Aku menunggu dengan sabar. Apakah pria itu benar-benar serius saat ia mengatakan bisa memberikanku penglihatan lagi? Jika benar, apa yang bisa aku berikan sebagai rasa terima kasihnya.
Pria misterius itu kembali tiba dan meriah tanganku. Ia meniup bagian tanganku yang sebelumnya terluka, mungkin jatuh yang tadi. Setelah itu ia mencoba mengangkat rokku yang kupegang erat untuk tidak diangkat.
"Aku melihatmu terjatuh tadi jadi diamlah. Aku akan mengobati lukamu juga."
Aku sedikit terkejut akan tawarannya mungkin ia mengetahui lukaku saat aku menyentuh wajahnya tadi. Tapi bagaimana dengan bagian di lututku?
Ah! Apakah saat aku ingin kembali ke kastil, dia melihatku yang terjatuh?
Aku memegangi rokku yang cukup erat karena ini pertama kali aku membiarkan orang asing melihat kakiku. Dengan sopan pria itu menutup kembali kakiku yang sudah ditetesi suatu. Aku tidak terlalu tahu, benda apa yang pria itu gunakan karena tidak bisa melihat.