"Lebih banyak membantu? Maksudmu aku sama sekali tidak membantu apa-apa?"
Arielle terkekeh pelan dan mengecup bibir gadis itu. "Bukan seperti itu, Ronan. Semua orang memiliki tugasnya masing-masing. Kau adalah seorang raja."
"Dan kau adalah calon ratuku. Dan sebelum itu, kau adalah kekasihku. Sudah sewajarnya jika aku selalu ingin berada di dekatmu, bukan?" tanya Ronan dengan cemberut.
"Huh? Kau cemberut?" goda Arielle membuat Ronan mendesah panjang. ARielle menusuk pipi pria itu dengan telunjuknya membuat kekesalan Ronan seketika hilang tak berbekas.
"Seandainya kita sedang berada di kamarku, akan kubuat kau menyesal karena menggodaku," gumamnya membuat Arielle tertawa kecil.
Ronan menatap Arielle dengan penuh cinta. Hanya bersama Arielle ia bisa setenang ini. Bibirnya tersenyum pelan. Ia mengulurkan tangannya dan menarik wajah Arielle perlahan mendekat.
Demi Arielle ia bahkan berani membakar satu istana besar. Menghancurkan pusat sebuah kerajaan. Hanya untuk ARielle.
