Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

DirgAretha

Sari_Aryani_9459
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.5k
Views
Synopsis
Dirgantara Ayubi atau sering sekali dipanggil dengan Dirga,adalah ketua geng motor terbesar di Bandung, geng motornya selalu di puji dan tidak pernah membuat onar warga,ia juga berkuliah di univ Bandung,menjadi presiden mahasiswa Awwww” sakit bgtt ucap seorang gadis rambut pirang sebahu berkulit putih yang terjatuh di jalan aspal,woii siapa Lo kalo bawa motor liat kiri kanan dong jangan seenak jidat aja bawa motor Dirga pun membuka helm nya dan melihat ke arah gadis yang terduduk di aspal itu,heh lu tu kalo jalan liat kiri kanan kalo ada motor kenceng ngapain Lo nyebrang jalan,malah nyalahin gw” ucap Dirga,Aretha pun bangkit dari aspal tersebut dan menunjuk ke arah Dirga,loh tu udah salah masih aja ngeyel nyari pembenaran atas kesalahan,dan dari sinilah kisah Dirgarheta dimulai.

Table of contents

Latest Update2
bab 22 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Aretha,panggil seorang teman Aretha,reflek saja Aretha langsung menoleh ke sumber suara yang memanggilnya terlihat seorang gadis berkuncir yang sedang melambaikan tangan kepada Aretha dia adalah teman Aretha yang bernama yasmin. Kamu mau kemana tha? Ini mau pulang min,yaudah aku duluan ya!

Sepanjang Jalanan Kota Bandung masih basah akibat hujan deras yang baru saja reda, juga sepanjang tanah merah di atas jalanan yang tengah Aretha pijak. Gadis itu membiarkan sepatunya yang putih terkena cipratan lumpur tanpa peduli sama sekali meski ia amat menyukai sepatunya tersebut. Tangan kirinya memeluk setangkai bunga lili putih yang dibungkus dengan sederhana sedang tangan kanannya menenteng blazer berwarna kuning dengan logo Universitas ternama di Bandung sana.

"Hei siapa Lo kalo bawa motor liat kiri kanan dong jangan seenak jidat aja bawa motor

Dirga pun membuka helm nya dan melihat ke arah gadis yang terduduk di aspal itu,heh lu tu kalo jalan liat kiri kanan kalo ada motor kenceng ngapain Lo nyebrang jalan,malah nyalahin gw" ucap Dirga,Aretha pun bangkit dari aspal tersebut dan menunjuk ke arah Dirga,loh tu udah salah masih aja ngeyel nyari pembenaran atas kesalahan

Aretha sangat marah karna Dirga,yaudah gw minta maaf jawab Dirga sambil melengos,loh kalo minta maaf yang ikhlas,orang udah salah tapi masih aja gamau salah,celoteh Aretha, "yaudah loh mau gw ngapain?mau gw sujud di kaki loh sambil mohon maaf dari loh gitu? Tutur Dirga situasi pun memanas.

"eh blezer gw mana,cari Aretha mencari belezer kampusnya,

Ohh anak univ Bandung,kayaknya Maba ni,tunggu aja gw bakal jadi senior lu" gumam dirga

Hikkss ... hikksss ...awww sakit bgt tangan gw,gara gara loh ni sikut gw luka

Yaudah gw bawa kerumah sakit"ajak Dirga

"ogah ntar lu ngapa ngapain gw lagi,

Dih liat badan lu aja gw ga nafsu hahahah,ejek dirga

Dirumah*

Kesel bgt sih sama si cowo sok cool itu,gumam Aretha yang sedari tadi membersihkan blezer almamaternya yang terkena percikan lumpur sewaktu jatuh tadi,awas aja kalo sampe ketemu lagi sama tu cowo,gue buat ikan giling dia"

Sebellll bangett nyebelinnnn"teriak Aretha di kamar mandi,yang membuat mami Aretha menghampiri arah suara berasal,

"arethaaa kenapa kamu teriak teriak di kamar mandi keluar sekarang"titah mami Aretha, kaamu kenapa si teriak teriak di kamar mandi kalo ada apa apa cerita sayang jangan kayak gitu,emangnya ada apasih" tanya maminya

"jadi mi tadi kan Aretha mau nyebrang jalan nah terus ada motor yang nyerempet Aretha sampe jatuh ke aspal,sampe sampe sikut Aretha luka ni mii,kan pedihh,Aretha kesel miii"jelas aretha

