"Kau sudah makan?"
"Sudah, Tuan Putri. Aku sudah bangun sedari tadi. Bahkan aku ikut membantu memasang beberapa ornamen di halaman belakang."
"Apa yang kau lakukan memasang ornamen? Kau butuh istirahat Tania!" tegur Arielle yang kesal mendengar Tania justru membuat tubuhnya kelelahan.
"Tapi tubuhku sudah lebih baik."
"Lebih baik belum tentu sudah sembuh!"
Tania menangkup wajah Arielle yang memerah. Mungkin apa yang yang dilakukannya membuat Arielle kesal. Namun mengenal Arielle, ia tahu ada hal lain yang membuat gadis itu semarah ini.
Tania pun memeluk Arielle agar gadis itu kembali tenang. "Maafkan aku, Tuan Putri. Aku hanya ingin mencoba mengorek informasi tentang keberadaan Sasha. Hanya itu saja. Mereka menutup mulutnya rapat-rapat membuatku kembali ke kamar dan beristirahat lagi." kata Tania berharap hal itu bisa mengurangi kecemasan Arielle.
Tania baru sadar bahwa di dekat pintu berdiri seorang ksatria dengan helm besi.