Ronan menjilati kedua jarinya yang basah oleh cairan klimaks gadis itu. Ia bangun berdiri melihat Arielle yang tak berdaya di bawahnya. Ronan merasa semakin sesak. Mengingat Arielle menghisap ibu jarinya tadi membuat juniornya semakin memberontak. Terlebih lagi saat in matanya tertuju pada bibir Arielle yang berkilau oleh air liur.
Ronan menurunkan tubuhnya dan mengecup kening gadis itu panjang. Ia meraih tubuh gadis itu untuk digendong. DIbawanya tubuh Arielle yang terkulai lemas ke atas ranjang.
"Ronan?" panggil Arielle dengan suara parau.
"Yes, Love?"
Ronan ikut berbaring sambil memandangi wajah Arielle yang merona.
"Apa kita kan melakukannya?"
Ronan menggigit bibirnya menahan hasratnya yang memberontak.
"Kau ingin kita melakukannya? Kau tidak lelah?"
Ronan sudah bersiap-siap membuka celananya tetapi segera ia hentikkan saat melihat nafas Arielle yang perlahan menjadi teratur kemudian memejamkan matanya.