Setelah selesai membersihkan sisa-sisa penyiksaan di tangannya, Juna melangkah santai di sepanjang lorong bangsal kosong yang berada di markasnya. Ponsel berkali-kali berbunyi di dalam saku celananya.
"Ada apa?" tanya Juna setelah meletakkan ponsel di telinga.
"HYUNG!! HYUNG DIMANA?! AKU LELAH MENUNGGUMU," Haejin berteriak di seberang telepon.
Juna mengerutkan keningnya heran lalu sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya karena suara teriakan Haejin yang membuat telinganya berdengung.
"Jangan berteriak, Bocah! Kau buat telingaku sakit. Cari mati, huh?" tanya Juna sedikit mengancam, walaupun tidak membuat adiknya takut sama sekali.
"Aku cari Hyung, bukan cari mati. Kau di mana?" rengek Haejin.
Juna berdecih seraya melanjutkan langkahnya menuju pintu lift di ujung lorong.
"Kau selalu saja mencariku. Ada apa?"
"Ada urusan penting. Kau di mana, Hyung?" rengek Haejin sekali lagi.
"Memangnya kau di mana?" tanya Juna sambil menekan tombol lift.
