Telapak kakinya terasa seperti ditusuk jarum saat melintasi lantai istana yang sangat dingin di malam itu. Ia tetap memasang senyumnya agar sang putri tidak merasa bersalah. Ia terlalu kasihan dengan kondisi adik sahabatnya itu.
Mereka tiba di perpustakaan sang putri dan William mengetuknya beberapa kali. Irene mendongak untuk melihat pakaah William yakin bahwa Arielle ada di sana.
"Yang Mulia, saya membawakan surat dari kayak Anda," ujar William dengan suara yang lebih keras.
William mengernyit kemudian izin untuk membuka pintu ruangan tersebut dan tidak menemukan siapa pun di dalam sana kecuali jaket milik Ronan yang tertinggal di lantai.
Oh … mungkin mereka sedang beristirahat di kamar, pikir William. Tapi kamar mana? Setahu William, mereka berdua memiliki banyak tempat bermain, mulai dari kamar Putri Arielle, kamar milik Ronan sendiri, juga kamar khusus keduanya. Hm … bisa juga di kantor milik Ronan?