Udah udah sekarang kamu mandi gih biar seger tu pikiran ga ngomel ngomel lagi,mama capek dengernya"suruh mami Aretha

"Eh tapi kalo di liat liat cowo tadi memang beneran cool dan ganteng banget sii,kaya vibes nya anak geng motor baik baik gituu,namanya siapa ya??,dih apaansi kok gw malah mikirin tu cowok

**

Rencananya sore ini Aretha ingin ke Gramedia karna ada buku baru yang launching Minggu ini

Gramedia*

Sore ini Aretha pergi bersama sahabatnya Yasmin,

"tha nanti aku mau minta temenin beli baju ya,kamu mau kan temenin aku abis beli buku" pinta yasmin, dan sesampainya di Gramedia mereka bertemu dengan seorang cowok yang memakai jaket hitam dan masker ala ala Khas anak geng motor,"i-itukan cowo yang nabrak gw ,wah gabisa di biarin ni gw harus labrak" Aretha menyusun taktik agar bisa menjaili si cowo yang sok cool itu,"aaah aku punya ide gimana kalau tabrak aja aku pura pura buru buru hahahah pinter bgt si Aretha heran bgt,lalu Aretha menabrak Dirga sampai sampai Dirga jatuh ke lantai,saat Dirga mendongak melihat ke atas "loooh" ngapain loh disini,Lo ngikutin gw?Lo mau balas dendam ke gw?hah? tanya Dirga tegas,

"dih siapa loh,gw ngkutin loh??,kurang kerjaan banget,lagian ya gw ke gramed ini buat beli buku yakali ngikutin loh sampe segitunya,ohiya lu marah ya di tabrak tanpa diminta maafinn,sakit kan lu,RASAIN" ejek Aretha seraya meninggalkan Dirga yang duduk di lantai

Dari kejauhan Yasmin melihat mereka,Yasmin melihat ke arah cowo yang ditabrak sahabatnya itu dan merasakan apa itu yang namanya cinta pandangan pertama

*dikampus*

"Woy anak baru kumpul sini!!" teriak seorang pria dengan blazer kuning di depan gerbang kampus.

Pria itu dengan arogan mengumpulkan semua mahasiswa baru ke lapangan di mana sudah ada teman-temannya yang lain yang siap melakukan tugas yang sama. Kegiatan seperti ospek ini adalah hal wajar ketika mulai memasuki dunia perkuliahan seolah setiap mahasiswa menurunkan estafet senioritas tersebut dari seniornya juga.

"Topi lu mana? Kemarin kan udah di bilang pake topinya, pake topinya!!" bentak pria tersebut pada seorang gadis sambil menarik name tag besar dari karton yang menggantung pada seutas tali rafia di lehernya. Kegiatan itu benar-benar tidak pandang bulu, bukan hanya junior pria yang di bentak atau bahkan di hukum namun para wanita juga harus mengikuti aturan yang sama.

"Maaf kak, saya lupa ...." Jawab gadis dengan kuncir kuda tersebut, ia tidak bisa menengadah menatap wajah senior yang membentaknya itu karena terlalu takut.

"Ya kalo elu lupa, balik lagi. Ambil biar enggak gue omelin!"

"Maaf lagi kak, rumah saya jauh jadi kalau saya balik lagi nanti saya kesiangan kakak pasti marah-marah juga." Kali ini gadis itu berani menjawab meskipun dengan seluruh keberanian yang ia miliki.

"Skotjam! Jangan berhenti sampe gue bilang berhenti." Senior tersebut membentak di hadapan wajah gadis itu, lelaki bernama Aghara itu sepertinya sudah muak di bantah terus menerus.

Gadis tersebut tidak punya pilihan selain mengikuti mau seniornya jika hidupnya ingin baik-baik saja selama kuliah di sana. Ia bahkan belum berhenti meski beberapa siswa lain sudah masuk ke dalam dan membuat barisan. Hingga seorang senior lain menghampirinya dan memberi isyarat bahwa waktunya sudah habis. Agha mengangguk kemudian meminta gadis itu berhenti dengan hukumannya dan ikut berbaris seperti yang lain. Lututnya lemas namun ia merasa lega karena penyiksaan itu baru saja selesai.

