Danish beda habis pikir dengan kelakuan Marsha yang tiba-tiba menjadi tidak karuan berhubungan dengannya. Marsha yang dulunya pemalu kini menjadi ganas di atas tempat tidur bahkan dia sampai kewalahan menghadapi agresifnya tangan mungil itu dengan juniornya.
''Sayang aku baru ingat kalau sekretaris Tevan menungguku di ruang kerja,'' alasan Danish agar bisa lepas dari naungan Marsha karena dia tidak mau melepaskan sedikitpun.
''Tidak boleh! Aku mau bersamamu Danish,'' rengek Marsha sambil bergelayut di lengannya.
''Oh My God! Bagaimana ini? Tidak mungkin aku bersamanya satu hari bisa-bisanya nanti aku kurang vitamin,'' batin Danish.
Marsha melirik wajah Danish yang begitu cemas seperti memikirkan cara lepas darinya. Pelukannya semakin dia eratkan agar Danish tidak meninggalkannya.
"Biar kamu tidak menggoda terus Danish,'' kekeh ya.
Danish semakin gusar apalagi tangan Marsha mulai berkelana ke kakinya sontak dia mulai merinding.
''Marsha jangan ya! Aku tidak kuat,'' desisnya.
