Mita terus teringat sikap Robi yang dingin ketika bertemu di dekat kantin. Perasaan galau masih menghantuinya, Robi masih terus ada di pikirannya.
"Titttt.. Titttt.." bunyi ponsel Mita yang ternyata ada pesan dari Zaki. "Sayang... udah kelar belum kuliahnya? Udah jam makan siang nih. Makan bareng yuk."
Mita membalas "Iya yank ini baru kelar. Jemput yaaa.."
Mita berjalan ke halaman depan kampus untuk menunggu Zaki. Masih aja ada Robi di pikiran Mita karena membuatnya penasaran. Setelah dibuat jatuh hati tiba-tiba menghilang tanpa pamit. "Emang dasar buaya!! Gak tanggung jawab." Mita mengafirmasi dirinya untuk membenci Robi dan melupakannya. "Untuk apa aku terus memikirkan Robi, padahal ada Zaki yang sayang sama aku dan memberi perhatiannya kepadaku." Pikir Mita.
Tidak lama Zaki datang.. "Kok nunggu disini sayang? Aku kan bisa jemput ke lobi dalam."
"Nggak apa-apa yank, aku pengen cari udara segar aja." jawab Mita dengan tersenyum kecil.
"Laper yank? Mau makan apa?" tanya Zaki.
"Terserah dah, ngikut aja sama yang punya Malang." jawab Mita sambil tertawa kecil.
Zaki asli orang Malang dan tinggal bersama orangtuanya. Sedangkan Mita tinggal di kosan dekat kampus bersama kakaknya yang bernama Putri.
Seketika motor Zaki terhenti. "Ayok turun sayang, kita makan disini ya.." ucap Zaki sambil memegang tangan Mita.
Mereka berhenti di warung makan prasmanan yang menyediakan masakan rumahan. Banyak sekali anak kos-kosan yang makan disana.
"Eh kok enak masakannya ya.. Boleh juga nih selera pacarku." ucap Mita dalam hati sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
"Enak sayang?" tanya Zaki kepada Mita.
"Ehem enak." jawab Mita.
"Kuliah hari ini gimana? Udah dapet temen deket belum?" Zaki bertanya.
"Ya biasalah masih awal yank cuma materi aja kan presentasi biasa. Dapet, udah nyantol sama temen-temen yang sejalan. Ada Gita, Cici, Rani, sama Nur. Baik-baik deh mereka. Dari yang cerewet, doyan makan, diem-diem cempreng kalau udah teriak, ada yang heboh juga kalau udah bersuara. Seru ya kuliah.." jawab Mita.
Tidak terasa sudah satu bulan Mita berpacaran dengan Zaki. Setiap hari bertemu, Zaki selalu antar jemput Mita ke kampus, selalu makan bersama, dan jalan-jalan malam mengelilingi kota Malang berdua saja serasa dunia milik berdua yeeee..
Siapa sangka Mita sudah mulai jatuh hati dengan Zaki karena semua sikapnya yang penuh perhatian dan kasih sayang kepada Mita. Perlahan Mita sudah melupakan Robi yang sampai sekarangpun tidak menghubunginya..
Selama sebulan mengenal Zaki, ternyata Zaki tipe laki-laki yang mudah bosan dengan pasangan berdasarkan cerita dari Zaki sendiri. Waktu itu di malam minggu mereka pergi ke alun-alun dan membeli camilan kemudian membahas mantan pacar. Siapa lagi yang membahas terlebih dahulu kalau bukan kaum perempuan, jelas saja Mita yang kepo duluan.
"Yank.. mantan pacarmu berapa?" Mita bertanya.
"Gak banyak.. Gak ada yang serius juga. Aku cuma serius sama kamu. Yaaaa paling lama pacaran cuma sebulan aja." jawab Zaki.
"Haaaa? Sebulan? udah kayak pendekatan aja cuma sebulan. Bohong kamu ah.. Gak percaya aku, modelan kayak kamu pacaran cuma sebentar." sahut Mita.
"Beneran sayang.. Pernah aku pacaran hanya seminggu. Karena aku gampang bosenan dan kalau gak cocok ya sudah aku putusin." ucap Zaki.
"He yank kamu kok jahat mutusin cewe seenakmu gitu? Karma lho ya nanti! Aku tuh paling gak suka sama cowo yang mutusin cewe, gak gentle." ucap Mita dengan wajah kesalnya.
