Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam Marsha masih terjaga di balkon memikirkan Danish sampai sekarang belum kembali ke kamar.
Perasaannya semakin kacau bolak-balik dia masuk kamar namun tidak ada Danish. Air matanya semakin tumpah namun dia tidak bisa menangis terus karena tidak mau besok harinya wajahnya bengkak dan melihat anak-anak.
Marsha akhirnya memutuskan menuju ke kamar anak-anak karena perasaannya semakin tidak enak. Sendirian di kamar membuatnya semakin sesak minda memutuskan pergi ke sana.
Perasaannya sedikit tenang melihat ketiga anaknya tidur dalam pelukan. Tidak ada lagi maid yang menjaga mereka kini Dhe menjadi pawang untuk adik-adiknya.
''Kalian adalah penyemangat Mommy sayang,'' bisik Marsha.
Dhe menggeliat karena merasakan usapan tangan Marsha namun dia tidak bangun karena kedua bola matanya ditarik untuk tidur. Marsha akhirnya memutuskan tidur di samping anak-anak beruntung tempat tidur besar hingga dia muat di sana.