Chereads / NAHKODA WAKTU / Chapter 3 - Tuntutan dari hubungan terlarang

Chapter 3 - Tuntutan dari hubungan terlarang

Seluruh tubuh Yoo Si Jin masuk kedalam bathtub yang penuh dengan air, dia sudah menenggelamkan seluruh tubuhnya di dalam bathtub, rasanya dia ingin bunuh diri saja saat ini. Dia seorang wanita berpikiran sempit, hatinya sangat hancur sehancur-hancurnya, dia tidak bisa lepas dari pernikahan ini namun dia juga sudah tidak bisa menjalani pernikahan ini.

Di saat napas Yoo Si Jin hampir habis terlintas sebuah senyuman dari anak-anaknya yang membuat dirinya mengurungkan niatnya.

"Bodoh ..., bodoh sekali," Yoo Si Jin mengumpat pada dirinya sendiri dengan napas yang belum teratur, air matanya tercampur dengan air, dia menagis untuk yang kesekian kalinya.

Hanya anak-anaknya saat ini yang memberikan kekuatan, dia masih bisa kuat saat suaminya main gila dengan mantan kekasihnya, namun saat dirinya ingin di madu pertahanan dirinya runtuh. Apalagi anak bungsunya Kim Jung Hwan masih membutuhkan air susunya, dia tidak bisa meninggal untuk saat ini karena hanya gara-gara satu laki-laki padahal dia masih memiliki 3 anak laki-laki yang masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari dirinya.

Dia ingin mengakhiri hidupnya, namun otaknya berproses, dengan cepat memikirkan anak-anaknya yang masih sangat kecil.

"Jika aku meninggalkan mereka, dengan siapa mereka akan hidup?" tanya Yoo Si Jin pada dirinya sendiri.

"Mereka akan hidup dengan ayahnya dan istri barunya, lalu bagaimana mereka akan memperlakukan anak-anakku yang hiperaktif, anak-anakku yang malang mereka tidak akan terurus dengan baik, anak-anakku tidak akan bahagia tanpa aku, wanita itu akan menyia-nyiakan anak-anakku yang tampan," Yoo Si Jin saat ini seperti buka dirinya sendiri, dia seperti orang gila yang akan kehilangan anak-anaknya.

Yoo Si Jin keluar dari bathtub dengan tergesa-gesa dan hanya mengunakan jubah mandi dia menghampiri anak-anaknya yang sudah terlelap di kamar mereka. Wajah-wajah mungil itu terlelap dengan damainya, tidur bersama dan menendang satu sama lain.

Jarum jam menunjukkan 22:18 tentu saja mereka sudah terlelap, mereka tidur di atas ranjang yang besar, Yoo Si Jin tersenyum di ambang pintu sambil memandangi ketiga buah hatinya itu sedang terlelap tidur, dia berjalan dengan hati-hati sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara agar tidak membangunkan mereka semua. Yoo Si Jin menyelimuti mereka, mengecup kening mereka bergantian dengan sangat tulus.

"Ibu berjanji akan bertahan demi kalian, hanya demi kalian, ibu akan melewati masa-masa pahit ini agar bisa melihat senyuman kalian setiap hari," Janji Yoo Si Jin pada putra-putranya, malaikat-malaikat kecil inilah yang memberikan kekuatan kepada dirinya dari cobaan hidup berat yang sedang dia pikul di pundak rapuhnya.

***

Yoo Si Jin hari ini keluar untuk berbelanja dengan membawa putranya yang paling kecil, dia pergi untuk membeli beberapa pakai untuk anak-anaknya.

Dia sama sekali tidak menyangka saat berada di toko pakaian itu dia melihat wajah yang sangat tidak asing baginya, tentu saja suaminya dan dia sedang bersama wanita yang sangat cantik yaitu Shin Hyorin, dia bertubuh indah dengan rambut panjang yang nampak sangat terurus.

Senyumannya merekah sungguh menawan, saat dia tertawa jari-jarinya yang lentik dengan kuku berwarna merah menutup mulutnya dengan manja, dia bermanja pada Kim Byeong In yang dengan setia menunggu wanita itu memilih-milih baju bayi.

Yoo Si Jin tersenyum smirk saat melihat apa yang sedang di lakukan oleh wanita itu, untuk apa di membeli banyak kebutuhan bayi jika perutnya saja belum buncit, Yoo Si Jin yang sudah mempunyai anak 3 dari Kim Byeong In hanya mengeleng melihat tujuan sebenarnya wanita itu, Shin Hyorin hanya mencari perhatian dari Kim Byeong In tanpa ada lainnya.

Sangat menjengkelkan untuk dirinya sendiri saat Yoo Si Jin membandingkan wanita itu dengan dirinya sendiri, dia hanya memakai kemaja biasa dengan bawahan celana hitam dan tentunya tidak seperti dia yang memakai sepatu high heels, itu sangat tidak ramah untuk seorang wanita yang mengendong seorang balita. Wanita itu benar-benar tubuhnya nampak terawat dia pasti banyak menghabiskan waktu dan uang untuk merawat kulit dan tubuhnya.

