Chereads / Pahit Manis Kehidupan Seorang Perempuan / Chapter 4 - KEPUTUSAN YANG SULIT

Chapter 4 - KEPUTUSAN YANG SULIT

Saat meninggalkan kosan, suasana tiba-tiba menjadi tegang.

Tiba-tiba Zaki menghentikan motornya dan mengambil ponsel di sakunya.

"Mi.. April sama Dion gak jadi ikutan katanya ada acara mendadak." ucap Zaki dengan memegang ponselnya.

"Loh kok bisa kak? Jadi kita jalan cuma berdua aja ini?" jawab Mita dengan wajah bingungnya.

"Iya Mi. Gakpapa ya? Santai aja, kita cari makan yuk." Zaki berusaha menenangkan Mita yang terlihat kebingungan.

"Jleb banget kenapa jantung berdegup kencang gini.. Kok rasanya Zaki mau nembak aku ya.. Pede banget aku ya tapi kenapa tiba-tiba jadi berdua gini ah bingung..." banyak pertanyaan di dalam hati Mita.

Tidak lama kemudian mereka sampai di cafe yang cukup santai dengan dudukan lesehan dan suasana yang tenang.

"Duduk dulu Mi, aku ambil menu ya.."

Setelah Zaki mengambil menu dan duduk di sebelah Mita, akhirnya mereka memesan nasi goreng, cap cay dan jus buah.

Selama menunggu makanan datang, Zaki terlihat cemas dan seperti ingin mengatakan sesuatu kepada Mita.

Mita pun merasa ada yang aneh dan salah tingkah melihat Zaki seperti itu.

Makananpun datang dan mereka melahapnya perlahan karena suasana yang tiba-tiba menjadi tegang.

Mereka duduk bersebelahan dan tiba-tiba Zaki memegang tangan kanan Mita "Mi.. Aku suka sama kamu.. Mau nggak jadi pacar aku? Aku pengen kamu jadi istri dan ibu untuk anak-anakku nanti."

Pyaaaaaar.. seketika pikiran Mita kosong dan tidak tau mau ngomong apa untuk menjawab pertanyaan Zaki.

"Ha? eh.. kok.. Gimana ya kak.." jawab Mita terbata-bata.

"Aku belum ada perasaan sama kak Zaki. Aku takut mengecewakan dan gak sesuai ekspetasi kak Zaki. Tapi aku juga ingin mencoba dengan kak Zaki. Gimana ya aku takut menyakiti perasaan kak Zaki." Mita berkata dengan penuh kesedihan di raut wajahnya.

"Gakpapa Mi.. Kalau mau dicoba dulu. Nanti kalau nggak cocok boleh diakhiri saja." ucap Zaki.

"Iya kak maaf ya, karena aku juga nggak suka gantung perasaan laki-laki takut karma. Terus terang kak Zaki baik banget. Kita coba dulu ya kak, tapi untuk saat ini aku belum bisa bilang kalau aku sayang kak Zaki." jawab Mita dengan mata yang berkaca-kaca.

Setelah pernyataan cinta itu, mereka saling gugup dan salah tingkat. Makanan habis, merekapun bergegas pulang. Saat Mita baru menaiki motor, Zaki langsung menarik tangan Mita untuk memeluknya "gakpapa ya, kan udah resmi pacaran." Zaki berkata sambil tertawa kecil.

"Eh gilaaaa.. agresif banget nih laki." ucap Mita dalam hatinya.

Selama perjalanan pulang ke kos Mita, mereka saling diam dan tidak berkata sepatah katapun. Hanya terdengar suara kendaraan lain dan angin yang kencang malam itu.

Tiba-tiba sampai di depan kos Mita. Mita pun langsung turun dari motor Zaki dan melepas helmnya. Zaki menatapnya dengan senyuman manisnya.

"Selamat istirahat ya Mi.. Besok kuliahnya ku antar ya?"

"Iya kak, boleh.. Besok aku ada kelas pagi. Kutunggu ya" ucap Mita dengan tersenyum kecil.

Sesampainya di kamar, Mita langsung rebahan di kasurnya dan melihat ponselnya. "Tumben gak ada pesan dari Robi? Kemana ya dia? Kok seharian ini gak ada pesan darinya." Mita mencemaskan Robi yang biasanya mengirim pesan setiap hari tanpa absen. Padahal Mita sudah jatuh hati kepada Robi tetapi Zaki yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu..

