William kini beralih ke arah Kael dan Ronan. "Apa kalian mengenal Lazarus? Sepertinya ini pertama kali bagiku mendengar nama itu," ujar William.
Kael dan Ronan menggeleng secara bersamaan. Mereka pun berkomunikasi menggunakan telepati.
Arielle melirik Ronan yang juga terlihat enggan mengenali Lazarus sebagai temannya. Senyum ceria gadis itu perlahan luntur.
"Baiklah, aku akan merawatnya sampai Lazarus tiba. Tania, maaf membuatku repot datang ke sini. Kita bersihkan Crimson di tempat lain saja." Arielle menoleh ke arah Lucas. "Lucas, maaf membuatmu kesusahan. Tapi bisakah kau membawa baskom airnya lagi? Sepertinya kita harus pindah tempat."
"Tidak masalah, Yang Mulia. Saya siap membantu Anda kapan saja," ujar Lucas penuh dedikasi.
Ronan menepuk pahanya dan berdehem sebentar.
"William," panggilnya dengan nada tajam. "Ini bukan waktunya untuk bercanda. Jika Lazarus mendengar apa yang kau ucapkan tadi, Lazarus akan sangat kecewa padamu."
