Dunia itu kejam, meski takdir sebenarnya lebih kejam.
"Jangan memanggilku kakak, kau pembunuh!"
Kehadirannya tidak pernah diharapkan karena telah mendatangkan bencana. Bahkan sebelum lahir, dia sudah membuat dunia hampir runtuh.
***
Pemuda itu berjalan menghampiri sang gadis yang duduk bersimpuh di dalam ruangan. Tatapannya tidak terbaca.
"Bahkan kalaupun kau menangis darah, aku tidak akan pernah Sudi menganggapmu adikku."
Rahang gadis berusia remaja itu di cengkram, Namun sang gadis tidak menampakkan ekspresi kesakitan.
***
"Dokter! Detak jantung pasien melemah." Seorang perawat wanita berucap dengan nada panik kepada sang dokter wanita yang sedang memimpin operasi saat itu.
"Siapkan defibrilator kita akan menyelamatkannya! 250 Joule clear?"
"Clear!"
Titt
Titt
Tiitttt
"Dokter, pasien kehilangan detak jantungnya!"
Ngiiingggggggg
"Dokter!"
"Dokter!"
"Dokter Xinjiang!"
"Catat waktu kematiannya."
***
"Aku tidak percaya nona Xinjiang, kau adalah Iblis bertopeng Malaikat."
"Dunia ini kejam tuan, untuk bertahan aku harus menjadi lebih kejam."
"Salah Nona, dunia memang kejam, tapi takdir jauh lebih kejam."
***
"Sudah ingin pulang ya Nona? Ingin kuantar?"
"Pergilah!"
***
"Benar-benar sialan!"
Mobil itu melaju kencang tanpa kendali. Xinjiang sudah berusaha menginjak rem namun itu sama sekali tidak berpengaruh.
Mobil yang dikendarainya melewati jembatan besar yang melewati selat, penghubung antar pulau. Jalanan sepi, hanya ada sebuah truk yang melaju berlawanan arah.
Xinjiang masih berusaha mengendalikan mobilnya, ketika tiba-tiba ada mobil yang menyalip truk dari arah berlawanan.
Mengambil bagian jalan yang sedang di lalui Xinjiang. Sehingga tak ada pilihan bagi Xinjiang selain membanting stir.
Srett
Wosshh
Tinnnnn
Tiinnnnnnnn
***
"Ampun yang mulia, hamba gagal menyelamatkan nyawa Putri Xinjiang."
***
"Di dunia Kultivator, seorang Kultivator hanya akan memiliki satu elemen saja yang bisa dia kendalikan. Namun ada beberapa Kultivator istimewa yang bisa menggunakan elemen."
***
"Ini adalah pedang Xīn suì. Pedang yang di temukan oleh pemilik toko, konon katanya pedang ini adalah milik dari Kaisar Tiānkōng yang jatuh 11 tahun silam."
"Pedang Xīn suì?"
***
"Matahari dan bulan menyatu dalam satu garis lurus, cahayanya menjadi petunjuk."
***
"Hamba membawa berita baik dan berita buruk yang mulia."
"Katakan!"
***
"Karena.... Meski kita sudah menganggapnya keluarga, dia tetap bukan bagian dari kita. Dan kita juga tidak bisa melibatkannya terlalu jauh kan?"
***
"Aku bersumpah akan mengingat ini, aku akan mencari siapa yang telah mengirim pembunuh bayaran di hari pertamaku!!!"
***
"Dia terluka!"
"Kita tidak bisa membawanya tuan muda."
"Ah begini saja!" tangannya bergerak melepas gelang giok yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu memasangkannya pada pergelangan tangan gadis itu.
"Anda sungguh mulia, tuan muda."
***
"Siapa kau?"
"Kau tidak ingat kakakmu ini, Li'er?"
***
"Namamu Xiao Lian, anak dari Xiao Yewan. Memiliki dua kakak, yang pertama Xiao Jiruo, dan yang kedua Xiao Shuai."
***
"Kurasa kita sedang tidak beruntung."
"Itu adalah penjaga utama alam Bumi."
***
"Aku tidak marah, hanya sedikit kecewa, mungkin?"
***
"Para Iblis sudah semakin banyak membuat kekacauan. Kita harus bergerak cepat!"
***
"Satu lagi Sekte yang hancur oleh Iblis."
"Sekte apa?"
"Ku dengar dari Akademi Tiga Pulau."
***
"Apa adikku bisa selamat?"
"Ini racun Api, dia tidak akan bisa selamat. Kecuali kalau ada nyawa yang bersedia dikorbankan untuk menjadi wadah pengganti."
"Aku bersedia!"
"Kau yakin melakukan ini kak Jiruo?" tatapannya terlihat khawatir, namun lawan bicara tampak memiliki keputusan yang sudah tidak dapat diganggu gugat.
"Apapun akan kulakukan untuk Shuai adikku."
***
Swoosshhh
"Kau tidak akan mampu mengalahkanku!"
"Aku memang tidak ingin mengalahkanmu, tapi aku ingin membunuhmu!"
***
"Kumohon jangan mati!" Tangan itu bergetar menyentuh kepala dari pemuda yang tergeletak bersimbah darah.
"Maafkan aku, aku mencintaimu Xinjiang."
***
"Apa yang kau lakukan?! Kau ingin mati?"
"Bagaimana kalau iya?"
Plakk
"Kau sadar apa yang kau lakukan, Xinjiang?!"
Wajah itu masih berpaling ke samping, tampak pipinya memerah akibat tangan yang menampar pipinya.
"Aku hanya ingin semua ini segera berakhir."
***
"Terima kasih atas bantuannya Nona." Dia membungkukkan tubuhnya seperempat lingkaran.
"Aku tidak meminta ucapan terima kasihmu. Aku hanya ingin bertanya, tempat apa ini sebenarnya?" Bertanya dengan mengangkat dagunya angkuh.
"Anda bukan berasal dari sini?!"
***
"Bagaimana mungkin Xinjiang bisa berada di Dunia Siluman?!" Dia bertanya dengan nada keras, begitu tidak menyangka.
"Dia jatuh ke Jurang antar Dimensi."
***
"Kita hadapi bersama!" Kedua telapak tangan itu saling menggenggam.
***
"Aku akan selalu berada di sisimu Xinxin." pemuda itu mengulas senyum yang teramat teduh dan menenangkan.
Degg
***
"Mati kau!"
Syuttt
Srakk
Duakkhh
***
Misteri di dunia ini seperti Palung Mariana.
Semakin dalam kau menyelam untuk membongkarnya, maka semakin jauh kau tenggelam ke dalamnya.
Qin Xinjiang yang telah menjadi Xiao Lian akan menyelamatkan dunia sesuai dengan ramalan yang telah dia dengar.
Pengorbanan setiap orang, darah dan air mata akan menjadi saksi perjuangannya.
Karena Api akan selalu pada oleh Air.
TBC