Tania berdiri dengan terengah di depan pintu ruang kerja milik raja. Ia memegangi dadanya yang berdegup kencang akibat berlarian. Ia menghirup udara panjang kemudian dihembuskannya perlahan. Tania juga memperhatikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat angin.
Setelah dirasa sudah cukup rapi untuk menemui sang raja, Tania pun melangkah maju. Namun sebelum ia mengantuk, pintu ruangan telah dibuka dari dalam. William baru saja keluar dari ruangan sang raja membawa sebuah gulungan surat kecil yang diikat pada kaki seekor elang salju yang cukup besar.
Elang itu memiliki bulu putih di bagian kepala dan ekor kemudian seluruh badannya dipenuhi bulu berwarna coklat. Kedua kaki elang besar itu mencengkeram lengan William dengan erat membuat Tania melangkah mundur merasa takut. Pria itu terlihat tak terganggu akan cakar yang mengelilingi tangannya.
"Tania? Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya William.