Cuaca yang sangat dingin tidak mengganggu Arielle juga Ronan. Arielle dengan mudah membakar kayu kering yang Ronan kumpulkan dengan kekuatannya dan mengajak Ronan untuk menghangatkan tubuh mereka di dekat perapian. Ronan mengeluarkan beberapa ubi dari kantong kudanya.
Tiga ubi tersebut ditusuk menggunakan kayu kemudian dibakar di atas api unggun. Pedang Ronan tak pernah lepas dari tangannya. Arielle mendekatkan dirinya kemudian duduk sambil bersandar pada sisi tubuh suaminya. Menunggu ubi yang Ronan persiapkan untuk matang.
Suasana malam di luar sangatlah sunyi. Hanya bunyi retih api dari kayu bakar yang terdengar juga gesekan ranting pepohonan yang terhembus oleh angin.
Ronan mengumpulkan ubi yang sudah matang. Ia membelah ubi panas tersebut dengan tangannya. Pria itu sama sekali tidak mengeluh meski pun ubi tersebut sangat panas.
"Berhati-hatilah ini masih sangat panas," ujar Ronan yang memberikan ubi yang sudah dibelah kepada istrinya.
