Marsha menatap wajah Danish yang terlihat sendu dia tahu kalau pria dewasa ini sudah mengetahui apa yang dirasakan sekarang. Bulir bening lolos membasahi wajah ya yang terlihat pucat, dia tidak menyangka kondisinya semakin lama semakin lemah.
''Danish aku minta maaf,'' lirihnya.
"Kau tidak perlu meminta maaf sayang, aku tahu kamu menjalani ini semuanya dengan berat,'' ucap Danish sambil geleng-geleng kepala.
''Tapi aku terus menyusahkanmu Danish.'' Danish langsung menatap tajam dia tidak menyukai Marsha mengatakan itu.
''Katakan di mana yang sakit?" tanya Danish mengalihkan obrolan.
''Perutku terasa kram Danish.'' Danish langsung mengusap perut Marsha begitu lembut.
Dokter Kanaya yang melihat perhatian Danish yang begitu dalam kagum karena berbeda yang dia kenal sosok Danish luar sana dan keluarganya.
''Gimana sudah lebih baik tidak?" tanya Danish selembut mungkin.
''Ya Danish,'' jawab Marsha mengangguk malu karena mereka berdua ternyata dari tadi dilihat dokter Kanaya.