Mita galau, terus memikirkan Robi ketika dia sudah menerima perasaan Zaki. Dia masih terus berharap kepada Robi tetapi Robi menghilang begitu saja. Hari demi hari masih memikirkan Robi yang hilang tanpa alasan padahal status Mita sudah menjadi pacar Zaki.

Esok harinya, Zaki menjemput Mita di depan kos untuk mengantarnya ke kampus.

"Sayang.. aku sudah di depan kosmu." pesan Zaki ke Mita.

Mita terkejut membuka pesan dari Zaki sebab dipanggil sayang "Omaigadddd.. pacaran nih aku sama Zaki? Sayang-sayangan nih?" Mita masih gak percaya kalau sekarang sudah memiliki pacar yaitu Zaki.

Mita langsung bergegas turun dan menemui Zaki.

"Maaf ya kak, lama. Tadi masih siap-siap."

"Kok masih kak sih? Kita kan statusnya udah pacaran, panggil sayang ya?" ucap Zaki sambil menatap Mita penuh perasaan.

"iya sayang.." jawab Mita dengan senyum manja nya.

Sesampainya di kampus, Mita menjadi sorotan teman-teman kampusnya karena berboncengan dengan laki-laki.

Mita sangat malu karena jadi bahan perbincangan teman-temannya. Zaki menurunkan Mita di depan lobi, tidak seperti pikiran Mita yang akan diturunkan di halaman depan kampusnya.

"Nanti kabarin ya pulang jam berapa sayang. Aku jemput." Zaki berkata kepada Mita.

"Iya nanti aku kabarin. Aku masuk dulu ya.." jawab Mita dengan tergesa-gesa dan segera menaiki tangga menuju kelasnya.

"Mampus.. mampus.. kalau Robi lihat gimana ini duh.." Mita panik sampai bercucuran keringat dan pucat.

Tiba di depan kelas dan ternyata sudah ada teman-teman Mita yang menunggu Mita untuk disorakin.

"Ciye.. ciye.. Pacar baru ciye.. Siapa tuh anak mana tuh.. Kenalin dongggg."

Pipi Mita memerah dan langsung meninggalkan teman-temannya tanpa berkata apa-apa.

Mita duduk dan mengambil ponsel dari tasnya, berharap ada pesan dari Robi. Tetapi Robi masih tidak mengiriminya pesan.

Dosenpun tiba dan kelas dimulai.

120 menit berlalu, akhirnya kelas telah selesai.

"Kok capek banget ya hari ini. Pengen pedes-pedes deh.." ucap salah satu teman Mita yang bernama Gita.

"Ho oh haus yaa.. Ngantin yuk." Cici berkata sambil menarik Mita.

Mita memiliki teman dekat di kampus dengan karakter yang berbeda-beda. Ada Gita yang super cerewet dan suka gibah, ada Cici yang ramean pol udah kayak toa masjid kalau ngomong, ada Rani yang jaim dan khasnya memiliki suara cempreng, dan terakhir ada Nur yang doyan makan sukanya ngajak ke kantin.

Saat Mita berjalan ke kantin bersama teman-temannya, dia berpapasan dengan Robi. Kebetulan jurusan Robi memang dekat kantin.

Mita gugup setengah mati. Perasaan Mita campur aduk antara senang dan gugup saat bertemu Robi.

Robi hanya tersenyum kecil dan langsung mengalihkan pandangan dari Mita.

"Lho? Robi kok gitu sih.. Aku salah apa sampai Robi mengalihkan pandangan dariku. Apa Robi tau kalau aku sudah berpacaran dengan Zaki?" Mita menggerutu dalam hatinya dan ekspresinya langsung berubah menjadi sedih.

Gita berkata "Eh kenapa Mi? kok tiba-tiba sedih gitu? Galau lo ya?"

Mita hanya terdiam tidak menjawan Gita dan terus memikirkan sikap Robi yang tiba-tiba dingin kepadanya dan menghilang dari beberapa hari yang lalu sejak berpacaran dengan Zaki.

Seketika mood jajan Mita hilang dan berpamitan ke teman-temannya "Aku ke kelas duluan ya. Udah gak pengen jajan." Mita berjalan sendirian menuju kelas dan masih memikirkan kesalahan apa yang telah diperbuatnya sehingga Robi berubah sikap kepadanya.