"Sangat miris," ucap Yoo Si Jin sambil menatap jari-jarinya yang tidak terurus, bahkan dia lupa memotong kukunya yang panjangnya tidak merata, apalagi rambutnya yang kusut sangat jauh dr kata perawatan.

"Bagai langit dan bumi," Kali ini Yoo Si Jin membandingkan tubuhnya sendiri dengan wanita itu, tentu saja berbeda, saat konflik melanda bukannya kurus karena stres dan banyak tekanan, Yoo Si Jin malah berat badannya nanjak 15 kilogram, pipinya semakin cabi dan pinggangnya tidak lagi ramping.

Karena tidak tahan lagi satu ruangan dengan mereka Yoo Si Jin memutuskan membatalkan acara belanjanya dan berniat pergi tanpa sepengetahuan mereka, namun saat Yoo Si Jin akan pergi dia mendengar wanita itu mengeluh.

"Apa aku nampak gemuk sekarang seperti istrimu?" ucap wanita itu sambil mengelus-elus perutnya.

"Tidak, kamu masih sangat cantik."

"Aku tidak ingin melahirkan normal, aku ingin operasi sesar aja, aku harus menjaga kecantikku."

"Terserah kamu saja," Kim Byeong tersenyum pada wanita itu, dengan sabar menunggu wanita itu memilih-milih baju bayi.

"Lihatlah sayang bukankah ini sangat cantik?" Kim Byeong hanya mengangguk serasa tersenyum.

Dia tidak tahu jika ada sepasang mata yang sedang menceemoh mereka dan tentu saja itu Yoo Si Jin yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Sayang, aku juga ingin tinggal di rumah itu setelah menikah?" Kim Byeong In sedikit terkejut saat wanitanya membahas tentang rumah yang di tinggali Yoo Si Jin dan ketiga anaknya.

"Aku akan membelikan apartemen untukmu."

"Tidak, aku tidak mau! Aku ingin rumah yang di tinggali oleh istrimu."

"Rumah itu terlalu besar untukmu, dan juga itu sudah di tinggali oleh Yoo Si Jin sejak lama, apa kamu mau tinggal satu atap dengannya?"

"Tentu saja tidak, aku ingin tinggal di sana, aku tidak mau tahu bagaimana caranya kamu mengeluarkan mereka dari sana."

"Aku akan membelikan rumah yang sam besarnya dengan rumah itu."

"Tidak, aku hanya ingin rumah itu, titik."

Kim Byeong In di buat tidak berdaya akan permintaan kekasihnya itu, wanita itu sekarang sedang merajuk padanya.

"Bukankah kamu mencintaiku, kenapa hanya memberikan sebuah rumah itu saja kamu tidak bisa."

"Bukan begitu, itu bukan saja tempat tinggal Yoo Si Jin namun juga anak-anakku."

"Di dalam perilaku ini juga ada anakmu, dan dia bayi perempuan, apakah kamu sudah tidak menginginkan bayi ini lagi?"

"Apa yang kamu katakan, jangan bicara omong kosong?"

"Sekarang kamu pilih anak perempuan ini atau anak-anakmu itu?"

"Mana mungkin aku bisa memilih?"

"Baik, jika kamu tidak bisa memilih aku tidak akan memutuskannya, aku akan menggugurkan bayi ini."

Tanpa menimbulkan persetujuan dari Kim Byeong In, wanita itu dengan kesal pergi dari tempat itu dan Kim Byeong In segera menyusulnya.

Sama sekali tidak ada senyuman di bibir Yoo Si Jin bahkan sebuah senyuman smirk tidak nampak di bibir Yoo Si Jin.

"Sekarang saja kamu saja tidak bisa memilih, bagaimana nantinya, aku malah yakin jika anak-anakku yang akan kamu korbankan." ucap Yoo Si Jin dengan tatapan tajam pada dua objek itu.

"Dan nampaknya dia yakin sekali jika janin yang ada di dalam kandungan seorang bayi perempuan, bagaimana jika itu anak laki-laki apakah mungkin dia masih bisa sombong dengan mulut besarnya, kandungannya masih beberapa minggu aku rasa dokter pun belum bisa melihat jenis kelamin janin itu," Yoo Si Jin tidak habis pikir kenapa suaminya bisa terjerat dengan wanita perebut suami orang yang konyol seperti itu, dia memang nampak cantik namun tidak cukup pintar pola pikirnya.

Yoo Si Jin juga mengikuti mereka keluar namun dia sudah tidak melihat perginya mereka kemana. Yoo Si Jin berjalan dengan pikiran kosong sepanjang trotoar, putranya yang ada di pelukannya sudah lama tertidur pulas, pandangan Yoo Si Jin tertarik pada sebuah salon yang ada di sebrang jalan dan entah mengapa langkah kaki itu langsung menuju ke arah salon itu tanpa berpikir panjang.

"Ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang wanita yang nampak cantik saat Yoo Si Jin masuk ke tempat itu.