"Selama ini apakah kita masih berada di tahap teman, cecil? Tidakkah jantungmu berdebar lebih cepat saat berada di dekatku? Tidakkah kau hanya ingin memiliki untuk dirimu sendiri?"
AKu tidak berani menjawabnya. Ini adalah pertanyaan kesekian kalinya tetapi aku masih belum bisa menjawabnya dengan jujur. Aku tidak tahu mengapa aku seperti ini.
Aku sudah mencoba untuk menerima Raja Theodore sebagai suamiku tetapi hatiku merasa bahwa ini semua salah. Aku tidak bisa melakukannya meskipun aku sudah memaksakan kehendakku sendiri.
"Ah … kau sungguh membuatku gila," gumamnya.
"ENtah apa yang bisa kuberikan lagi agar kau bisa mencintaiku, cecil. Perasaanku sungguh tidak bisa kutampung. AKu bisa melakukannya dengan pemaksaan tetapi membayangkan bahwa kau membenciku saja sudah membuatku menderita."
Lagi-lagi yang aku utarakan saat itu adalah ungkapan permintaan maaf.
