Mendengar panggilan tersebut seketika keempatnya berhenti berbicara dan menoleh ke samping. Ronan bangun dengan rambut yang berantakan. Ia mengerjapkan matanya dan saat melihat tangan Lazarus menyentuh pundak Arielle matanya menajam seketika sambil menggeram.
Lazarus meneguk air liur nya dengan susah payah. "Apakah bulan purnama anak tiba malam ini?" tanyanya sambil bergumam.
Kael yang lebih peka langsung menarik tangan lazarus dari pundak Arielle membuat wajah Ronan lebih rileks sekarang.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyanya tajam . "Kecuali kau, Arielle." sambungnya dengan nada yang lebih lembut.
Arielle dan William berdiri untuk mendekat. Arielle meletakkan telapak tangannya pada kening Ronan untuk mengukur suhu tubuhnya. Gadis itu terkesiap. "William, harus kah kita memanggil seorang pendeta lagi? Suhu tubuhnya sangat tinggi," tanya Arielle yang panik.