Tekanan udara di tempatnya semakin menipis, Ronan mengatur nafasnya untuk tetap berkonsentrasi. Insting hewaninya mengatakan bahwa ada seekor serigala lain di radius terdekatnya. Pria itu terus melangkahkan kakinya. Senyumnya terbentuk kala mendengar auman seekor beruang yang cukup keras. Hatinya menginginkan hewan itu tetapi ia teringat oleh Arielle.
Ia menyadari seseorang tengah datang dari arah berlawanan. Benar saja, ia melihat Alexis dari tempatnya berada. Alexis tidak menyadari keberadaannya karena suasana hutan zona merah yang cukup gelap. Senyumnya mengembang melihat kilatan mata kuning yang mendekat ke arah Alexis dari belakang.
"Maafkan aku sweetheart, aku akan tetap membawakanmu seekor rusa jantan hidup-hidup tetapi yang satu ini tidak bisa aku lepaskan begitu saja."
Ronan mengangkat busurnya, menempatkan anak panah dengan tangan yang membentang. Ia memicingkan mata. Iris merahnya merkilau melihat korbannya yang siap menerjang. Ronan menarik panahnya kuat-kuat.