakaian serba hitam.
"Maaf, atas kelancangan saya. Saya mendengar kabar bahwa Putri Roseanne terjatuh ke dalam sungai. Saya kemari untuk meminta maaf atas kelalain para pelayan dan pengawal di sini," ujarnya dengan ekspresi wajah blank.
Rosie menatap pria itu dengan bingung. Dia siapa? Dilihat dari pakaian formalnya sepertinya ia salah satu bangsawan. Wajah pria itu saaaangat tampan meski pun tidak setampan kakaknya. Rosie memperhatikan pria itu dari atas hingga bawah untuk mencari klue identitas pria asing itu.
"Oh, Duke Aslan! Kau sudah kembali dari pesta perburuan?"
Mata gadis itu terbuka lebar. Siapa dia bilang tadi? Duke Aslan? Pria tampan dengan aura gelap di depannya itu adalah Duke Aslan montgomery? Pria yang akan membunuhnya? Tenggorokan Rosie tiba-tiba terasa sangat kering.
Di depannya berdiri pria yang akan melukai kakaknya dan Savy. Pria yang harus Rosie jinakkan sebelum ia menjadi gila dan membunuh semua orang. Tokoh penjahat utama yang harus Rosie jauhkan, sejauh-jauhnya dari Savannah!
"Maaf, Tuan Putri. Mengapa Anda menatapku seperti itu? Apakah ada yang salah dengan wajah saya?" tanya Duke Aslan yang tak nyaman diperhatikan oleh Rosie secara intens.
Gadis itu menggeleng cepat. "Tidak. Tidak ada apa-apa. Hanya saja kau lebih tampan dari bayangku."
Alis Duke Aslan terangkat. Howland mengernyitkan kedua alisnya.
"Maaf, Duke Aslan. Sejak kepalanya terbentur oleh bebatuan di sungai. Adikku bersikap sedikit berbeda dari biasanya.