Fedrick terbangun di tempat yang sangat asing, dia hanya seorang diri di dalam ruangan itu. Fedrick diikat di sebuah kursi, kedua tangannya diikat di lengan kursi begitu juga dengan kedua kakinya. Kursi itu tampak sedikit aneh tapi dia tidak curiga.
Mata Fedrick melihat sana sini, mencari keberadaan kedua orangtuanya. Ke mana mereka? Kepalanya terasa sakit, dia lupa apa yang terjadi setelah dia kembali ke rumah. Padahal Aleandra baru saja mengingatkan tapi tidak diduga musuh sudah menunggu kepulangannya.
Dia benar-benar bodoh, dia tidak tahu jika dia di jebak. Sebenarnya apa yang diinginkan pria itu darinya? Dia harap kedua orangtuanya baik-baik saja. Semua terjadi gara-gara egonya tapi apa salah mencari kekasihnya yang hilang? Dia hanya ingin mengetahui keadaan Aleandra namun keingintahuannya justru dimanfaatkan oleh orang yang telah menghancurkan keluarga Aleandra. Dia masih tidak percaya jika pria itulah yang telah membunuh keluarga Aleandra.