Suara langkah kaki yang cepat tiba-tiba terdengar dari arah gerbang yang di jaga oleh satpam dan beberapa senior yang bertugas di sana, seorang gadis tengah berdebat dan memohon agar ia bisa masuk meski terlambat 3 menit dari jam masuk seharusnya. Aghra melirik jam di pergelangan tangannya sambil tersenyum sinis seolah mendapat mangsa baru, ia menoleh dan berjalan ke arah kegaduhan tersebut dengan percaya diri namun ketika menatap wajah gadis yang tengah memohon pada teman-temannya itu aghara seketika saja mengalami bug, otaknya memproses dengan lambat apa yang ia lihat dengan matanya.

Gadis itu amat cantik dengan rambut kuncir kuda namun beberapa helainya tampak sedikit berantakan, kulitnya putih dengan hidung mancung juga bibirnya yang tipis, aghara bahkan tidak bisa bertingkah menjadi senior lagi ketika mengetahui kalau yang ada di depannya adalah mantannya semasa SMA yang selama ini ia masih belum bisa lupakan.

"Kamu kenapa terlambat?" tanya aghara setelah berhasil mengendalikan dirinya.

"Maaf kak, tadi ban motor saya bocor jadi harus cari tambal dulu, kalau saya enggak boleh ikut ospek enggak apa-apa kak saya mengaku salah." Jawabnya dengan nada memelas.

"Oke, masuk!"

Aretha terkejut dengan jawaban yang diberikan, sebab ia tahu betul kampus ini cukup ketat untuk masalah kedisiplinan, ia pasti sedang beruntung hari ini. Semua mata tertuju pada aretha ketika ia mengekor di belakang seniornya, ia menengok ke kiri dan mendapati teman-teman angkatannya sedang duduk di lantai dengan seragam dan aksesoris yang sama dengan yang ia gunakan. aghara menunjuk tempat kosong dan meminta juniornya itu duduk tanpa perlu di hukum.

"Enggak bisa gitu dong ga, semua junior harus dapat perlakuan sama." Protes seorang senior wanita pada aghara, "ekh kamu balik sini!" pintanya pada junior yang tengah menjadi perdebatan tersebut.

Aghra tidak membantah, ia tahu tindakannya tidak benar namun Aghara tetap melakukannya meskipun ia adalah wakil presiden mahasiswa yang harusnya lebih bijak lagi dalam mengambil keputusan. Sementara gadis itu kembali berdiri dan menghadap pada seniornya.

"Aretha Franklin." Senior wanita itu menyebut nama juniornya yang terpampang pada karton di dadanya.

"franklin, berdiri di depan teman-teman kamu!"

"Aretha kak." Gadis cantik itu meralat panggilan yang diberikan seniornya, ia memang tidak suka dipanggil dengan nama belakangnya.

"OKE ARETHA." Jawab senior wanita itu dengan sedikit geram sambil memberinya isyarat untuk maju ke depan.

Gadis itu tidak menolak, ia bahkan bingung kenapa tidak mendapatkan hukuman padahal kesalahannya cukup fatal. Aretha sudah mempersiapkan diri menghadapi hukuman apa pun yang bisa ia terima.

"Jangan terlalu keras Din." Bisik aghara pada Dini, senior wanita yang baru saja mendebat dirinya.

"Gue lakuin tugas gue gak pandang bulu, bukan kaya elu!"

Namun belum sempat Aretha di hukum, beberapa orang pria menghampiri kegiatan tersebut. Aura yang mereka keluarkan jelas berbeda, rasanya siapa pun bisa tahu bahwa pria yang berjalan di tengah memiliki kharisma seorang pemimpin hanya dari cara dia berjalan saja.

"Gimana ghar lancar?" tanya pria tersebut kepada Aghara.

''Lancar dir, teman kamu ini bahkan kasih previllage buat anak baru." Dini menyela jawaban Aghra sambil melirik pada Aretha.

Pria bernama Muhammad Dirgantara Ayubi itu menggeser tubuhnya sedikit untuk melihat mahasiswa baru yang di maksud oleh Dini itu, gadis cantik dengan wajah lembut yang jelas saja bisa membuat sahabatnya Aghara luluh begitu saja, dan Dirga baru saja sadar bahwa gadis yang ia lihat didepan matanya sekarang adalah seorang gadis yang pernah ia tabrak waktu itu.

.