Olin mengangguk paham. "Ah, begitu rupanya. Kalau begitu artinya keputusan akmi sudah benar kan? Hanya akan menjadi sia-sia jika kita tetap berteman jika pada akhirnya Anda akan tetap pergi. Bukankah sudah tidak ada lagi yang membuat Anda tetap di sini?"
Tetap di sini? Dan hidup setiap hari dalam intimidasi kakak-kakaknya? Arielle menggeleng pelan. Ia tidak menginginkan itu. Meski pun teman pelayannya yang lain sering kali membantunya bersembunyi dari kakak-kakaknya tetapi hidup setiap hari dalam suasana waspada bukanlah yang Arielle inginkan.
Arielle tahu jawaban dari perbincangan mereka kali ini. Ia tak bisa membuat Olin atau pelayan yang lain untuk kembali menjadi temannya. Mereka telah melihat Arielle sebagai pengkhianat yang meninggalkan mereka dan memilih hidup yang lebih kayak di tempat lain.
"Terima kasih telah berbicara denganku, Olin. Kini aku merasa lebih lega."