Arielle berseru kaget saat wajah dingin pria itu menyentuh kulit lehernya. Ronan menghirup aroma Arielle yang ia rindukan.
"Maaf," gumam Ronan pada ceruk lehernya.
"Maaf untuk apa?"
"Tidak menepati janjiku da meninggalkanmu."
Arielle mengangguk. "Sudah aku maafkan. Ada lagi?"
"Maaf karena menginginkanmu tadi malam."
"Tidak apa-apa, aku sama sekali tidak mempermasalahkannya. Ada lagi?"
Ronan menggeleng dan Arielle tertawa. Ternyata memberi waktu dan ruang untuk pria itu semalam masih belum bisa membuat Ronan mengerti akan kesalahannya yang telah memukul Lazarus. Jika seperti ini terus, Ronan tidak akan pernah mengakuinya dan Arielle harus memberitahunya perlahan.
Arielle melepaskan pelukan erat pria itu dari pinggangnya. Awalnya Ronan meluak tetapi Arielle menyentuh wajahnya membuat pria itu seakan terhipnotis oleh Arielle.
"Ronan."
Ronan menyelami mata biru Arielle yang berkilau. "Ya?" balasnya.
"Kau memiliki satu kesalahan lagi dan aku sudah memberitahumu kemarin."