"Tapi kan itu dulu sayang.. Sekarang sih aku gak akan mutusin cewe lagi karna udah nemu yang cocok yang pas di hati dan yang pasti gak pernah bikin bosen. Sayang banget aku sama kamu Mi.." Jawab Zaki dengan memegang tangan Mita dan menatapnya penuh cinta.
"Ah gombal kamu.. Jago bener bohongin cewe-cewe kamu nih.." ucap Mita dengan menahan tawa.
Semakin lama mengenal Zaki, semakin jatuh hati Mita kepadanya. Mita yang awalnya tidak memiliki perasaan apapun kepada Zaki, sekarang perasaannya mungkin sudah melebih Zaki kepadanya. Apa-apa maunya dianter Zaki, ditemenin Zaki, nempel Zaki terus kemanapun pergi.. Sampai akhirnya muncul sikap overprotektif yang parah. Mita memiliki sifat yang sangat cemburuan terhadap pasangannya. Apalagi kalau dirinya sudah jatuh cinta, dunia yang dimiliki pasangannya harus terisi semua tentang Mita.
Sebelum Mita jatuh hati kepada Zaki, mereka masih mewajarkan membonceng temen kampusnya yang lawan jenis. Mita pernah nebeng temennya yang cowo dan gak masalah bagi Zaki. Zakipun pernah mengantar temen kampus yang cewe pulang ke kosnya. Semua masih aman dan tidak ada pertengkaran di bulan pertama pacaran. Siapa sangka ketika memasuki bulan kedua pacaran sudah mulai timbul api cemburu di diri Mita. Setiap Zaki pamit ada temen cewenya yang nebeng, hati Mita langsung panas dan melarang Zaki mengantarnya.
"Sayang.. temen aku ada yang mau nebeng pulang nih cewe. Aku anter dulu ya.. Sebentar aja kok." Pamit Zaki ke Mita.
"Nggak. Aku gak mau kamu boncengan lagi sama cewe selain aku!!! Aku gak mau pokoknya harus aku aja yang kamu bonceng!!! Titik! Aku cemburu!" Balas Mita dengan penuh kesal.
"Lho sayang kok tumben marah-marah gini.. Yaudah aku gak jadi anter temenku. Sayang udah pulang belum? Kalau lagi istirahat yuk kita makan siang bareng.." balas Zaki berusaha menenangkan Mita.
"Ya! Jemput sekarang." Mita menjawab.
Setelah menunggu di halaman depan kampusnya, Zaki datang dengan penuh senyuman.
"Ayok naik sayang. Jangan ngambek gitu nanti cantiknya hilang lho.." Zaki menggoda Mita.
Mita langsung naik ke motor Zaki tanpa sepatah katapun.
Ketika di atas motor, Zaki memegang tangan Mita dengan lembut.
"Udah sayang ngambeknya. Kita makan yuk cari yang pedes-pedes kesukaanmu itu.." ucap Zaki yang berusaha menghibur Mita.
Mita hanya tersenyum dan tidak menjawab Zaki.
Tidak lama kemudian mereka sampai di warung mie ayam. Zaki langsung memesan mie ayam dua porsi sedangkan Mita menunggunya sambil duduk.
"Udah kupesenin sayang. Tunggu ya.." ucap Zaki.
Mita masih terdiam dan kesal kepada Zaki.
"Udah dong ngambeknya sayang, kan aku udah janji gak akan boncengan sama temen cewe lagi. Cuma kamu yang boleh aku bonceng. Percaya sama aku yaaa.." Zaki meyakinkan Mita sambil mengelus pipinya.
"Hm.. iyaaa.. Awas aja kamu bohongin aku. Kamu lebih sering boncengin temen cewe daripada aku yang nebeng sama temen cowo cuma dua kali aja! Janji ya?" jawab Mita dengan muka cemberutnya sambil menyodorkan jari kelingkingnya kepada Zaki.
"Iya sayang iyaaaa. Janji." Zaki menyodorkan jari kelingkingnya kepada Mita.
Akhirnya Mita luluh dan tersenyum.
"Yuk makan.. udah laper banget." ucap Mita..
Merekapun menikmati makanannya dengan lahap.