Keesokan paginya, Juna masih tertidur di balik selimut tebalnya ketika seseorang pelan-pelan masuk ke dalam kamarnya yang masih gelap.
Perlahan orang itu mendekati jendela lalu menepuk tangannya beberapa kali dan tirai pun terbuka.
"Selamat pagi, sayang." ucap gadis yang tak lain adalah Ara. Yah, sepertinya dia mulai kecanduan menjadi alarm pagi Juna.
"Apa yang kau lakukan di kamarku! Jangan seenaknya masuk ke dalam kamar laki-laki, Nona. Kau tidak tahu celaka, ya?!" rutuk Juna seraya menatap tajam gadis yang masih di depan jendela sana.
"Hey, hey, aku sedang berniat baik membangunkanmu pagi-pagi. Kau harus ke kantor, kan?"
"Menghilanglah, Kim Ara. Kau tidak bosan menggangguku?" ucap Juna dengan suara serak bangun tidurnya.
"Aigoo.. kau ini! Ayo bangun, jangan malah minta aku menghilang! Aku bukan penyihir yang bisa menghilang, kau tau?" ujar Ara dengan bibir mengerucut.