William mengambil satu langkah maju kemudian mengulurkan sebuah surat kerajaan dengan lambang Northendell di atasnya kepada seorang pengawal untuk menyerahkan surat tersebut kepada Raja Hugo. Alexis yang terus memperhatikan William mengangkat alisnya penasaran. Begitu juga dnegan Andrea yang kini ikut maju dan duduk di salah satu kursi yang biasanya digunakan oleh para tetua untuk rapat di aula tersebut.
William tak gentar, ia terus mempertahankan senyum tipisnya menunggu Raja Hugo membuka isi surat tersebut. Ia tidak memperdulikan tatapan tajam dari Pangeran Alexis atau pun Putri Andrea sekali pun.
Raja Hugo membuka secarik kertas itu. Alisnya terangkat melihat satu paragraf singkat yang ditulis oleh Raja Ronan sendiri. Pria itu mendengus geli saat membaca kalimat terakhir. Ia menatap William singkat.
"Apa ini sebuah guyonan?"